Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Balita Stunting Disebut Berisiko Lebih Rentan Terkena TBC, Benarkah?

Mutiara Putri   |   HaiBunda

Rabu, 04 Jan 2023 04:00 WIB

Healthy Weight Gain for Baby or Children Concept, A 2 Years Old Kid Standing on Weight Scales, Top View
Ilustrasi Balita Stunting Rentan TBC/Foto: Getty Images/iStockphoto/BlackSalmon

Stunting merupakan salah satu masalah gizi anak yang masih sering terjadi di Indonesia, Bunda. Lantas, benarkah stunting pada anak membuat mereka berisiko lebih tinggi terkena TBC?

Menurut Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia, dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K), sekitar 1 dari 4 anak di Indonesia mengalami stunting. Stunting ini sendiri disebut sebagai perawakan pendek karena adanya malnutrisi kronik disertai dengan infeksi kronik.

"Kira-kira 1 dari 4 anak Indonesia atau 24 persen itu dilaporkan mengalami stunting. Stunting itu gampangnya adalah perawakan pendek yang diatur oleh faktor nutrisi atau infeksi kronik," tuturnya dalam acara Virtual Press Conference PrimaKu Parenthood Institute: Ajang Edukasi Parenting Terintegrasi untuk Optimalkan Tumbuh Kembang Anak, beberapa waktu lalu.

Pertumbuhan anak didukung oleh asam amino yang didapat pada protein hewani. Ketika anak mengalami stunting, itu artinya asam amino pada anak sangat rendah.

Anak stunting rentan terkena TBC?

Mengutip laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberkulosis. Penyakit ini paling sering menyerang paru, tetapi dapat menyerang hampir semua organ tubuh.

Diperlukan dukungan dari berbagai sektor untuk mencegah dan mengendalikan TBC pada anak. Salah satu faktor risiko dari TBC sendiri adalah gangguan gizi.

Mengutip dari situs resmi kemenkes.go.id, gangguan gizi dapat menyebabkan gangguan sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit infeksi. Status gizi pun berpengaruh pada penurunan daya tahan tubuh dalam menghadapi invasi kuman.

Stunting merupakan masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama. Oleh karena itu, stunting akan berpengaruh pada kemampuan balita dalam melawan kuman TBC. Balita yang mengalami stunting lebih rentan tertular penyakit TBC dibandingkan dengan balita gizi normal.

Lantas bagaimana cara mencegah stunting pada anak? Simak selengkapnya di laman berikutnya ya, Bunda.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Saksikan lagi video perbedaan stunting dan gizi buruk pada anak berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]



LENGKAPI IMUNISASI ANAK

Vaccine, Vaccination Hepatitis B virus for child baby. Doctors vaccinate the thighs of children

Ilustrasi Balita Stunting Rentan TBC/Foto: Getty Images/iStockphoto/comzeal

Stunting adalah kondisi yang perlu diwaspadai jika anak mengalami perlambatan dalam penambahan berat badan dan tinggi badan. Karena itu, Bunda perlu memeriksa berat, panjang, dan tinggi badan anak secara berkala.

Menurut dr. Caessar Pronocitro, Sp.A, M.Sc, gizi anak dapat diperbaiki apabila stunting diatasi sebelum anak berusia 2 tahun. Hal ini akan memengaruhi masa depannya.

"Gizi si kecil masih dapat diperbaiki apabila stunting diatasi sebelum anak berusia 2 tahun. Hal ini juga dapat mempengaruhi efeknya di masa mendatang," katanya pada HaiBunda, belum lama ini.

Banner 7 Tanda Anak Pintar Sejak Kecil

Langkah mencegah stunting

Lebih lanjut, Caessar mengungkap beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah stunting. Berikut ini deretannya:

  • Memenuhi nutrisi selama kehamilan, termasuk dengan rutin memeriksakan diri ke dokter.
  • Memberikan ASI eksklusif pada anak selama 6 bulan.
  • Memberikan makanan pendamping ASI (MPASI) yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayi.
  • Melengkapi imunisasi anak agar dapat mencegah infeksi atau penyakit yang dapat berpengaruh terhadap kecukupan nutrisi dan pertumbuhan.
  • Rutin memantau pertumbuhan dan perkembangan anak secara berkala.
  • Menerapkan perilaku bersih dan sehat, termasuk menjaga sanitasi serta mencegah adanya anggota keluarga yang merokok karena dapat meningkatkan risiko.

(mua/fir)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda