Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Dampak Broken Home pada Anak, Pahami Ciri & Cara Menghadapinya

Mutiara Putri   |   HaiBunda

Rabu, 14 Dec 2022 21:00 WIB

Asian boy kid sitting and crying on bed while parents having fighting or quarrel conflict at home. Child covering face and eyes with hands do not want to see the violence. Domestic problem in family.
Ilustrasi Dampak Anak Broken Home/Foto: Getty Images/iStockphoto/Kiwis

Setiap anak pasti ingin memiliki keluarga yang utuh seperti anak-anak lainnya. Meski begitu, ada banyak anak yang memiliki keluarga tak utuh atau broken home.

Perceraian sendiri menjadi hal yang lazim di masyarakat. Perceraian ini dapat didasari oleh beragam hal mulai dari kekerasan dalam rumah tangga, perselingkuhan, hingga prinsip dan tujuan yang sudah tak sejalan.

Banyak anak-anak yang bertahan dari keluarga broken home ini. Meski begitu, tak sedikit anak yang kondisi mental dan sifatnya turut berpengaruh.

Dampak anak alami broken home

Mengutip dari akun Baby Gaga, ada beberapa dampak anak alami broken home yang bisa Bunda kenali. Simak deretannya berikut penjelasan selengkapnya:

1. Pemalu dan kurang terampil

Pemalu dan kurang terampil dalam kehidupan sosial adalah sifat umum yang dimiliki anak-anak dari keluarga yang berantakan. Ini sering terjadi pada anak yang terjebak di tengah perceraian.

Setelah bercerai, suka atau tidak, tingkat kenyamanan anak akan terpengaruh. Perubahan drastis dalam hidup Si Kecil dapat menyebabkan anak menjauh dari Bunda dan berdiam diri.

2. Kurang percaya diri

Rasa malu dan kurang percaya diri berjalan beriringan ketika anak dalam keadaan broken home akibat perceraian. Di sini, para orang tua mungkin melihat kepribadian anak perlahan mulai berubah.

Anak juga bisa menyalahkan dirinya sendiri atas perpisahan orang tuanya. Kurangnya rasa percaya diri ini akan terlihat di sekolah ketika anak tidak berkontribusi dan cenderung tak mau bersosialisasi.

3. Merasa depresi

Depresi berat adalah gangguan kesehatan mental yang serius dan dapat menyebabkan banyak hal lainnya. Pada anak, depresi bisa jadi tak tertahankan.

Perceraian yang dramatis antara Bunda dan Ayah bisa membuat Si Kecil mengalami trauma. Pada akhirnya, anak akan sulit sulit berteman dan mudah 'meledakkan' perasaan negatif.

4. Akademik menurun

Salah satu dampak negatif paling umum dari perceraian adalah pendidikan dan aktivitas akademiknya di sekolah menurun. Bukan tanpa alasan, ini karena mereka memiliki lebih banyak hal yang dipikirkan di dalam kepala.

Ada pula perasaan-perasaan yang muncul seperti khawatir, cemas, dan sedih. Ketika tak diatasi dengan baik, nilai anak akan terus menurun dan mengubah tingkah lakunya di kelas.

5. Memiliki pikiran untuk bunuh diri

Ini mungkin ekstrem dan jarang terjadi, namun benar ada kasusnya. Pikiran untuk bunuh diri bisa muncul karena anak depresi sehingga merasa segala sesuatu dalam hidupnya telah menurun.

Sekali lagi, keadaan depresi serius ini bisa sangat sulit didiagnosis dan diobati pada anak-anak. Depresi, kecemasan, gangguan suasana hati, semuanya bisa menimbulkan pikiran untuk bunuh diri.

Lantas bagaimana cara mengatasi anak yang broken home? Klik baca halaman berikutnya ya, Bunda!

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Jangan lupa saksikan juga video Kim Kardashian resmi bercerai berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]



JANGAN LUPA KATAKAN CINTA

daughter upset in argument between mother and father in house family

Ilustrasi Dampak Anak Broken Home/Foto: Getty Images/iStockphoto/Iam Anupong

Cara mengatasi anak broken home

Jangan menyerah menghadapi anak yang broken home ya, Bunda. Menilik dari laman Times of India, ada beberapa tips yang bisa Bunda lakukan. Berikut ulasannya:

1. Jangan ubah rutinitas anak

Hal terbaik yang bisa Bunda lakukan untuk anak-anak agar meminimalkan efek dari broken home adalah menjaga agar kehidupan anak tidak berubah. Tetap jaga rutinitas keseharian anak mulai dari bangun pagi, berangkat sekolah, dan sebagainya.

2. Berkomunikasi dengan baik

Komunikasi adalah hal yang terpenting untuk mendekatkan diri dengan anak. Bunda bisa ekspresikan perasaan kepada anak namun pastikan tidak dengan agresif, ya.

Biarkan anak mengungkapkan isi hati mereka kepada Bunda. Mereka juga akan meyakini bahwa Bunda dapat memahami perasaan mereka.

Banner Tips Melahirkan Normal Tanpa Epidural

3. Saling jujur

Bersikap jujur kepada anak-anak memberi mereka perasaan bahwa Bunda mempercayainya. Secara alami, mereka akan mempercayai Bunda kembali.

4. Daftarkan ke kelas hobi

Memanjakan anak dan mendaftarkan mereka ke kelas-kelas hobi dapat mengalihkan pikiran mereka dari kekacauan yang terjadi dalam kehidupan pribadi. Bunda bisa daftarkan mereka ke kelas bela diri atau menari.

5. Beri tahu anak Bunda cinta mereka

Cinta adalah satu-satunya emosi yang dapat memperbaiki hal yang rusak. Satu-satunya hal yang dibutuhkan anak saat menghadapi perceraian adalah mengetahui Bunda tetap mencintai mereka.

Jika melihat perubahan drastis perilaku seseorang, termasuk beberapa tanda di atas, jangan ragu untuk menanyakan kondisinya.

Selain itu, Bunda juga bisa hubungi lima rumah sakit yang disiagakan Kementerian Kesehatan untuk melayani panggilan telepon konseling pencegahan bunuh diri, yakni:

1. RSJ Amino Gondohutomo Semarang (024) 6722565
2. RSJ Marzoeki Mahdi Bogor (0251) 8324024, 8324025, 8320467
3. RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta (021) 5682841
4. RSJ Prof Dr Soerojo Magelang (0293) 363601
5. RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang (0341) 423444

Kemudian, ada pula nomor hot line Halo Kemenkes di 1500-567 yang bisa dihubungi untuk mendapatkan informasi di bidang kesehatan, 24 jam.


(mua)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda