Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Ini Pola Asuh Terburuk & Terbaik untuk Anak Menurut Ahli, Ketahui agar Tidak Salah

Kinan   |   HaiBunda

Jumat, 23 Jun 2023 04:00 WIB

5 Kebiasaan Ayah di Rumah yang Jadi Contoh Buruk Anak, Bikin Sulit Dekat
Ilustrasi gaya parenting/Foto: Getty Images/iStockphoto/Nattakorn Maneerat
Jakarta -

Memilih pola asuh yang tepat penting karena dapat memengaruhi karakter anak di kemudian hari. Dari berbagai jenis pola asuh yang ada, mana yang terbaik dan terburuk menurut ahli?

Dikutip dari Daily Mail, saat ini jenis pola asuh semakin berkembang. Salah satu yang baru muncul yakni intentional parenting. 

Pakar parenting, Dr Justin Coulson, menyebutkan bahwa setiap pola asuh memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Namun, ada juga beberapa yang memiliki lebih banyak risiko dampak buruk bagi karakter anak di kemudian hari. 

"Menjadi orang tua bisa sangat rumit. Kebanyakan orang mungkin akan setuju bahwa tidak hanya satu cara saja untuk membesarkan anak dengan tepat," ungkap Coulson.

Jenis-jenis pola asuh serta pro kontranya

Apa saja kelebihan dan kekurangan dari masing-masing pola asuh yang ada? Yuk simak ulasan lengkapnya berikut ini, Bunda:

1. Helicopter parenting

Dalam bahasa parenting modern, istilah ini digunakan untuk menggambarkan orang tua yang selalu 'memantau' di sekitar anak untuk mencegah terjadinya masalah.

Coulson mengatakan gaya pengasuhan seperti ini dapat dicirikan oleh orang tua yang melibatkan diri dalam kehidupan anak-anaknya sedemikian rupa, sehingga rentan dapat menimbulkan masalah perkembangan.

Fokus utama dengan helicopter parenting adalah ketika orang tua selalu turun tangan, bahkan ketika sebenarnya anak mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. 

Menurut pakar parenting, penelitian telah menunjukkan gaya pengasuhan seperti ini dapat mengakibatkan anak-anak menjadi tidak berdaya. Anak jadi terbiasa bergantung pada orang lain saat ada masalah, bahkan hingga dewasa.

Dari segi pandang orang tua, Coulson menyebut bahwa pola asuh ini memberi keuntungan. Termasuk di antaranya orang tua jadi merasa aman dan mengurangi kecemasan seputar kesejahteraan anak.

2. Lawnmower parenting

Tipe pola asuh ini adalah istilah baru untuk menggambarkan orang tua yang 'membajak' jalan di depan anak-anak mereka. Orang tua benar-benar menghilangkan semua hambatan yang dipercaya dapat mengganggu kehidupan anak. 

"Orang tua dengan pola asuh lawnmower punya pola pikir, 'Saya bisa melihat rintangan datang dan saya akan menyingkirkannya sehingga anak tidak perlu menghadapi kesulitan apa pun dalam hidupnya'," imbuh Coulson.

Mirip dengan helicopter parenting, pola asuh ini dapat membuat hidup anak terlihat akan lebih mudah tetapi sebenarnya hanya dalam jangka pendek saja.

Dampak buruknya, anak tidak punya daya juang dan minim kreativitas. Kapasitas mereka untuk mengendalikan emosi dan perilaku juga menjadi rendah. 

3. Authoritative parenting

Menurut Dr Coulson, cara membesarkan anak seperti ini dipandang sebagai 'standar emas' dari semua gaya pengasuhan. Ia menjelaskan bahwa orang tua yang berwibawa adalah orang yang hangat dan penuh kasih, tetapi juga mampu menetapkan batasan.

Kendati demikian, bukan berarti pola asuh ini tidak punya kekurangan. Coulson menyebut gaya parenting ini dapat menyebabkan kebingungan, baik bagi orang tua maupun anak-anak.

"Penelitian terbaru menunjukkan bahwa terkadang orang tua yang berwibawa bisa sangat menghukum tanpa disadari. Anak-anak juga jenuh, sehingga akan berupaya untuk lepas dari kasih sayang dan batasan tersebut," imbuhnya. 

4. Permissive parenting

10 Sikap Orang Tua yang Merusak Perkembangan Otak AnakIlustrasi keluarga/Foto: Getty Images/staticnak1983

Pola asuh ini biasanya tinggi kasih sayang dan minim batasan atau hukuman. Orang tua yang permisif sering kali cenderung sangat penyayang, tetapi memberikan sedikit pedoman dan aturan.

Pola asuh yang permisif memungkinkan anak-anak untuk mengembangkan tingkat otonomi yang tinggi, yang kadang-kadang dapat berhasil dengan baik.

"Tapi tanpa batasan, kekurangannya adalah kadang-kadang anak akan melakukan hal di luar batasan. Ini bisa jadi masalah karena anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan pengasuhan permisif cenderung merespons figur otoritas dengan buruk dan kurang berhasil dalam lingkungan terstruktur seperti sekolah," pesan Coulson.

5. Neglectful parenting

Neglectful parenting adalah gaya pengasuhan yang minim kasih sayang. Orang tua dengan pola asuh ini cenderung juga tidak tertarik untuk menetapkan batasan.

"Mereka pada dasarnya membiarkan anak-anak tumbuh dewasa sendiri. Ini bisa sangat merugikan. Anak-anak berisiko punya ketahanan dan kesejahteraan yang sangat rendah, serta cenderung berprestasi buruk secara sosial dan di sekolah," ujar Coulson.

Selain itu, tanpa batasan dan pengawasan yang jelas anak juga jadi berisiko lebih besar terlibat dalam alkohol dan penggunaan dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang.

6. Authoritarian parenting

Orang tua yang mempraktikkan gaya pengasuhan ini menetapkan batasan yang tinggi dan aturan ketat, tetapi minim perhatian dan kasih sayang. 

Dilihat dari kelebihannya, Coulson mencatat anak-anak yang dibesarkan dengan gaya pengasuhan seperti ini lebih responsif terhadap instruksi orang tua dan sangat patuh dalam lingkungan yang terstruktur dengan baik.

"Tapi ini biasanya berlaku selama ada figur otoritas yang hadir untuk memantau mereka. Kekurangannya, anak-anak berpotensi berperilaku memberontak ketika tidak ada orang di sekitarnya," tuturnya.

7. Intentional/gentle parenting

Gaya parenting ini termasuk pola asuh baru yang menggabungkan aspek terbaik dari beberapa pengasuhan lain yang lebih efektif. Coulson menjelaskan pada tipe intentional parenting, orang tua benar-benar memperhatikan apa yang terjadi di dunia anak mereka sambil menetapkan batasan.

"Orang tua hadir, memperhatikan, dan menyayangi. Fokus mereka adalah pada keterlibatan dan terlibat dalam kehidupan anak-anak," kata Coulson.

Meskipun Coulson mencatat penelitian tentang pengasuhan ini masih terbatas, ia mengatakan banyak keuntungan dari gaya pengasuhan ini termasuk hubungan yang kuat antara orang tua dan anak.

Selain itu, anak berpotensi memiliki hati nurani dan moral yang kuat. Ini karena tipe pola asuh ini sangat mendukung otonomi anak, karena mendorong mereka untuk belajar bertanggung jawab atas tindakan dan perilakunya sendiri.

Demikian ulasan tentang kelebihan dan kekurangan masing-masing pola asuh. Perhatikan perubahan perkembangan pada anak, sesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan yang ada. Jika perlu, Bunda dapat berkonsultasi tentang pola asuh yang tepat dengan pakarnya, ya. Semoga ulasan ini bermanfaat.

Bunda ingin membeli produk kesehatan dan kebutuhan untuk anak. Langsung aja yuk, Bun klik di sini.

(fir/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda