
parenting
Anak Sering Kabur dari Rumah? Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya
HaiBunda
Senin, 06 Mar 2023 11:19 WIB

Menginjak usia remaja, terdapat perubahan pada fisik dan mentalnya. Ada kalanya, anak merasa tak mau dikekang dengan aturan yang menurutnya tak sejalan dengan keinginannya. Di antara banyak masalah yang mungkin dihadapi, salah satu mimpi buruk setiap orang tua adalah anak yang kabur dari rumah
Meski demikian, penting untuk diingat bahwa anak yang kabur dari rumah itu sama seperti remaja lainnya. Mereka bukan anak nakal, Bunda. Akan tetapi, dilansir Very Well Mind, mereka baru saja membuat keputusan yang buruk.
Anak yang kabur dari rumah terjebak dalam sesuatu atau merasakan tekanan yang mereka rasa perlu untuk melarikan diri. Alih-alih menghadapi masalah mereka dan menyelesaikannya, mereka memilih untuk lari darinya.
Penyebab Anak Sering Kabur dari Rumah
Ada beberapa penyebab yang menjadi alasan di balik anak sering kabur dari rumah. Berikut penyebabnya yang perlu diketahui orang tua:
1. Masalah dengan keluarga
Dilansir Today's Parent, sebagian besar anak kabur dari rumah ketika mereka mengalami masalah dengan keluarga mereka. Bisa jadi karena pertengkaran yang mengerikan, mereka mulai tidak menyukai anggota keluarga mereka dan berpikir untuk melarikan diri. Bahkan, ada yang memutuskan keluar rumah tanpa bertengkar dengan orang tua. Mereka tidak memiliki keberanian untuk menghadapi orang yang lebih tua atau mengakui kesalahan mereka di depan mereka.
2. Kekerasan dalam keluarga
Kekerasan dalam keluarga seperti pelecehan anak adalah salah satu masalah yang berkembang dalam keluarga generasi modern. Ini karena pertengkaran atau kekerasan yang mengerikan dalam keluarga, remaja tersebut merasa jengkel dan terganggu dengan seluruh situasi. Pada akhirnya, remaja yang mengalami trauma tersebut memutuskan untuk kabur dari rumah demi tinggal di lingkungan yang mereka rasa aman.
3. Kematian orang terdekat
Ketika anak dekat dengan salah satu anggota keluarganya seperti bunda, ayah, atau kakek nenek, kematian mendadak tampak seperti mimpi buruk. Perlu orang tua ketahui bahwa remaja itu merasa sulit menerima kenyataan pahit dan tidak bisa menahan kesedihannya.
Kehilangan anggota keluarga dekat membuat mereka merasa sendirian di dunia, dan mereka memutuskan untuk kabur dari rumah mereka.
4. Perekonomian keluarga
Ada saat-saat tertentu ketika keluarga mengalami kesulitan keuangan. Itu bisa terjadi karena berbagai alasan termasuk pengangguran mendadak, kerugian besar dalam bisnis, anggota keluarga menderita penyakit kronis atau banyak hal semacam itu, Bunda.
Ketidakstabilan keuangan jelas memengaruhi gaya hidup anakya, karena orang tua tidak mampu membeli semua kemewahan atau membeli barang-barang mahal. Selama masa-masa seperti itu, anak remaja merasa sangat tertekan, panik, dan merasa ingin melarikan diri.
5. Masalah di sekolah
Masalah di sekolah seperti bertengkar dengan teman lain, hasil ujian yang buruk, pelecehan atau intimidasi yang tidak terselesaikan di sekolah membuat anak mengalami depresi mental, dan mereka merasa tidak dapat melarikan diri dari situasi tersebut.
Lalu, tekanan yang berlebihan untuk berprestasi di sekolah secara akademis dari orang tua membuat seorang anak dapat dilanda kepanikan, dan mereka merasa perlu untuk melarikan diri. Masalah sekolah seperti itu membuat anak merasa stres dan ingin lari dari masalah tersebut.
6. Kesulitan pada masa remaja
Kita sebagai orang tua yang pernah menjadi remaja, tentu paham betul bagaimana remaja menghadapi dunia di sekitarnya. Remaja mengalami masa-masa sulit ketika mereka tidak dapat mengungkapkan emosi atau perasaan mereka kepada orang lain, bahkan kepada orang tua.
Itu membuat mereka merasa tidak berguna, dan mereka mulai berpikir bahwa hidup mereka adalah omong kosong. Anak yang kabur dari rumah biasanya ingin melarikan diri dari situasi sulit yang mereka pikir tidak dapat mereka hadapi.
7. Minum alkohol atau obat-obatan
Kecanduan narkoba adalah salah satu penyebab utama yang menghambat kondisi mental anak yang sedang tumbuh. Kecanduan obat yang lebih tinggi menyebabkan impulsif pada remaja. Ketika mereka menjadi sangat kecanduan obat-obatan berbahaya seperti kokain atau heroin, mereka berpikir untuk melarikan diri dan hidup dalam isolasi.
Selain itu, perasaan malu atau bersalah akibat kecanduan narkoba membuat mereka merasa tertekan, dan tidak ada pilihan lain selain kabur dari rumah.
8. Orang tua berpisah atau bercerai
Tidak ada anak yang menginginkan orang tuanya berpisah. Perpisahan orang tua menimbulkan kesan negatif di benak anak remaja. Mereka merasa tersisih dari lingkaran keluarga dan kehilangan ikatan dengan orang tua tersayang.
Terkadang, kedatangan orang tua sambung membuat remaja tersebut merasa tertekan secara mental dan sendirian. Mereka bisa saja menyadari bahwa bunda atau ayah mereka tidak lagi peduli atau menyayangi mereka. Semua emosi negatif tersebut membuat mereka lari dari keluarga dan kabur dari rumah.
9. Tekanan teman sebaya
Tekanan teman sebaya juga dapat berperan dalam masalah ini. Ketika anak remaja melakukan kesalahan, insting mereka memaksa atau mendorong mereka untuk melarikan diri dari orang-orang terdekat dan tersayang. Karena anak remaja belum memiliki keterampilan pemecahan masalah yang efektif, satu-satunya solusi sempurna yang muncul di benak mereka pada saat sulit adalah kabur dari rumah.
Alih-alih menghadapi situasi dengan berani, melarikan diri tampak jauh lebih mudah bagi anak Anda.
10. Masalah pribadi
Beberapa anak kabur dari rumah karena takut untuk menghadapi masalah pribadi mereka seperti kehamilan, penyimpangan seksual. Mereka ragu dan takut untuk berkomunikasi dengan anggota keluarganya. Kondisi tersebut membuat mereka hanya memiliki satu pilihan yaitu kabur dari rumah.
11. Penyakit mental
Anak remaja yang menderita penyakit mental seperti depresi berat atau masalah kecemasan memiliki kemampuan pengambilan keputusan yang buruk. Mereka menjadi tidak mampu menangani situasi kehidupan yang sulit dan mudah menyerah. Karena remaja yang depresi tidak dapat memahami emosi atau pikiran mereka, mereka memutuskan untuk kabur dari rumah.Â
Cara Mengatasi Anak yang Kabur dari Rumah
Jika anak kabur dari rumah pertama kali, berikut cara yang bisa dilakukan orang tua:
- Hubungi polisi dan laporkan anak yang hilang. Tidak harus menunggu 24 jam.
- Jika anak remaja memiliki ponsel, temukan melalui GPS.
- Lakukan pencarian menyeluruh di kamar dan barang-barang mereka untuk informasi apa pun yang dapat membantu kita mengetahui ke mana mereka pergi atau dengan siapa mereka
- Hubungi teman mereka, orang tua teman mereka, dan tetangga. Hubungi siapa pun yang menurut kita dapat membantu.
- Manfaatkan media sosial dengan mem-posting ke grup atau halaman lingkungan mana pun. Dorong orang untuk mem-posting, berbagi, dan berkomunikasi. Aplikasi media sosial dan lingkungan memiliki jangkauan yang luas dan dapat membantu kita dan polisi bekerja untuk menemukan anak.
Saat Anak Pulang usai Kabur dari Rumah
Ketika anak-anak pulang setelah kabur dari rumah, penting untuk meluangkan waktu untuk menyambut mereka dan memberi tahu mereka betapa bahagia dan leganya karena mereka kembali. Tetapi sebelum melakukan diskusi besar atau mencoba memahami situasinya, coba lakukan hal berikut ini:
1. Ambil jeda
Penting bagi orang tua untuk mengambil jeda, biarkan anak memiliki waktu untuk menenangkan diri. Jangan langsung mulai berbicara dan mengajukan pertanyaan. Emosi bisa terlalu tinggi pada saat-saat tersebut.
2. Tanyakan dan dengarkan
Alih-alih langsung bertanya mengapa kabur dari rumah, lebih baik bertanya apa yang terjadi. Lalu, dengarkan apa yang anak katakan. Cobalah untuk tidak bersikap defensif, membuat alasan, atau membenarkan tindakan kita.
3. Utarakan perasaan
Pastikan Bunda meluangkan waktu untuk memberi tahu mereka bagaimana perasaan kita sebagai orang tua. Biarkan mereka tahu bahwa mereka membuat kita khawatir.
Ingatkan mereka bahwa Bunda mencintai mereka dan tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan bersama. Jika mereka pernah merasa melarikan diri dapat menyelesaikan sesuatu, dorong mereka untuk berbicara dengan Bunda terlebih dahulu. Bersama-sama, kita dapat menemukan pilihan sehingga mereka dapat membuat keputusan yang lebih baik.
4. Pergi cari bantuan
Jika ini bukan pertama kalinya anak kabur dari rumah atau kita mengalami masalah komunikasi saat mereka kembali, saatnya untuk meminta bantuan. Ini bisa jadi orang yang dihormati anak, seperti kakek nenek, pendeta, atau bibi atau paman. Atau, mungkin ingin mencari bantuan profesional.
Melibatkan konselor bukanlah hal yang memalukan. Faktanya, terkadang memiliki orang yang netral untuk diajak bicara dapat membantu remaja terbuka tentang semua jenis masalah. Dan, begitu itu terjadi, mereka mungkin dapat mengatasi masalah dan frustrasi yang menyebabkan mereka mempertimbangkan untuk melarikan diri.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
Simak cara mengatasi konflik anak dan ibu ala ibunda Cinta Laura dalam video di bawah ini:
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
10 Tips Ajarkan Anak Anger Management Biar Mudah Tenang & Enggak Gampang Marah

Parenting
Perbedaan Usia Anak Terpaut Jauh, Ini Cara Mona Ratuliu Lakukan Bonding Time
Parenting
Masih Banding-bandingkan Anak? Coba Simak Pesan Kak Seto Soal Inner Strength

Parenting
Siswi SD Kabur Usai Habiskan Pulsa Ibunda, Ini Cara Memarahi Anak yang Benar

Parenting
Miris! Gadis 12 Tahun Kabur Bersama Pacar yang Ditemuinya di Game Online


7 Foto
Parenting
7 Potret Natarina Anak Taufik Hidayat yang Kini Beranjak Dewasa
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda