Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Apakah TBC pada Anak Dapat Kambuh Kembali? Ketahui Cara Mengobatinya

Mutiara Putri   |   HaiBunda

Rabu, 05 Apr 2023 08:13 WIB

Little girl is coughing and sore throat lying on bed with toy bear, Health care concept
Ilustrasi TBC pada Anak/Foto: Getty Images/iStockphoto/triloks

Tuberkulosis (TBC) pada anak bisa disembuhkan jika anak mengonsumsi obat secara tuntas dan teratur. Namun, bisakah TBC pada anak kembali kambuh meski sudah diobati?

Penyakit TBC terjadi karena adanya infeksi dari bakteri Mycrobacterium luberculosis yang bisa menyebar melalui kelenjar getah bening dan aliran darah ke organ manusia. Melansir dari situs resmi Kemenkes RI, tanda dan gejala TBC pada anak bisa beragam antara lain batuk, lesu, penurunan berat badan, demam, hingga berkeringat di malam hari.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan bahwa TBC anak bisa disembuhkan. Waktu pengobatan yang dibutuhkan pada setiap anak pun bervariasi.

Untuk anak dengan kasus TBC paru ringan, pengobatan yang dibutuhkan biasanya sekitar 6 bulan. Lama pengobatan di setiap anak berbeda-beda tergantung pada seberapa berat atau ringannya penyakit.

Bisakah TBC anak kambuh kembali?

Melansir dari laman Everyday Health, berdasarkan hasil studi Cape Town, peneliti tidak menemukan adanya faktor risiko apapun yang membuat orang dengan TBC mengalami kekambuhan. Itu tandanya, baik anak maupun orang dewasa memiliki risiko yang sama.

Orang yang pernah menderita TBC sebelumnya dan mengalami kekambuhan memiliki risiko kambuh yang lebih tinggi daripada mereka yang tidak pernah menderita TBC sebelumnya.

Sementara itu, penelitian lain yang dilakukan pada orang HIV-positif yang terinfeksi TBC menunjukkan bahwa HIV membuat mereka lebih rentang terinfeksi ulang TBC daripada pasien non HIV-positif.

Cara mengobati TBC yang kambuh

Mengobati TBC yang kambuh bisa dibilang lebih sulit. Seringkali bakteri menjadi kebal terhadap pengobatan sehingga kombinasi obat yang berbeda dan diminum dalam jangka waktu lebih lama adalah hal yang direkomendasikan.

TBC resisten obat juga terjadi jika pengobatan TBC tidak dilakukan secara tuntas, Bunda. Hal ini diungkapkan langsung oleh dokter spesialis anak, Dr. Dian Sulistya Ekaputri, Sp.A.

"TBC yang tidak ditangani tuntas berisiko menjadi TBC resisten obat. Apabila ini terjadi, regimen obat yang diperlukan lebih kompleks dan juga waktu yang dibutuhkan lebih lama," katanya pada HaiBunda.

Lantas, bagaimana cara mencegah TBC pada anak? Simak selengkapnya pada laman berikutnya, ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Bunda, jangan lupa lihat lagi video perbedaan batuk TBC dengan batuk biasa pada anak berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]




VAKSIN BCG DAN PENGOBATAN TBC

Little girl is coughing and sore throat lying on bed with toy bear, Health care concept

Ilustrasi TBC pada Anak/Foto: Getty Images/iStockphoto/kwanchaichaiudom

Vaksin untuk cegah TBC

Vaksin dasar bertujuan agar anak mendapatkan kekebalan awal secara aktif. Sedangkan vaksin lanjutan bertujuan untuk mempertahankan tingkat kekebalan dan perpanjang masa perlindungan.

Salah satu vaksin dasar yang diwajibkan oleh pemerintah pada bayi adalah vaksin BCG (Bacillus calmette-Guerin). Vaksin ini disebut bisa mencegah penyakit TBC, Bunda.

Vaksin BCG umumnya diberikan pada bayi usia 0-2 bulan. Vaksin ini diberikan untuk mencegah terjadinya penyakit TBC yang berat.

Banner Cerita Fabel Kodok

Dokter Dian mengatakan vaksin BCG hanya perlu diberikan sekali seumur hidup. Apabila bayi berusia 3 bulan atau lebih akan diberikan BCG, sebaiknya bayi melakukan uji tuberkulin terlebih dahulu.

Tes ini dilakukan dengan cara menyuntikkan protein kuman TBC pada kulit lengan atas, Bunda. Jika hasilnya negatif, Si Kecil baru bisa diberikan vaksin BCG.

"Apabila bayi berumur tiga bulan atau lebih kemudian akan diberikan BCG, maka bayi terlebih dahulu dilakukan uji tuberkulin," tuturnya.

"Tes tuberkulin dilakukan dengan cara menyuntikkan protein kuman TBC pada kulit lengan atas. Apabila hasilnya negatif (tidak ada reaksi lokal pada bekas penyuntikan), maka bayi dapat diberikan vaksin BCG," sambung dokter yang berpraktik di RS Kenak Medika Gianyar Bali ini.

Pengobatan TBC anak

Dian mengatakan pengobatan TBC dibagi menjadi dua fase, yakni fase intensif dan fase lanjutan. Umumnya, lama waktu pengobatan adalah 6 hingga 12 bulan, tergantung organ yang terinfeksi.

Respon klinis baik terhadap terapi bisa dilihat dari perbaikan semua keluhan atau gejala awal, Bunda. Misalnya saja nafsu makan membaik, berat badan meningkat, hingga batuk yang menghilang.

"Respon klinis yang baik terhadap terapi dapat dilihat dari perbaikan semua keluhan awal. Nafsu makan membaik, berat badan meningkat dengan cepat, keluhan demam dan batuk menghilang dan tidak merasa sakit. Respon yang nyata biasanya terjadi dalam 2 bulan awal," paparnya.


(mua/fir)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda