
parenting
Krisis Identitas Rentan Terjadi pada Anak Remaja, Ini Penyebab dan Cara Menghadapinya
HaiBunda
Selasa, 04 Apr 2023 21:50 WIB

Anak remaja rentan mengalami krisis identitas karena proses pencarian jati diri. Mereka cenderung labil, sehingga para orang tua harus tahu penyebab hingga cara menghadapinya.
Krisis identitas adalah peristiwa perkembangan yang melibatkan seseorang yang mempertanyakan perasaan diri atau tempat mereka di dunia. Konsep tersebut berasal dari karya psikolog perkembangan Erik Erikson. Ia percaya bahwa pembentukan identitas adalah salah satu konflik terpenting yang dihadapi orang, dalam hal ini adalah anak remaja.
Menurut Erikson, krisis identitas adalah masa analisis intensif dan eksplorasi berbagai cara memandang diri sendiri. Dikutip dari Very Well Mind, Erikson mencatat bahwa mengembangkan rasa identitas penting selama masa remaja, meskipun pembentukan dan pertumbuhan identitas tidak terbatas pada masa remaja.
Meskipun krisis identitas dapat terjadi pada usia berapa pun, mereka sangat penting untuk ditangani di masa remaja karena pengaruh mendalam yang dapat mereka miliki hingga dewasa, Bunda.
Hal yang membuat krisis identitas begitu intens di masa remaja adalah bahwa tahun-tahun ini remaja sudah mengalami perubahan yang signifikan dan membingungkan. Pubertas melanda, hormon-hormon bergejolak, tugas sekolah semakin menuntut dan kegiatan ekstrakurikuler semakin sering.
Tanda Remaja Alami Krisis Identitas
Seorang anak remaja yang mengalami krisis identitas mungkin disibukkan dengan pertanyaan-pertanyaan seperti ini:
- Apa yang saya sukai?
- Apa keyakinan spiritual saya?
- Apa value saya?
- Apa peran saya dalam masyarakat atau tujuan hidup?
- Siapa saya?
Penyebab Krisis Identitas pada Anak Remaja
Di dunia yang berubah dengan cepat saat ini, krisis identitas mungkin lebih umum terjadi. Ini karena krisis semacam itu sering terjadi sebagai tanggapan atas perubahan mendadak dalam kehidupan seseorang. Ini mungkin termasuk perubahan kehidupan pribadi atau peristiwa sosial yang lebih luas, seperti pandemi COVID-19, Bunda.
Anak remaja cenderung mengalami krisis identitas di berbagai titik kehidupan, terutama di titik perubahan besar, termasuk:
- Memulai hubungan baru
- Mengalami peristiwa traumatis
- Belajar tentang kondisi kesehatan
- Kehilangan orang yang dicintai
- Pindah ke tempat baru
Lalu, memiliki kondisi kesehatan mental seperti depresi, gangguan bipolar, dan gangguan kepribadian juga dapat meningkatkan kemungkinan mengalami krisis identitas, Bunda.
Tanda Peringatan Remaja Punya Masalah Krisis Identitas
Anak remaja rentang mengalami krisis identitas karena dalam tahap perkembangan kognitif yang membuat proses berpikirnya lebih impulsif dibandingkan orang dewasa. Oleh karena itu, dorongan sederhana dari teman sebaya sudah cukup untuk membujuk seorang remaja untuk terlibat dalam perilaku berisiko tanpa banyak berpikir.
Hasil dari partisipasi remaja dalam perilaku memberontak  dapat mengakibatkan remaja tersebut merasa lebih buruk tentang diri mereka sendiri dan dapat menciptakan pola dan perilaku yang tidak sehat.
Berikut tanda peringatan remaja yang punya masalah krisis identitas, yang perlu orang tua ketahui:
- Persepsi diri yang terdistorsi atau tidak realistis
- Kurangnya perilaku dan nilai yang kongruen dalam pengaturan yang berbeda
- Harga diri bergantung pada pendapat orang lain
- Prestasi akademik yang buruk
- Perilaku memberontak
- Rendah diri
- Merendahkan orang lain (yaitu, menggoda, menyebut nama, atau bergosip)
- Perilaku dramatis atau di luar konteks
- Melirik ke sekeliling untuk memantau orang lain
- Menjatuhkan diri
- Menyimpan pandangan atau pendapatnya sendiri
- Emosi kemarahan atau kesedihan yang intens
- Perubahan teman sebaya dan/atau menghindari pertemanan yang positif
- Mengabaikan aturan dan batasan
- Penggunaan zat ilegal
Cara Mengatasi Anak Remaja yang Alami Krisis Identitas
Lalu, bagaimana orang tua dapat membantu anak remaja mereka ketika krisis identitas muncul?
1. Luangkan waktu untuk memahami dan terhubung dengan anak remaja
Setiap individu itu unik dan berbeda, Bunda. Sebagai orang tua, wajar jika melihat anak sebagai perpanjangan dari diri Bunda sendiri. Saat anak beranjak remaja, orang tua belajar untuk membiarkan anak mulai membuat pilihannya sendiri. Bahkan jika orang tua ingin mengoreksinya sebelum dia gagal, tahan dorongan itu dan biarkan dia melakukan kesalahan.
Dari situ, orang tua perlu bersiap untuk membicarakan perasaan apa pun yang muncul dalam proses tersebut. Sebab, meskipun anak remaja mungkin bertingkah dewasa, dia tetaplah seorang anak yang membutuhkan orang tua.
2. Cari tahu apa yang mereka suka atau tidak suka
Misalnya, jika mereka menginginkan pakaian tertentu, tanyakan mengapa? Apakah karena mereka melihat siswa lain memakainya dan merasa harus menyesuaikan diri, atau apakah mereka memang menyukai pakaian itu?
Contoh lain adalah menanyakan kepada mereka karier seperti apa yang bisa mereka lihat di masa depan daripada membimbing mereka ke jalan yang orang tua pilih.
3. Ajukan pertanyaan alih-alih menuntut
Pertanyaan sederhana seperti "Apa yang membuatmu bahagia?" atau "Apakah kamu ingin kuliah?" dapat membantu mereka memutuskan apa yang mereka inginkan dalam hidup. Daripada tuntutan "Kamu akan bahagia jika melakukan A" atau "Kamu harus kuliah karena B"Â
4. Jangan menghakimi jika tidak setuju
Dalam beberapa kasus, krisis identitas dapat diperburuk oleh orang tua yang tidak setuju dengan apa yang anak remaja mereka putuskan. Misalnya, anak meminta untuk didaftarkan di kelas melukis tapi malah didaftarkan kelas bela diri, itu dapat menyebabkan konflik besar di benak sang anak.
5. Didukung dan bila perlu ke ahli
Tugas orang tua hanya lah mendukung dan mendoakan keputusan anak. Selain itu, bila perlu ke ahli. Meskipun, krisis identitas bukanlah diagnosis kesehatan mental dan tidak memerlukan pengobatan.
Namun, beberapa orang mungkin mengalami kondisi kesehatan mental selama krisis identitas atau mendapati bahwa krisis identitas mereka meningkatkan kondisi kesehatan mental yang sudah ada sebelumnya. Pengobatan, terutama bersamaan dengan terapi, dapat membantu.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
Simak cerita ibunda yang sempat konflik dengan Cinta Laura saat berbeda pandangan dalam video di bawah ini:
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
3 Kata-kata Terlarang Diucapkan Orang Tua ke Anak Remaja Laki-laki Menurut Psikolog

Parenting
10 Cara Berbicara tentang Seks kepada Anak Remaja, Tidak Bisa Asal Ada Caranya Bun

Parenting
9 Cara Mengatasi Kenakalan Remaja dengan Bijak, Efektif, dan Tanpa Kekerasan

Parenting
5 Cara Menyelesaikan Konflik Anak Remaja dengan Orang Tua

Parenting
Duh! Remaja asal Bogor Rekayasa Penculikan Dirinya Sendiri, Alasannya Tak Terduga


5 Foto
Parenting
5 Potret Bunda Seleb yang Dikenal Dekat & Kompak dengan Putrinya yang Telah Remaja
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda