Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Mengenal Metode Observasi, Cara Pengumpulan Data yang Bisa Diajarkan ke Anak

Hasna Fadhilah   |   HaiBunda

Kamis, 29 Feb 2024 18:51 WIB

Metode observasi
Metode observasi untuk diajarkan ke anak/ Foto: Getty Images/tongpatong
Daftar Isi

Sekelompok siswa mendapatkan tugas untuk mengetahui siapa siswa tertinggi di kelas. Oleh sebab itu mereka diminta untuk melakukan pengukuran tinggi badan masing-masing. Jika dilihat sekilas, tugas tersebut terkesan sangat sederhana. Namun sebetulnya, kegiatan tersebut merupakan salah satu bentuk dari pengenalan materi statistika atau ilmu yang berkaitan dengan data. 

Tugas yang diberikan guru kepada muridnya tersebut menunjukkan jika proses penyajian dan pengolahan data sebetulnya tidak selalu berkaitan dengan data-data yang rumit. Karena sebetulnya, materi pengolahan data dapat ditemui dari hal-hal sederhana di sekitar kita. Contoh paling sederhana lainnya ialah nama dan nomor presensi siswa juga termasuk dalam kumpulan data. 

Kini penyajian dan pengolahan data sudah masuk dalam materi pembelajaran untuk siswa sekolah dasar sejak diterapkannya pembelajaran Kurikum 2013. Pada implementasinya, mereka akan diminta untuk mampu mengumpulkan dan membaca data, menyajikan dan mengolah data tersebut, dan terakhir memberikan kesimpulan. 

Untuk mendapatkan data, para siswa dapat menggunakan metode pengumpulan data. Metode pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode pengumpulan data dapat melalui berbagai cara, misalnya melakukan wawancara, pengamatan atau observasi, tes, menelusuri dokumen, dan sebagainya. Salah satu metode termudah yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan observasi atau pengamatan. 

Mengenal metode observasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, observasi adalah peninjauan secara cermat. Bila dijabarkan lagi, observasi merupakan kegiatan yang dilakukan dengan pengamatan langsung di lapangan untuk mengamati objek, keadaan, atau pun suatu peristiwa yang akan diteliti. Pengamatan dilakukan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan. Hasil observasi biasanya ditulis dalam bentuk sebuah laporan. 

Contoh sederhana dari aktivitas observasi misalnya para siswa diminta untuk menyebutkan hewan apa saja yang ada di taman sekolah. Maka dari itu mereka akan melakukan pengamatan langsung di taman sekolah. Para siswa akan mencatat hewan apa saja yang mereka lihat disana.

Selain itu terdapat beberapa pengertian observasi menurut para ahli, di antaranya: 

  1. Menurut Creswell (2012) observasi atau pengamatan adalah sebuah proses pengumpulan informasi langsung yang dilakukan dengan mengamati orang atau lokasi dilakukannya penelitian.
  2. Menurut Patton (1990) observasi adalah salah satu metode yang paling penting untuk memahami dan memperkaya pengetahuan mengenai objek atau fenomena yang diteliti. 
  3. Menurut Sutrisno Hadi (1986) observasi adalah suatu proses yang kompleks yang tersusun dari berbagai proses baik secara biologis maupun psikologis. Karena observasi melibatkan dua hal penting yaitu proses-proses selama pengamatan dan ingatan.
  4. Menurut Sugiyono (2013) observasi adalah proses pengumpulan data dalam penelitian yang berkaitan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan responden dalam jumlah yang tidak terlalu besar untuk diamati.

Tujuan observasi

Mengapa dalam melakukan pengumpulan data, observasi adalah salah satu metode yang wajib dilakukan? Berikut beberapa alasannya:

  1. Observasi dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan. Pada penelitian ilmiah, data tersebut berguna untuk memecahkan permasalahan yang ada.
  2. Observasi menjadi metode yang praktis dan mudah dilakukan untuk mendapatkan jawaban terkait dengan objek yang diamati.
  3. Observasi mendorong seseorang untuk mampu dan mengamati sebuah objek. Bagi anak-anak, hal ini sangat bagus untuk memaksimalkan fungsi seluruh panca indera mereka. 

Ciri-ciri observasi

Adapun ciri-ciri dari observasi adalah sebagai berikut:

  1. Objektif. Observasi merupakan bagian dari proses penelitian yang pada dasarnya berupa hasil dari pengamatan langsung yang berdasarkan kondisi yang nyata dari objek yang diamati. 
  2. Faktual. Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung yang berdasarkan pada fakta dan data senyatanya di lapangan. Selain itu kebenarannya juga dapat dibuktikan. 
  3. Sistematis. Karena observasi merupakan bagian dari sebuah penelitian, maka pelaksanaannya terstruktur dan menggunakan metode yang sudah ditentukan sejak awal. 

Jenis metode observasi

Jenis metode observasi berkaitan dengan keterlibatan seseorang dalam penelitian yang dilakukannya. Jenis-jenis ini berlaku untuk penelitian ilmiah ataupun non-ilmiah. Menurut Sugiyono (2013), dari segi proses pelaksanaan pengumpulan datanya, jenis observasi dapat dibedakan menjadi:

Observasi partisipan

Observasi partisipan adalah peneliti terlibat aktif dalam kegiatan sehari-hari yang sedang diamati dan menjadi sumber data dalam penelitian. Melalui observasi ini, maka data yang diperoleh oleh peneliti akan lebih lengkap dan mendalam.

Observasi partisipan sederhana dengan melibatkan anak-anak misalnya ketika mereka diminta untuk melakukan pengamatan terhadap teman sebangku di kelas. Mereka dapat mengamati dan merasakan langsung bagaimana perilaku teman-temannya selama di kelas atau hubungan pertemanan satu sama lain, dan sebagainya. 

Observasi non-partisipan

Berbeda halnya dengan partisipan, dalam observasi non-partisipan peneliti tidak terlibat dan hanya menjadi seorang pengamat saja. Peneliti hanya dapat menilai dari apa yang tampak, rasakan, atau mereka dengar.  Contoh observasi non-partisipan misalnya, ketika anak-anak diminta untuk menyebutkan hewan apa saja yang ada di taman sekolah. Maka dari itu mereka akan melakukan pengamatan di taman sekolah untuk melihat hewan apa saja yang ada. 

Observasi sistematik

Observasi sistematik adalah pengamatan yang telah dirancang dengan terstruktur mengenai apa yang akan diamati, kapan dan di mana tempat pengamatan dipilih. Observasi jenis ini dapat dilakukan apabila peneliti sudah mengetahui objek atau variabel apa yang akan diamati, sehingga lebih terarah.

Contoh dari observasi ini adalah ketika guru memberikan kumpulan data yang berisi data diri seluruh siswa di kelas seperti nama, umur, alamat, tinggi badan, berat badan, dan lain-lain. Kemudian guru meminta para siswa untuk mencari tahu siapa siswa dengan tinggi badan paling tinggi di kelas.

Maka para siswa sudah mengetahui variabel-variabel apa yang harus mereka amati untuk mendapatkan jawabannya, yaitu nama siswa dan tinggi badan mereka untuk mengukur mana siswa dengan tinggi badan paling tinggi.

Observasi eksperimental

Observasi eksperimental atau tidak terstruktur merupakan kebalikan dari observasi sistematik. Observasi jenis ini adalah pengamatan yang tidak dipersiapkan dengan baik mengenai apa yang hendak diteliti. Hal ini terjadi karena peneliti masih belum tahu secara pasti apa yang akan diamati.

Contoh dari observasi eksperimental ini adalah ketika melakukan outing class ke kebun binatang. Di sana mereka bebas untuk melakukan pengamatan apa saja, mencatat hal-hal menarik yang ditemui, kemudian melakukan analisis sederhana dan menarik kesimpulan dari hasil pengamatan tersebut.

Keuntungan dan kerugian observasi

Seperti halnya dengan metode lain, observasi atau pengamatan memiliki keuntungan dan kerugian dalam pengimplementasiannya. 

Keuntungan observasi

  1. Metode observasi menghasilkan data yang lebih aktual. Hal ini dikarenakan data yang dikumpulkan merupakan hasil real berdasarkan pengamatan peneliti.
  2. Metode observasi secara langsung dapat menjawab rasa penasaran atau keingintahuan seseorang, terutama si peneliti itu sendiri. Sehingga peneliti mendapatkan data yang apa adanya, hasil dari pengamatan di lokasi penelitian.

Kerugian observasi

  1. Pengamatan membutuhkan waktu yang agak panjang sehingga pengamat harus benar-benar tekun dan cermat untuk mendapatkan data yang valid
  2. Terdapat beberapa data yang tidak bisa didapatkan hanya dengan observasi, misalnya mengetahui apa hobi dari masing-masing siswa di kelas. Untuk mengetahuinya, harus dilakukan wawancara atau bertanya langsung untuk mendapatkan informasi yang diinginkan. 

Demikian informasi mengenai metode informasi beserta kelebihan dan kekurangannya untuk sebuah pengumpulan data. Menghasilkan data yang lebih akurat, namun membutuhkan waktu lebih lama dari metode lainnya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda