Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Menu Isi Piringku untuk Anak 4-6 Tahun, Protein Daging Bisa Diganti Telur

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Kamis, 10 Nov 2022 09:40 WIB

Isi piring nutrisi anak
Isi piring nutrisi anak/ Foto: Getty Images/iStockphoto/NeoPhoto

Bunda pernah dengar istilah Isi Piringku? Isi Piringku kerap dikaitkan dengan pemenuhan gizi anak, terutama untuk usia 4-6 tahun.

Seperti kita tahu, anak 4-6 tahun seringkali sulit makan atau picky eater. Mereka menolak makan karena tak suka dengan menu yang diberikan. Pada akhirnya, kebiasaan ini bisa berakibat pada tumbuh kembangnya, Bunda.

Nah, dengan menggunakan menu Isi Piringku, Si Kecil bisa mendapatkan sumber nutrisi lengkap. Mulai dari karbohidrat, protein, hingga serat.

Dalam laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dijelaskan bahwa Isi Piringku merupakan gambaran porsi serta komposisi makan yang diberikan dalam sekali makan. Isi piringku membagi komposisi makanan menjadi empat, yakni makanan pokok, lauk-pauk, sayuran, dan buah-buahan.

Sebagai salah satu program pemenuhan gizi anak, pemerintah menggandeng pihak swasta untuk penerapan Isi piringku. Misalnya, guru-guru memberikan edukasi pada murid di sekolah PAUD.

"Kemenkes itu sejak tahun 2014 mengeluarkan Gizi Seimbang sebagai pengganti 4 sehat 5 sempurna. Nah, salah satu gizi seimbang yang paling mudah diingat adalah Isi Piringku," kata Prof. Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MSi., dari Departemen Gizi Masyarakat, FEMA, IPB, dalam acara Perjalanan Aksi Bersama Cegah Stunting di TK PKK Budi Rahayu, Mergangsan, Yogyakarta, Rabu (9/11/22).

"Kemudian kami meneruskan ini Isi Piringku untuk anak PAUD, nanti menyusul untuk SD. Kenapa untuk PAUD? Karena dari usia dini sudah mengenal ini dan menerapkannya, insyaallah menjadi pola dan kebiasaan makan yang baik," sambungnya.

Prof. Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MSi., sendiri merupakan Ketua Tim Penyusun Modul Isi Piringku 4-6 Tahun. Ia bersama timnya telah melakukan research tentang menu makan yang ada di Isi Piringku, Bunda.

"Kami memang research (menu makan Isi Piringku) untuk anak usia 4-6 tahun. Itukan kebutuhannya sekitar 1600 kkal, kebutuhan proteinnya kan terbatas tidak seperti orang dewasa, sehingga kami uji coba ini di laboratorium. Kami memasak untuk usia sekian, kemudian difoto dan dikembangkan. Kira-kira daging dan nasi ukurannya sekian," ujarnya.

Program Isi Piringku diharapkan tak hanya menyasar para guru dan siswa saja. Tapi juga para orang tua yang sehari-hari menyiapkan makan anaknya, Bunda.

"Orang tua juga perlu diedukasi tentang Isi Piringku, karena yang menyiapkan makan itu orang tua ya. Tapi ada juga peran sekolah untuk menyampaikan ini (Isi Piringku) kepada orang tua," ungkap Sri Anna.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Simak juga makanan yang bisa meningkatkan fokus anak dalam video di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]



TIPS PENUHI NUTRISI ANAK SEIMBANG TANPA MAHAL

Nutrisi anak puasa

Isi piring nutrisi anak/ Foto: Getty Images/iStockphoto/tongpatong

Menu Isi Piringku tak selalu mahal

Menu makan untuk anak yang penting bernutrisi ya, Bunda. Lalu bagaimana dengan pemenuhan gizi bila secara finansial orang tua tidak mampu membeli menu sehat?

Nah, Sri Anna mengatakan bahwa menu di Isi Piringku bisa divariasikan dan diganti dengan bahan lain. Terutama bila keluarga berasal dari ekonomi kurang mampu.

"Banyak yang berpikir sumber protein dan buah-buahan itu mahal. Padahal kan bisa dicari yang murah, misalnya pisang, jeruk, pepaya itu kan ada yang murah. Lalu proteinnya bisa daging diberikan sewaktu-waktu saja, diganti telur yang harganya relatif lebih murah. Jadi dipilih juga," ungkap Sri Anna.

"Tapi memang ada yang sangat miskin itu tidak bisa beli ya. Nah, ini mesti dibantu pemerintah. Sebab, status gizi seseorang atau seorang anak itu ada faktor langsung."

Menurut Sri Anna, faktor ekonomi bisa menjadi penghambat penerapan Isi Piringku. Sebaiknya, faktor yang satu ini diperbaiki agar masalah gizi anak di Indonesia menjadi lebih baik.

"Kalau faktor langsung itu pola asuh ibu yang akan menentukan asupan anak. Tapi di bawahnya lagi itu faktor ekonomi, kalau tidak diperbaiki ya tidak bisa," kata Sri Anna.


(rap/rap)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda