Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Apakah Penyakit Polio Bisa Disembuhkan dan Sudah Ada Obatnya? Ini Faktanya

Mutiara Putri   |   HaiBunda

Rabu, 07 Dec 2022 14:10 WIB

Polio vaccine vial
Ilustrasi Apakah Polio Bisa Disembuhkan & Ada Obatnya?/Foto: Getty Images/iStockphoto/anilakkus

Belum lama ini penyakit polio pada anak menarik perhatian masyarakat Indonesia. Seorang anak berusia 7 tahun di Pidie, Aceh, terserang polio dan mengalami kelumpuhan pada kakinya.

Kasus ini lantas membuat para orang tua cemas, Bunda. Bukan tanpa alasan, Indonesia sendiri sudah mendapatkan sertifikat bebas polio sejak tahun 2014 silam.

Perlu diketahui, penyakit polio merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan total hanya dalam hitungan jam. Meskipun baru mendapatkan satu kasus, pemerintah langsung menetapkan kasus ini sebagai kejadian luar biasa (KLB).

Penyakit polio harus diwaspadai karena dapat menyebabkan kelumpuhan permanen. Tak hanya itu, penyakit ini juga bisa menyebabkan kematian karena gagalnya atau lumpuhnya sistem pernapasan.

Dikutip akun Instagram @kemenkes_ri, ancaman polio menjadi besar bila cakupan vaksinasinya rendah. WHO sendiri menyatakan status polio saat ini adalah Public Health of International Concern (PHEIC), yang sama dengan status monkeypox atau cacar monyet.

Apakah polio bisa sembuh?

Lebih lanjut, Kemenkes mengumumkan tidak ada obat yang bisa menyembuhkan polio. Satu-satunya hal yang bisa dilakukan adalah mencegahnya dengan pemberian vaksinasi.

"Tidak ada obat untuk polio. Satu-satunya cara pencegahan (adalah) melalui pemberian imunisasi," tulis Kemenkes.

Hal ini turut disetujui oleh dokter spesialis anak dr. Dian Sulistya Ekaputri. Ia menjelaskan bahwa polio hanya bisa disembuhkan gejala akutnya saja.

"Dalam kasus polio yang bisa disembuhkan adalah gejala akutnya. Sedangkan untuk kelumpuhan yang ditimbulkan, hanya dapat dihentikan perkembangannya agar otot tidak semakin mengecil," tuturnya pada HaiBunda, baru-baru ini.

Vaksin polio

Terdapat dua jenis vaksin polio yang bisa diberikan pada Si Kecil. Berikut ini deretannya:

  1. Vaksin polio tetes (OPV) diberikan 4 kali pada usia 1,2,3, dan 4 bulan.
  2. Vaksin polio suntik (IPV) diberikan 1 kali pada usia 4 bulan.

Hingga kini, cakupan vaksinasi polio nasional masih di bawah target 90 persen. Bukan tanpa alasan, hal ini disebabkan oleh berbagai hal seperti pandemi COVID-19, antivaksin, serta hoaks tentang imunisasi.

Selain obat dan pencegahannya, Bunda juga perlu tahu bagaimana polio bisa menular. Simak penjelasan lengkapnya pada laman berikutnya, ya.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Jangan lupa intip lagi video manfaat imunisasi untuk anak berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]



POLIO MENULAR MELALUI TINJA

Poliomyelitis virus vaccine with stethoscope and syringe at the background

Ilustrasi Apakah Polio Bisa Disembuhkan & Ada Obatnya?/Foto: Getty Images/iStockphoto/Manjurul

Proses penularan polio

Polio ditetapkan sebagai salah satu penyakit menular yang sangat berbahaya. Penyakit ini bisa menyerang anak-anak di usia berapa saja, terutama ketika mereka belum mendapatkan vaksinasi.

Dokter Dian menjelaskan penyakit polio utamanya menular melalui tinta pada lingkungan dan sanitasi yang buruk. Tak hanya itu, polio juga bisa menyebar melalui makanan atau minuman yang tercemar.

"Penyakit ini bisa menyerang anak-anak di usia berapa saja jika belum mendapatkan vaksinnya. Penularannya dapat melalui tinja terutama pada situasi lingkungan dan sanitasi yang buruk dan makanan atau minuman atau air yang tercemar oleh tinja penderita polio," tutur dr Dian.

"Terdapat juga bukti ilmiah bahwa lalat dapat memindahkan virus polio dari tinja penderita ke makanan," lanjutnya.

Banner 6 Doa Anak Agar Sehat

Gejala polio

Kebanyakan anak yang terinfeksi polio tidak menunjukkan gejala sehingga penyebaran infeksinya dilakukan secara diam-diam. Berikut ini deretan gejala yang mungkin terlihat pada anak:

  1. Demam
  2. Kelelahan
  3. Sakit kepala
  4. Muntah
  5. Kekakuan di leher
  6. Nyeri pada anggota badan.

"Gejala lanjutannya adalah lumpuh layu. Istilah lumpuh layu merujuk kepada kelumpuhan yang terjadi secara akut (mendadak) pada anak usia dibawah 15 tahun," pungkas dr Dian.


(mua/fir)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda