Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Ciri Imunisasi BCG yang Gagal, Benarkah Tak Timbul Bisul di Lengan Bekas Suntikan?

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Jumat, 03 Feb 2023 22:10 WIB

Ilustrasi vaksin BCG
Ciri vaksin BCG gagal/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Manjurul

Tuberkulosis (TB) terus menjadi salah satu ancaman kesehatan masyarakat yang utama. Mengutip artikel yang dipublikasi oleh Frontiers in Immunology,  terhitung sekitar 1,5 juta kematian per tahun di seluruh dunia. Vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guerin), yang dikembangkan hampir 100 tahun lalu, adalah satu-satunya vaksin yang tersedia untuk melawan TB. 

Yang seringkali menjadi pertanyaan adalah mengapa TBC masih menjadi masalah? Diharapkan dengan ditemukannya vaksin BCG dan obat-obatan untuk melawan TBC, dapat memberantas TBC dengan cara yang sama seperti pemberantasan cacar.

Penyebab TBC sulit diberantas

Ternyata ini sulit diatasi karena beberapa hal seperti berikut ini:

  • Sebagian besar peningkatan awal tingkat TB di negara-negara yang lebih maju terkait dengan perbaikan perumahan, nutrisi dan akses ke pengobatan, tetapi masalah ini masih ada di banyak negara yang kurang berkembang.
  • Beberapa galur bakteri TBC telah mengembangkan resistansi terhadap 1 atau lebih obat anti-TB, membuatnya lebih sulit untuk diobati vaksinasi BCG efektif terhadap bentuk penyakit yang parah, seperti meningitis TB pada anak-anak, tetapi tidak seefektif TB yang  menyerang paru-paru pada orang dewasa, sehingga dampak vaksinasi BCG terhadap penyebaran TB terbatas.
  • Epidemi global HIV yang dimulai pada tahun 1980-an telah menyebabkan epidemi kasus TB yang sesuai karena HIV melemahkan sistem kekebalan seseorang, membuat mereka lebih mungkin mengembangkan TB dan infeksi lainnya.
  • Pertumbuhan pesat karena adanya perjalanan internasional telah membantu penyebaran infeksi.
Baca Juga : Vaksin BCG

Vaksin BCG sendiri ditemukan oleh peneliti Perancis Albert Calmette dan Camille Guerin dengan cara in vitro melewatkan M. bovis selama hampir 13 tahun. Studi klinis dengan BCG dilakukan di Prancis dan Belgia pada tahun 1920-an dan menunjukkan kemanjurannya terhadap TB anak.

Melihat keefektifan BCG terhadap TB anak, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan perluasan program vaksinasi BCG ke negara-negara endemik TB, termasuk Indonesia.

Seberapa baik vaksin bekerja?

Dikutip dari laman NHS, vaksin BCG mengandung strain bakteri TBC yang dilemahkan, yang membangun kekebalan dan mendorong tubuh untuk melawan TBC jika terinfeksi, tanpa menyebabkan TBC itu sendiri.

Vaksinasi BCG yang diberikan kepada bayi dan anak kecil memberikan perlindungan yang konsisten (hingga 80 persen) terhadap bentuk TB masa kanak-kanak yang parah, seperti meningitis TB. Ini bisa kurang efektif melawan TB yang mempengaruhi paru-paru pada orang dewasa. Perlindungan dari vaksin BCG dapat bertahan hingga 15 tahun.

Vaksin BCG dapat sepenuhnya melindungi TB?

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan melalui jurnal Vaccine tahun 2015, Moliva dan rekan peneliti mengungkapkan bahwa ada beberapa alasan mengapa vaksin BCG tak dapat sepenuhnya melindungi dari tuberkulosis.

Menurut Moliva, salah satu pertimbangan penting adalah rute vaksinasi BCG versus rute alami infeksi M.tb. Rute alami infeksi bakteri TB adalah saluran pernapasan. Saat kita bernapas, bakteri memasuki bagian terdalam paru-paru tempat mereka menginfeksi sel manusia. Namun, suntikan di lengan merupakan rute paling umum untuk vaksinasi BCG.

"Kesenjangan ini mungkin merupakan faktor utama di balik kemanjuran yang buruk terkait dengan vaksinasi BCG. Memang, data mendukung perlindungan unggul terhadap TB jika vaksin diberikan langsung ke paru-paru. Namun, kerusakan paru-paru yang tidak diinginkan telah mencegah pengembangan dan penggunaan vaksinasi TB paru secara langsung," tulisnya dikutip dari laman Atlas of Science.

Masalah penting lainnya adalah keragaman substrain dari vaksin BCG. Setelah uji coba vaksinasi pertama pada tahun 1920-an, BCG didistribusikan ke beberapa laboratorium di seluruh dunia. Karena pertumbuhan berkelanjutan dari strain BCG asli tidak memiliki pedoman standarisasi, hal itu mengakibatkan munculnya lebih dari 20 substrain BCG.

"Saat ini, pejabat kesehatan masyarakat menggunakan substrain BCG yang berbeda untuk program vaksinasi TB internasional, yang menyebabkan variabilitas besar dalam perlindungan yang diamati terhadap TB di berbagai negara. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menilai perbedaan antara substrain untuk menentukan mengapa beberapa substrain lebih melindungi perkembangan TB daripada yang lain."

Lebih lanjut, Moliva mengatakan bahwa saat ini vaksin TB memang sudah canggih, berdasarkan peningkatan BCG, telah dihasilkan di banyak laboratorium. Mereka menargetkan aspek tertentu dari mekanisme pertahanan inang, khususnya komunikasi antara sel yang terinfeksi dan sel yang merespons infeksi.

"Namun, belum ada vaksin yang dapat sepenuhnya mencegah infeksi, menyoroti pemahaman kami yang terbatas tentang mekanisme pertahanan yang diperlukan untuk perlindungan terhadap infeksi M.tb dan perkembangan TB. Dalam hal ini, pemain utama yang berkontribusi menghasilkan pertahanan terhadap infeksi M.tb adalah lingkungan paru-paru," ujarnya.

"Tidak ada yang diketahui tentang bagaimana lingkungan ini dapat berdampak pada efisiensi setiap vaksin yang dikembangkan melawan TB. Kami menyimpulkan bahwa untuk mengembangkan vaksin TB yang berhasil, pertama-tama kita harus mengarahkan upaya kita untuk memahami bagaimana pertahanan tubuh manusia dibangun dan bekerja sama melawan perkembangan TB, termasuk kontribusi dari semua faktor yang dibahas di atas."

Ciri-ciri vaksin BCG gagal, benarkah tidak timbul bisul?

Mengutip laman Ikatan Dokter Anak Indonesia, umumnya bahwa setelah penyuntikan vaksin BCG, terjadi bisul atau luka bernanah. Hal ini dikarenakan vaksin BCG mengandung bakteri hidup sehingga penyuntikannya akan menyerupai infeksi alamiah, yang mana tubuh melakukan respons imun dan terbentuk bisul, Bunda.

Lokasi munculnya bisul adalah di tempat penyuntikan vaksin. Awalnya bekas suntikan akan mengalami kemerahan yang diikuti bisul berisi nanah yang kemudian akan mengering dan menimbulkan jaringan parut.

Perlu diketahui bahwa jika bayi belum pernah terpapar oleh kuman TB, maka reaksi bisul BCG terjadi dalam kurun waktu 2 sampai 12 minggu (paling sering antara 4 sampai 6 minggu). Jika bisul muncul kurang dari 1 minggu, kemungkinan besar bayi tersebut telah terpapar kuman TB sebelumnya sehingga diperlukan pemeriksaan lanjutan.

Reaksi ini disebut reaksi cepat BCG. Secara alamiah, bisul akan menyembuh dan meninggalkan bekas berupa jaringan parut yang datar berdiameter 2 – 6 mm. Jaringan parut tersebut biasanya terbentuk dalam waktu 3 bulan, Bunda.

Jadi, bisul memang muncul pada kebanyakan anak yang divaksinasi BCG, tetapi tidak semua anak mengalaminya. Jika anak tidak bereaksi terhadap vaksin ini, bukan berarti mereka tidak meresponsnya. Bukan berarti pula vaksin BCG gagal atau tidak terbentuk proteksi sehingga tidak perlu dilakukan pengulangan walaupun bisul atau jaringan parut tidak terbentuk.

Jadi, kalau di lengan Si Kecil tak tumbuh bisul usai disuntik vaksin BCG, bukan berarti gagal dan harus diulang ya. Semoga informasinya menjawab rasa ingin tahu Bunda dan Ayah di rumah.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Simak informasi mengenai imunisasi gratis untuk bayi 0-6 bulan dari pemerintah dalam video di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]



(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda