Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Anak Takut Suara Keras? Kenali Penyebab Ligyrophobia dan Cara Mengatasinya

Mutiara Putri   |   HaiBunda

Minggu, 23 Apr 2023 15:12 WIB

Little girl lying in bed covering head with pillow because too loud annoying noise. Irritated child suffering from noisy neighbours, trying to sleep after alarm wake-up signal
Ilustrasi Ligyrophobia pada Anak/Foto: Getty Images/iStockphoto/kwanchaichaiudom
Jakarta -

Anak-anak kerap memiliki berbagai macam ketakutan, misalnya saja takut akan suara keras. Kira-kira bagaimana cara mengatasinya?

Takut akan suara keras atau Ligyrophobia paling sering terjadi pada anak kecil, Bunda. Namun, tidak menutup kemungkinan orang dewasa juga memiliki kondisi yang sama.

Beberapa orang hanya takut pada suara keras yang tiba-tiba. Sementara itu, beberapa lainnya takut pada suara yang berulang terus menerus.

Banner 20 Dongeng Sebelum Tidur

Hal ini tentu bisa memengaruhi kemampuan anak sehingga membuatnya tidak merasa nyaman dalam lingkungan sosial yang melibatkan keramaian. Misalnya saja pesta ulang tahun, parade, konser, hingga acara lainnya.

Ligyrophobia pada anak

Mengutip dari laman Verywell Mind, suara keras merupakan rangsangan yang mengejutkan dan bisa memicu reaksi bahkan pada bayi yang masih sangat kecil. Namun bagi kebanyakan anak, rasa takut ini terbilang ringan dan bersifat sementara.

Anak-anak sama mampunya dengan orang dewasa untuk berkembang secara mendalam pada fobia yang mengikuti mereka sepanjang masa kecil. Beberapa fobia juga merupakan hasil dari genetika atau pengalaman hidup.

Jika rasa takut pada anak berlangsung selama lebih dari 6 bulan, Bunda perlu membawa mereka ke seorang profesional untuk mendapatkan pengobatan yang tepat. Hal ini juga perlu segera dilakukan jika rasa takut anak sulit untuk diredakan.

Gangguan lainnya

Ligyrophobia dapat menurun dan menyebabkan gangguan lainnya, Bunda. Misalnya saja kondisi hiperakusis dan misofonia yang merupakan gangguan fisiologis yang menyebabkan peningkatan sensitivitas kebisingan.

Meskipun dapat terjadi dengan sendirinya, gangguan ini terkadang berkaitan erat dengan kondisi gangguan spektrum autisme terhadap penyakit Meniere atau kelainan pada telinga. Untuk itu, Bunda perlu berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter.

Fobia kebisingan yang sederhana mudah diobati. Namun, jika ada gangguan lain yang membersamainya, semua kondisi harus ditangani secara bersamaan. Dokter mungkin akan bekerja sama dengan ahli kesehatan mental untuk merawat kondisi Si Kecil dengan tepat.

Bagaimana perawatannya?

Perawatan terhadap Ligyrophobia dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan dan tingkat interaksi sosial yang berhasil Si Kecil ikuti. Berikut ini ulasannya:

1. Terapi paparan

Perawatan yang mungkin dilakukan adalah terapi paparan. Di sini, anak akan ditempatkan di lingkungan yang memunculkan rasa takut secara terkendali.

2. Konseling

Ada pula terapi bicara konseling dengan ahli kesehatan mental tentang pemicu, ketakutan, dan asal usul kecemasan Si Kecil untuk membantu mereka menjadi lebih rasional.

3. Hipnoterapi hingga meditasi

Ada banyak teknik swadaya yang mungkin melibatkan relaksasi otot, kelompok pendukung, dan hipnoterapi. Ada juga meditasi, pembicaraan diri yang positif, dan cara lain untuk meningkatkan reaksi anak terhadap suara keras.

4. Mengontrol tingkat kebisingan

Cara praktis lain yang bisa dilakukan untuk meredakan rasa takut anak adalah dengan mengontrol tingkat kebisingan di ruangan yang dekat dengannya senyaman mungkin. Beritahu orang lain tentang ketakutan anak sehingga orang lain juga akan turut membantu Si Kecil.

Bunda ingin membeli produk kesehatan dan kebutuhan untuk anak. Langsung aja yuk, Bun klik di sini.

(mua/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda