
parenting
Benarkah Suara Petasan Bisa Sebabkan Bayi Meninggal? Ini Kata Dokter
HaiBunda
Sabtu, 13 May 2023 18:51 WIB

Belum lama ini beredar kabar seorang bayi berusia 38 hari meninggal dunia akibat mendengar suara petasan. Peristiwa ini terjadi di Gresik, Jawa Timur, Bunda.
Disebutkan bahwa sebelum meninggal dunia, sang bayi terkejut ketika mendengar suara petasan tersebut hingga mata kanannya tertutup dan lidahnya terbalik. Ia juga tidak bisa menerima ASI sang Bunda karena kondisi lidahnya.
Melihat kejadian ini, benarkan suara petasan secara langsung bisa menyebabkan bayi meninggal dunia?
Suara petasan bisa sebabkan bayi meninggal dunia?
Menurut dokter spesialis anak, Dr. Dian Sulistya Ekaputri, Sp.A, sebenarnya tidak ada hubungan secara langsung antara mendengar suara petasan dan dunia medis secara spesifik. Namun, suara petasan yang kencang bisa menyebabkan kerusakan pendengaran dan kerusakan jaringan telinga.
"Tidak ada hubungan langsung antara mendengar suara petasan dan dunia medis secara spesifik. Namun, suara petasan yang keras dapat menyebabkan kerusakan pada pendengaran dan merusak jaringan telinga," katanya pada HaiBunda belum lama ini.
"Ini bisa memengaruhi kesehatan dan perkembangan anak, terutama jika terjadi secara berulang atau terpapar suara petasan yang sangat keras," sambung Dian.
Dian menambahkan, kemungkinan besar penyebab bayi meninggal setelah mendengar suara petasan disebabkan oleh kejadian yang disebut sebagai sindrom kematian mendadak pada bayi atau Sudden Infant Death Syndrome (SIDS).
"SIDS adalah kematian yang tiba-tiba dan tak terduga pada bayi di bawah usia satu tahun, yang sering terjadi saat bayi tidur," ujar Dian.
Meski penyebab pasti SIDS belum diketahui secara pasti, beberapa faktor risiko telah diidentifikasi. Misalnya saja posisi tidur bayi yang salah, kelebihan suhu atau kekurangan oksigen pada lingkungan tidur bayi, terpapar asap rokok, infeksi pernapasan, hingga beberapa faktor genetik.
Dalam hal ini, suara petasan mungkin tidak secara langsung menyebabkan kematian pada bayi. Namun, suara petasan dapat memicu atau memperburuk risiko SIDS.
"Dalam hal ini, suara petasan mungkin tidak secara langsung menyebabkan kematian bayi, tetapi dapat memicu atau memperburuk faktor risiko SIDS, seperti menyebabkan stres pada bayi atau mengganggu tidur bayi," kata dokter yang berpraktik di RS Kenak Medika Gianyar Bali ini.
Ditemukan pembuluh darah pecah pada bayi meninggal
Diketahui, pihak rumah sakit menemukan adanya kondisi pembuluh darah pecah pada bayi yang meninggal usai mendengar suara petasan, Bunda. Menurut Dian, suara petasan ini tidak memiliki tekanan yang cukup besar untuk merusak pembuluh darah bayi atau orang dewasa. Namun, suaranya bisa menyebabkan stres pada bayi yang memicu hipertensi atau kejang.
"Suara petasan sendiri tidak memiliki tekanan yang cukup besar untuk merusak pembuluh darah bayi atau siapa pun. Namun, suara petasan dapat menyebabkan stres yang berlebihan pada bayi, dan stres yang berkepanjangan dapat memicu kondisi medis yang serius, seperti hipertensi atau kejang."
"Jadi sebenarnya belum tentu penyebab pembuluh darah pecah pada bayi tersebut pasti adalah petasan. Karena penyebabnya bisa multifaktorial," lanjut Dian.
Lantas, kapan usia bayi bisa mendengar suara keras? Simak di laman berikutnya ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
Lihat lagi video efek Bunda hamil sering dengar suara bising berikut ini:
USIA PENDENGARAN BAYI LEBIH STABIL
Ilustrasi Benarkah Petasan Sebabkan Bayi Meninggal/Foto: iStock
Usia bayi bisa mendengar suara keras
Bayi bisa mendengar suara termasuk suara keras. Namun, mereka lebih sensitif terhadap suara daripada orang dewasa.
Bukan tanpa alasan, hal ini karena sistem pendengaran anak masih belum sepenuhnya berkembang. Oleh karena itu, suara yang terlalu keras bisa menyebabkan kerusakan permanen pada pendengaran bayi.
Dian mengatakan, anak bisa mendengar suara sejak mereka lahir. Namun, sistem pendengarannya belum sepenuhnya berkembang pada awal kehidupan.
Di usia sekitar 2-3 bulan, sistem pendengarannya pun mulai berkembang dengan baik. Mereka juga bisa mendengar suara yang lebih keras.
"Pada usia sekitar 2-3 bulan, sistem pendengaran anak sudah mulai berkembang dengan baik dan mereka dapat mendengar suara yang lebih keras," jelasnya.
"Namun, pendengaran anak masih lebih sensitif daripada orang dewasa, dan paparan suara yang terlalu keras dapat merusak jaringan telinga dan memengaruhi tumbuh kembang mereka," tambah Dian.
Hal yang perlu dilakukan ketika ada suara keras dekat anak
Dokter Dian menjelaskan, ada beberapa hal yang perlu dilakukan jika ada suara keras di sekitar anak. Berikut ini Bubun bantu rangkumkan deretannya:
1. Jauhkan anak
Hal pertama yang perlu dilakukan ketika mendengar suara keras di sekitar anak adalah menjauhi suara tersebut. Misalnya saja menghindari daerah ramai dengan suara petasan, kendaraan bising, hingga musik yang keras.
"Jika mungkin, hindari daerah yang ramai dengan suara petasan, kendaraan yang bising, atau alat musik yang keras," ungkap Dian.
2. Gunakan pengaman telinga
Ketika tempat bising tak bisa dihindari, Bunda bisa minimalisir suara keras pada anak dengan menggunakan pengaman telinga. Pengaman telinga bisa digunakan untuk membantu melindungi pendengaran anak saat terpapar suara yang terlalu keras.
3. Kurangi volume perangkat elektronik
Ketika anak yang lebih besar menonton televisi atau mendengarkan musik, pastikan volumenya tidak terlalu keras ya, Bunda. Jika menurut Bunda suaranya terlalu kencang, segera kurangi volume perangkat elektronik.
4. Ajari anak untuk hindari suara berisik
Jangan lupa ajarkan anak untuk selalu menghindari tempat-tempat atau situasi berisik, Bunda. Selain itu, ajarkan juga mereka cara melindungi pendengaran dari paparan suara berisik.
5. Perhatikan tanda-tanda gangguan pendengaran
Bunda dan Ayah juga harus memperhatikan tanda-tanda jika anak mengalami kesulitan mendengar. Biasanya mereka kesulitan dalam bicara atau berinteraksi sosial.
"Orang tua harus memperhatikan tanda-tanda bahwa anak mereka mengalami kesulitan mendengar, seperti ketidakmampuan memahami ucapan orang lain, kesulitan dalam berbicara, atau mengalami kesulitan dalam berinteraksi sosial," jelas Dian.
"Jika Anda khawatir tentang pendengaran anak Anda, segera konsultasikan dengan dokter atau ahli pendengaran untuk evaluasi lebih lanjut," lanjutnya.
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
Perlukah Bayi Memakai Earmuff saat Naik Pesawat?

Parenting
Sunat pada Bayi Perempuan Bisa Sebabkan 5 Risiko Medis, Ini Penjelasan Dokter

Parenting
6 Cara Mengatasi Napas Bayi Berbunyi Grok-grok, Coba Jemur di Pagi Hari

Parenting
15 Dampak Bayi Lahir Prematur, Gangguan Belajar hingga Masalah Penglihatan

Parenting
5 Mainan yang Bagus untuk Menstimulasi Pendengaran Bayi


7 Foto
Parenting
Gemas, 7 Potret Rayyanza Bersama Nagita Slavina dan Raffi Ahmad
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda