Fixed! Tes DNA Pastikan Bayi di Bogor Tertukar, Apa yang Harus Dilakukan?

Kasus bayi tertukar di Bogor masih dalam proses penyelesaian, Bunda. Kejadian ini bermula ketika seorang Bunda bernama Siti Mauliah asal Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat merasakan adanya keganjilan pada anak yang ia besarkan.

Bunda Siti melahirkan anak keempat sebuah rumah sakit di Bogor pada 18 Juli 2022. Sebelum pulang, perawat menyebut gelang penanda bayinya tertukar dengan gelang bayi lain.

Namun, Bunda Siti merasa bahwa bayi tersebut bukanlah anak kandungnya. Apalagi bayi yang bersamanya saat itu mengenakan pakaian berbeda yang diberikan Bunda Siti sebelumnya.

Bunda Siti menduga bahwa bayinya tinggal dan dibesarkan oleh Bunda B. Di hari persalinan, hanya kedua Bunda ini yang melahirkan bayi berjenis kelamin laki-laki.

Kasus ini dilimpahkan pada kepolisian unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA). Selama beberapa waktu, kepolisian bersama beberapa pihak terkait berusaha untuk menyelesaikan perkara sambil menggandeng Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) hingga Perlindungan Khusus Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA).

Hasil tes DNA 

Kasus ini terus bergulir hingga sampai pada babak terbaru, Bunda. Setelah melalui proses yang panjang sampai melakukan tes DNA silang antara kedua Bunda dan bayi, hasil menyatakan keduanya tertukar.

Hasil tes DNA itu disampaikan oleh Polres Bogor kepada orang tua dari kedua bayi yang tertukar di sebuah ruangan, Jumat (25/8/2023) malam. Pertemuan ini juga berlangsung tertutup.

Suasana haru pun menyelimuti pertemuan kedua keluarga bayi tertukar, terutama sang ibunda. Tangisan pecah ketika polisi menyampaikan hasil tes DNA kedua bayi yang dinyatakan 99,99 persen tertukar.

"Ditemukan memang fix 99,99 persen berdasarkan data yang diberikan oleh Kapuslabfor yang diwakili oleh beliau bahwa anak tersebut memang tertukar," kata Kapolres Bogor AKBP Rio Wahyu Anggoro dalam jumpa pers di Bogor pada Jumat (25/8/2023), dikutip dari detikcom.

Ia mengatakan Polres Bogor telah melakukan sejumlah langkah penyelidikan seperti memeriksa sejumlah saksi, memeriksa pihak rumah sakit (RS) seperti seluruh perawat dan bidan yang bertugas saat kedua ibu tersebut melahirkan.

Orang tua bayi berpelukan

Kedua orang tua bayi tertukar ini juga sempat hadir dalam konferensi pers di Polres Bogor semalam. Setelah pernyataan dari polisi, Bunda dari kedua bayi itu berpelukan tanpa sepatah kata.

Momen tersebut disaksikan oleh keluarga besar masing-masing. Mereka juga menunjukkan map berisi kertas kesepakatan bersama di antara keduanya.

Lalu, hal apa yang selanjutnya akan dilakukan? Simak informasi selengkapnya di halaman berikut ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis! 

PROSES PENGEMBALIAN BAYI PADA ORANG TUA KANDUNG

Fixed! Tes DNA Pastikan Bayi di Bogor Tertukar, Apa yang Harus Dilakukan?/Foto: Getty Images/iStockphoto/Nenov

Langkah selanjutnya setelah bayi dinyatakan benar tertukar

Kedua bayi yang sebelumnya diduga dibesarkan bukan oleh orang tua kandung, kini sudah dipastikan tertukar, Bunda. Setelah hasil tes DNA keluar dan menunjukkan bukti paling kuat, maka ada tahap atau proses selanjutnya yang akan dilakukan.

Kedua bayi tersebut tak serta merta dikembalikan kepada orang tua aslinya. Ini karena ada tahapan-tahapan yang harus dilalui dan telah disepakati oleh kedua pihak.

"Langkah-langkah penyesuaian pengembalian anak dari ibu S ke ibu D, dari ibu D ke ibu S, melalui tahapan yang disepakati," kata Deputi Perlindungan Khusus Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Nahar.

Tahapan pertama akan dijalankan dalam satu pekan, yakni akan ada asesmen yang dilakukan oleh pihak Kementerian PPPA ke tiap anak dan keluarga. Selanjutnya, anak-anak yang tertukar ini akan digabungkan dengan keluarga baru yang merupakan keluarga biologisnya.

"Tahapan kedua, penyesuaian anak nanti akan mulai dikenalkan dengan lingkungan yang nanti anak ini tumbuh berkembang di masing-masing keluarga orang tua kandungnya," kata Nahar.

Tak berhenti sampai di sana, selanjutnya akan dilakukan asesmen ulang. Proses ini akan terus berjalan sampai pekan keempat, barulah penyerahan anak dilakukan secara total.

Kasus diselesaikan secara RJ dan masih diselidiki

Pihak kepolisian menyampaikan persoalan kedua orang tua bayi yang tertukar diselesaikan melalui restorative justice atau RJ, Bunda. Sebagai informasi, ini merupakan cara penyelesaian perkara tindak pidana dengan melibatkan pihak-pihak tersebut untuk mencari penyelesaian yang adil bersama-sama. Secara gamblang, ini juga dapat disebut sebagai penyelesaian secara kekeluargaan dengan kesepakatan bersama.

"Tadi telah dibuatkan komitmen bersama, maka penyelesaian Ibu S dan Ibu D kita selesaikan secara restorative justice," kata Kapolres Bogor AKBP Rio Wahyu Anggoro dalam jumpa pers di kantornya.

Rio mengklaim kasus bayi tertukar hingga berbulan-bulan ini sebagai kasus pertama di Indonesia. Ia menjelaskan kepolisian dan pihak terkait lainnya, seperti Kemenko PMK, Kementerian PPPA, dan KPAI, mencari formulasi yang tepat menyelesaikan persoalan ini dengan bijaksana. Terlebih, ini adalah masalah kemanusiaan sehingga mendapat perhatian khusus.

"Ini adalah kejadian pertama di Indonesia tentang kejadian ini sehingga kami mencoba menyelesaikan ini di luar dari penyelidikan ini yang dilaporkan oleh Ibu S terhadap Ibu D," kata dia.

Meski hasil DNA kedua pihak sudah didapatkan, masalah yang terjadi ini belum selesai, Bunda. Pihak kepolisian masih akan melakukan penyelidikan terhadap kasus dua bayi yang tertukar. Hasil penyelidikan sementara, kedua bayi diketahui tertukar pada H+1 persalinan.

"Jadi hasil penyelidikan dari proses tertukarnya bayi tersebut, terjadi kurang lebih H+1 setelah persalinan Ibu S dan Ibu D. Kemudian proses itu lagi berjalan di bidang sisi penegakkan hukum," kata Kapolres Bogor AKBP Rio Wahyu Anggoro kepada wartawan, Jumat (25/8/2023).

Simak juga 6 Bunda seleb yang berjuang menyusui bayinya 2 tahun dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]