sign up SIGN UP search
Ilustrasi vaksin BCG

Bundapedia

Vaksin BCG

Nanie Wardhani   |   Haibunda

Vaksin BCG atau Bacillus Calmette-Guérin (BCG) diciptakan oleh Albert Calmette dam Camille Guérin pada tahun 1921.

Setelah itu, vaksin ini mampu menanggulangi penyakit tuberkolosis yang merupakan penyakit paling mematikan. Kini posisinya di belakang COVID-19 sebagai penyakit yang paling banyak membunuh manusia.

Vaksin BCG biasanya diberikan kepada anak balita, atau orang dewasa dengan keadaan tertentu. Bagaimana caranya bekerja dan apa saja efek sampingnya?


Apa itu vaksin BCG?

Vaksin BCG adalah vaksin terkenal yang diberikan kepada bayi untuk melindungi mereka terhadap Tuberkulosis (TBC). Vaksin ini juga dikenal dengan nama vaksin Bacillus Calmette-Guérin (BCG). 

Vaksin BCG telah digunakan selama lebih dari 90 tahun dan telah terbukti efektif dalam melindungi orang dewasa dan anak-anak dari TBC.

Vaksin BCG disuntikkan di lengan bayi secara intradermal. Vaksin ini terdiri dari sel bakteri yang telah dilemahkan, yang menyebabkan kulit menjadi kemerahan dan bengkak. Ini merupakan gejala normal yang akan hilang dalam waktu beberapa minggu.

Vaksin ini memiliki tingkat efektivitas yang tinggi dalam melindungi bayi dan anak-anak dari TBC. Namun, vaksin ini tidak sepenuhnya efektif untuk melindungi orang dewasa. Vaksin BCG juga tidak melindungi dari jenis TBC yang disebabkan oleh bakteri lain.

Vaksin BCG diberikan ke semua bayi di banyak negara, termasuk di Indonesia. Vaksin ini diberikan saat bayi lahir. Anak-anak yang telah menerima vaksin ini dari bayi harus menerima suntikan ulang setiap lima tahun.

Selain itu, vaksin BCG juga diberikan ke orang yang berisiko tinggi terinfeksi TBC, seperti orang yang baru saja tiba di daerah yang memiliki tingkat TBC yang tinggi atau orang yang bekerja di industri medis.

Vaksin BCG berkontribusi dalam menurunkan tingkat infeksi TBC. Hal ini telah terbukti melalui penelitian yang telah dilakukan. Namun, vaksin ini tidak menjamin perlindungan 100 persen, jadi penting untuk mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah infeksi TBC.

Efek samping vaksin BCG

Meskipun vaksin ini umumnya aman, ada beberapa efek samping yang perlu dipertimbangkan.

Efek samping umum dari vaksin BCG termasuk sedikit ruam, gatal, atau kulit merah. Reaksi ini biasanya berlangsung selama beberapa hari dan tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, dalam beberapa kasus, reaksi alergi yang lebih parah dapat terjadi. 

Jika reaksi alergi terjadi, mungkin diperlukan obat anti-alergi atau obat lain untuk mengurangi gejalanya.

Selain itu, vaksin BCG juga dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius. Beberapa efek samping yang terkait dengan vaksin ini termasuk abses, infeksi, atau kerusakan jaringan di tempat vaksin dimasukkan. Selain itu, ada juga risiko infeksi TB dari vaksin ini.

Siapa yang seharusnya divaksin BCG?

Vaksin BCG adalah vaksin yang diberikan untuk melindungi orang dari tuberkulosis. Tuberkulosis adalah penyakit infeksi paru-paru yang menular yang dapat menyebabkan komplikasi yang serius dan bahkan kematian. 

Orang yang paling membutuhkan vaksin BCG adalah mereka yang berisiko tinggi terkena infeksi tuberkulosis. Ini termasuk orang yang tinggal di daerah yang memiliki tingkat infeksi yang tinggi, orang yang mendapatkan imunosupresi (penurunan sistem kekebalan tubuh) karena kemoterapi atau penyakit, dan orang yang menjalani transplantasi organ. 

Vaksin BCG juga dianjurkan untuk orang yang bekerja di lapangan kesehatan, terutama di bidang penanganan tuberkulosis.

Selain itu, anak-anak di bawah usia 5 tahun juga membutuhkan vaksin BCG. Ini karena mereka lebih rentan terhadap infeksi dan komplikasi yang disebabkan oleh tuberkulosis. Vaksin ini juga dianjurkan untuk anak-anak yang tinggal di daerah dengan tingkat infeksi tuberkulosis yang tinggi.

Vaksin BCG adalah vaksin yang penting untuk melindungi orang dari infeksi tuberkulosis. Orang yang paling membutuhkan vaksin ini adalah mereka yang berisiko tinggi, anak-anak di bawah usia 5 tahun, dan orang yang bekerja di lapangan kesehatan. Vaksin ini bisa membantu mencegah infeksi dan komplikasi yang disebabkan oleh tuberkulosis.

Vaksin yang selalu hidup

Vaksin ini dikenal sebagai vaksin yang hidup karena mengandung strain bakteri hidup yang disebut Mycobacterium bovis. Vaksin ini membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh melawan TB.

Vaksin BCG mengandung bakteri hidup untuk membantu sistem kekebalan tubuh. Bakteri ini melepaskan zat-zat yang memicu respon imun dalam tubuh. Ini berarti sistem kekebalan tubuh dapat mengenali dan menyerang bakteri TB jika terkena infeksi.

Karena vaksin ini mengandung bakteri hidup, itu berarti bahwa ia harus diberikan secara langsung ke dalam tubuh. Ini berarti bahwa vaksin ini harus diberikan melalui suntikan. Suntikan ini menyebabkan sedikit rasa sakit, tetapi efek samping yang lebih serius sangat jarang.

Vaksin BCG adalah salah satu vaksin yang paling efektif untuk mencegah TB, dan itu adalah alasan mengapa ia disebut sebagai vaksin yang hidup. Itu juga menjelaskan mengapa vaksin ini sering direkomendasikan oleh dokter anak.

Kapan sebaiknya anak divaksin BCG?

Vaksin BCG (Bacille Calmette-Guérin) merupakan vaksin yang diberikan kepada Si Kecil untuk mencegah infeksi TB (tuberkulosis). Vaksin ini juga dapat mencegah atau mengurangi keparahan dari infeksi TB bila Si Kecil tersebut terinfeksi.

American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan bahwa vaksin BCG diberikan pada bayi di usia 0 hingga 4 minggu. Sementara di Indonesia, vaksin BCG diberikan pada bayi usia 1 bulan bersama dengan vaksin Polio.

Pemberian vaksin BCG pada bayi biasanya dilakukan di rumah sakit atau klinik. Sebelum pemberian vaksin, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan tes darah untuk memastikan bahwa Si Kecil tidak memiliki infeksi TB.

Vaksin ini biasanya diberikan melalui suntikan di sekitar punggung atau di bawah lengan. Pemberian vaksin ini cukup aman dan dapat mengurangi risiko Si Kecil terkena infeksi TB.

Setelah pemberian vaksin, mungkin akan terlihat luka kecil di tempat suntikan. Luka ini biasanya akan hilang dalam waktu 2-3 minggu. Namun, jika luka tidak hilang dalam waktu 8 minggu, Bunda harus menghubungi dokter.

Karena vaksin BCG dapat mengurangi risiko infeksi TB, sangat penting untuk memastikan bahwa Si Kecil mendapatkan vaksin ini pada usia yang tepat. Jika Bunda memiliki pertanyaan tentang vaksin ini, Bunda harus berbicara dengan dokter.

Setelah menerima vaksin BCG, Bunda harus memantau Si Kecil untuk mencari tanda luka pada lokasi vaksin dan memantaunya untuk gejala-gejala lainnya. Jika Si Kecil mengalami demam atau luka di lokasi vaksin, Bunda harus segera menghubungi dokter.

[Gambas:Video Haibunda]



Share yuk, Bun!
Tahukah Bunda
BERSAMA DOKTER & AHLI
Bunda sedang hamil, program hamil, atau memiliki anak? Cerita ke Bubun di Aplikasi HaiBunda, yuk!