
parenting
Waspada Kasus Campak Merebak Kembali, Sudahkah Anak-anak Divaksinasi?
HaiBunda
Minggu, 22 Jan 2023 13:40 WIB


Merebaknya penyakit campak belakangan ini tentu meningkatkan kewaspadaan orang tua pada kesehatan anak-anak. Menurut data, pada tahun 2022 suspek campak tercatat hingga 13.920 kasus. Sementara hingga saat ini, suspek yang terkonfirmasi campak tercatat sekitar 3.341.
Kementerian Kesehatan mencatat, per 18 Januari 2023, terdapat 53 KLB campak di 34 kabupaten. Kasus campak sudah sempat tertangani, namun kembali merebak akibat cakupan vaksin yang berkurang saat pandemi Covid-19 berlalu sejak 2020 lalu.
Sejarah penyakit campak (Rubeola)
Campak/Rubeola adalah penyakit yang disebabkan oleh virus, sifatnya akut (terjadi dalam waktu singkat), dan sangat menular.
Referensi tentang penyakit campak dapat ditemukan sejak abad ketujuh, Bunda. Penyakit ini digambarkan oleh dokter Persia Rhazes pada abad ke-10 sebagai "penyakit yang lebih ditakuti ketimbang cacar."
Pada tahun 1971, ditemukan vaksin kombinasi campak, gondongan, dan rubella (MMR) di Amerika Serikat. Sedangkan vaksin kombinasi campak, gondong, rubella, dan varisela (MMRV) ditemukan pada tahun 2005.
Sebelum vaksin tersedia, infeksi virus campak hampir mengenai semua anak-anak. Lebih dari 90 persen orang kebal karena riwayat infeksi sebelumnya pada usia 15 tahun.
Campak masih merupakan penyakit umum dan seringkali fatal di negara berkembang. Jumlah kasus campak di seluruh dunia yang dilaporkan telah meningkat sebesar 79 persen dalam dua bulan terakhir.
Kasus ini naik tajam dibandingkan dengan waktu yang sama tahun lalu akibat penurunan cakupan imunisasi. Angka kematian anak secara global sebanyak 160.000 per tahun akibat campak dengan berbagai komplikasinya.
Gejala campak pada anak
Masa inkubasi campak pada anak rata-rata berlangsung selama 11 hingga 12 hari. Kemudian anak akan menunjukkan gejala campak sebagai berikut:
- Demam tinggi,
- Mata merah (konjungtivitis),
- Pilek dan batuk
- Kemudian akan diikuti oleh muncul ruam 2-4 hari setelah timbul demam (saat demam masih tinggi)
- Tanda yang khas pada pemeriksaan adalah adanya Bercak Koplik, bercak putih keabuan dengan dasar merah di pipi bagian dalam.
- Umumnya penderita campak akan lemas dan berisiko mengalami dehidrasi bila asupan cairan tidak terpenuhi.
Tipe ruam yang khas pada campak
- Ruam campak adalah berupa makulopapular (kemerahan dan sedikit timbul, tidak berisi cairan)
- Biasanya berlangsung 5 hingga 6 hari
- Ruam muncul awalnya pada garis rambut, kemudian meluas ke wajah dan leher bagian atas.
- Selama 3 hari berikutnya, ruam secara bertahap menyebar ke badan hingga mencapai tangan dan kaki.
Apakah semua demam dengan ruam adalah campak?
Belum tentu Bunda, jadi banyak sekali diagnosis banding dari campak. Salah satunya adalah Exanthema Subitum (Sixth Disease) atau yang dikenal dengan 'tampek'. Penyakit ini derajatnya lebih ringan dibanding campak.
Pasien juga mengalami demam dan yang membedakan dengan campak adalah ruamnya timbul ketika demam turun. Anak tidak mengalami mata merah. Kondisi ini umumnya tidak memerlukan penanganan khusus dan anak akan sembuh dengan sendirinya (self limiting disease).
Apakah rubella adalah campak?
Nah, rubella atau campak Jerman (German measles) ini juga salah satu diagnosis banding campak. Umumnya penyakit ini tidak bergejela/ringan jika menimpa anak-anak maupun dewasa.
Namun, penyakit ini menjadi sangat berbahaya bila diderita oleh Ibu hamil, karena dapat menyebabkan bayi yang dikandungan mengalami Sindrom Rubela Kongenital (SRK).
Bagaimana tanda bayi dengan SRK? Berikut faktor risiko yang mungkin muncul:
- katarak (kekeruhan lensa mata),
- penyakit jantung bawaan,
- gangguan pendengaran, dan
- keterlambatan perkembangan, termasuk keterlambatan bicara dan disabilitas intelektual.
Seberapa menular penyakit campak pada anak?
Campak merupakan penyakit yang sangat menular, dengan kemungkinan penularan hingga mencapai lebih 90 persen pada anak yang terpapar dengan penderita campak. Manusia merupakan satu-satunya reservoir (tempat berkembangnya virus) sehingga penyakit ini sangat mungkin untuk dieradikasi. Campak sangat menular terutama antara 4 hari sebelum, hingga 4 hari sesudah ruam muncul pertama kali.
Penularan campak
Penularan campak terjadi dari individu ke individu lainnya melalui droplet pernapasan, dan melalui transmisi aerosol di udara di area tertutup (misalnya, ruang ber-AC) hingga 2 jam setelah seseorang dengan campak berada di area tersebut.
Cara mencegah penularan campak pada anak
Satu-satunya pencegahannya adalah dengan pemberian vaksinasi ya, Bunda. Saat ini tersedia 3 jenis vaksinasi kombinasi yang mengandung virus campak yang dilemahkan, dapat dilihat pada tabel berikut:
Vaksin campak untuk anak
Jadwal pemberiannya adalah sebagai berikut:
- Pada umur 9 bulan, anak diberikan vaksin MR, namun jika sampai umur 12 bulan belum pernah mendapatkan vaksin MR, maka dapat langsung diberikan vaksin MMR.
- Jika anak sudah berusia 18 bulan, bisa diberikan lagi dosis ulangan MR atau MMR
- Vaksin dosis ketiga kembali diberikan saat anak berusia 5-7 tahun (di sekolah dasar, pada program BIAN)
- Efektivitas ketiga vaksin campak ini sangat tinggi, yakni mencapai hingga 95 persen pada dosis pertama dan 99 persen setelah dosis kedua.
Kelompok yang berisiko mengalami campak berat
- Tidak pernah mendapat imunisasi campak
- Malnutrisi (kekurangan gizi)
- Usia di bawah lima tahun (balita)
- Memiliki penyakit penyerta dan kondisi kekebalan tubuh rendah (misal pada anak leukemia, HIV, ataupun sedang diterapi kemoterapi).
Pengobatan anak campak
Bila anak menunjukkan gejala mengarah ke campak, Bunda sebaiknya segera mengajak anak ke Dokter Anak/layanan Kesehatan lainnya agar anak segera mendapatkan penanganan yang tepat. Seperti yang sudah dipaparkan di atas, tidak semua demam dan ruam adalah campak, sehingga untuk memastikannya, Bunda harus berkonsultasi dahulu dengan Dokter ya.
Apabila Dokter sudah memastikan bahwa anak menderita campak, maka sebaiknya anak diisolasi (tidak diajak keluar) Selama kurang lebih 14 hari.
Pengobatan untuk anak yang campak terdiri dari:
- Pemberian cairan yang cukup sesuai dengan keperluan harian
- Vitamin A dosis tinggi selama 2 hari berturut turut (perlu diberikan dosis ulangan apda anak gizi buruk dan mengalami komplikasi di mata)
- Antibiotik (atas pertimbangan khusus)
- Pada anak yang sariawan, jaga kebersihan area mulut, hindari pemberian makanan pedas
- Pada anak dengan infeksi mata derajat ringan, tidak perlu diobati, namun bila cukup berat maka akan diberikan antibiotik.
- Pastikan kulit tetap bersih dan kering.
Apakah anak yang sudah terkena campak tak perlu divaksin?
Anak tetap perlu divaksin ya, Bunda, karena tidak semua demam dan ruam itu pasti campak. Bisa saja anak hanya mengalami exanthema subitum, ataupun sakit yang lainnya. Dengan pemberian vaksinasi maka anak akan mendapatkan kekebalan terhadap campak.
Untuk menjaga agar daya tahan tubuh anak optimal, maka selalu berikan anak nutrisi yang cukup dan seimbang, cukup istirahat, dan terapkan kebiasaan mencuci tangan selepas bepergian. Hindari mengajak anak ke tempat umum bila tidak mendesak. jangan lupa untuk selalu memeriksa catatan vaksinasi agar anak mendapatkan vaksin sesuai jadwal. Semoga bermanfaat!
Demikian informasi gejala campak pada anak hingga cara mengobatinya, Bunda.
Simak informasi mengenai vaksin campak dan lainnya dalam video di bawah ini:
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
Waspada Monkeypox atau Cacar Monyet pada Anak dan Bayi, Ketahui Proses Penularannya

Parenting
Ingin Anak Cerdas dan Sehat? Ini 15 Makanan yang Disarankan & Dilarang Diberikan ke Si Kecil

Parenting
Mycoplasma Pneumoniae pada Anak: Gejala, Penyebab, Penularan dan Pengobatannya

Parenting
Pentingnya Vaksin PCV pada Anak: Melindungi dari Pneumonia dan Polusi Udara

Parenting
Daftar Pelaksanaan BIAN Tahap 2 dan Lokasi Pendaftarannya, Bunda Perlu Tahu


10 Foto
Parenting
Keren! Anak-anak Ini Nggak Takut Lho Pas DivaksinÂ
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda