Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Kisah Bunda Merawat dan Dampingi Putrinya yang ASD, Ditolak Sekolah dan Klinik Terapi

Mutiara Putri   |   HaiBunda

Minggu, 21 May 2023 20:05 WIB

Child psychologist psychology. Woman psychologist with a clipboard helps a child with a problem in the room. Doctor psychologist reassures the patient girl in the clinic office.
Ilustrasi Anak ASD/Foto: Getty Images/iStockphoto/uzhursky

Beberapa anak didiagnosis berkebutuhan khusus dan tumbuh serta berkembang dengan cara yang berbeda. Hal ini juga dirasakan oleh seorang Bunda bernama Devi Safitri.

Belum lama ini, ia membagikan kisah sang anak yang memiliki kondisi Autism Spectrum Disorder (ASD). Ia mengatakan, anak perempuannya ini sudah menjalani terapi sejak berusia 2 tahun.

Sebelumnya, HaiBunda sudah berhasil menghubungi Devi dan diizinkan untuk mengutip kisahnya, Bunda.

"Anakku memiliki kondisi ASD, sudah menjalani berbagai terapi sejak usia 2 tahun," katanya dikutip akun TikTok @devisafitri416, Jumat (19/5/2023).

Anak Devi pernah alami penolakan

Setahun menjalani terapi, anak Devi pun ditolak di tempat terapi karena dianggap tidak menunjukkan kemajuan. Selain itu, sang anak juga pernah di tolak di sebuah sekolah inklusi karena dianggap belum siap.

"Pernah mengalami penolakan di tempat terapi karena dianggap tidak kunjung menunjukkan kemajuan sekalipun sudah lebih dari setahun mengikuti terapi di klinik mereka," jelas Devi.

"Pernah merasakan ditolak bersekolah di sebuah TK inklusi karena dianggap belum siap," sambungnya.

Devi mengenal anak lebih jauh

Meski sempat mengalami penolakan, Devi pun mengaku mendapatkan banyak hikmah dari kondisi yang dialami oleh sang anak. Devi merasa jika Tuhan menginginkannya untuk mengenal kondisi sang anak lebih jauh.

"Ternyata Allah menginginkan agar aku lebih mengenal anakku, memahami kondisinya dengan lebih baik, memiliki tekad yang lebih kuat lagi untuk terus menemani perjalanannya," ungkapnya.

"Allah menginginkan agar aku pun terus berkembang sehingga dapat membantu anakku untuk terus berkembang. Dan rupanya, manakala kita tetap bersyukur sambil terus berusaha maka bantuan-Nya akan selalu datang dari arah yang tidak terduga, dan di luar kendali hamba-Nya," tambah Devi.

Kini, anak Devi sudah beranjak remaja, Bunda. Devi bahkan kerap mengajaknya berlibur seperti menaiki Gunung Merbabu.

Bunda, ada beberapa hal yang bisa Bunda lakukan jika anak mengalami ASD seperti Bunda Devi. Simak selengkapnya di laman berikutnya, ya!

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis! 

Simak juga video benarkah autisme bisa dideteksi dari perkembangan bahasa anak berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]



TARIK NAPAS DALAM-DALAM

Child psychologist psychology. Woman psychologist with a clipboard helps a child with a problem in the room. Doctor psychologist reassures the patient girl in the clinic office.

Ilustrasi Anak ASD/Foto: Getty Images/iStockphoto/Lacheev

Ciri anak ASD

Melansir dari laman Centers for Disease Control and Prevention, ada beberapa ciri anak mengalami kondisi ASD. Berikut ini deretannya:

  • Menghindari atau tidak menjaga kontak mata.
  • Tidak menanggapi nama pada usia 9 bulan.
  • Tidak menunjukkan ekspresi wajah seperti senang, sedih, marah, dan terkejut pada usia 9 bulan.
  • Hingga tidak memperhatikan saat orang lain terluka atau kesal di usia 24 bulan.

Diperkirakan sekitar 1 dari 68 anak menderita autisme dan lebih dari satu juta orang telah didiagnosis. Saat anak didiagnosis dengan ASD, seluruh hidup Bunda akan berubah.

Perjuangan 5 Bunda Seleb Besarkan Anak Berkebutuhan Khusus

Hal yang perlu dilakukan

Jangan panik jika anak didiagnosis dengan ASD ya, Bunda. Berikut ini penjelasannya dari laman Healthline:

1. Tarik napas dalam-dalam

Diagnosis autisme tidak akan mengubah siapa sebenarnya anak Bunda atau apa yang bisa mereka lakukan dalam hidup. Jadi, lebih baik Bunda menenangkan diri terlebih dahulu dan menarik napas dalam.

Penelitian yang berkembang pesat selama beberapa dekade terakhir ini selalu memberikan ide dan strategi untuk mengatasinya. Para peneliti telah mengembangkan program yang efektif untuk membantu anak-anak dengan autisme, Bunda.

2. Mendengarkan dengan mata

Bunda bisa belajar mendengarkan dengan mata. Anak ASD mungkin mengalami keterlambatan dalam perkembangan bicara sehingga mereka hanya bisa berkomunikasi dengan nonverbal.

3. Pahami perbedaan indera

Bunda mungkin pernah melihat anak autis duduk di kursi adaptis atau membuat gerakan berulang seperti mengayunkan tubuh atau mengepakkan tangan. Gerakan-gerakan ini biasanya disebabkan oleh peningkatan kebutuhan sensorik.

Mereka tidak berbeda dengan kebiasaan orang tanpa autisme. Mereka juga akan mengunyah ujung pensil atau mengetuk kaki. Semua perilaku ini memiliki tujuan, tetapi hal ini bisa sangat mengganggu.

Semoga informasi mengenai anak dengan ASD ini membantu ya.


(mua)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda