Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Apakah Anak dengan Sensory Processing Disorder Bisa Terlambat Bicara?

Mutiara Putri   |   HaiBunda

Rabu, 18 Oct 2023 18:05 WIB

A female therapist sits beside her young patient on the floor as they work on some speech therapy exercises.  They are each dressed casually and the therapist has her hand on her chin as she works to help the young girl through phonetical sounds.
Ilustrasi SPD dan Terlambat Bicara/Foto: iStock

Sensory Processing Disorder (SPD) atau gangguan pemrosesan sensorik merupakan kondisi neurologis anak yang dapat memengaruhi cara otak memproses informasi serta indera. Namun, apakah kondisi ini juga dapat membuat anak mengalami speech delay atau terlambat bicara?

Anak-anak dengan kondisi SPD umumnya sangat sensitif atau bahkan tidak bereaksi terhadap suatu masukan sensorik. Misalnya saja lampu, suara, makanan, sentuhan, hingga bau.

Tak hanya itu, anak yang mengalami masalah sensorik ini juga mungkin memiliki rasa enggan terhadap hal-hal yang merangsang indera mereka secara berlebihan. Contohnya seperti situasi lingkungan yang bising, cahaya yang terlalu terang, hingga bau yang menyengat.

Anak SPD alami terlambat bicara?

Setelah mengetahui penjelasan singkat tentang SPD, Bunda pasti berpikir bahwa ciri-ciri anak yang mengalami SPD hanya seputar rasa sensitif mereka terharap suatu hal. Padahal, ciri anak SPD dapat menunjukkan hal yang lebih jauh.

Melansir dari laman Kid Sense, disebut bahwa anak dengan kondisi SPD kerap menunjukkan ciri-ciri terlambat bicara. Mereka memiliki keterampilan komunikasi dan sosial yang tertunda.

Tak hanya itu, pada beberapa kasus anak yang didiagnosis dengan kondisi ini juga mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dua arah. Mereka lebih suka bermain sendiri dan sulit mengetahui cara bermain dengan anak-anak lainnya.

Selain terlambat bicara, ada pula beberapa ciri anak SPD yang perlu Bunda pahami. Berikut ini deretannya:

  • Kurang reaktif terhadap sensasi tertentu
  • Tampak lesu
  • Mengalami kesulitan mengatur respons perilaku dan emosionalnya sendiri
  • Mudah terganggu
  • Memiliki keterampilan motorik yang buruk
  • Memiliki pola tidur yang buruk
  • Memiliki kebiasaan makan yang terbatas atau memilih-milih makanan
  • Menjadi tertekan saat melakukan tugas perawatan diri seperti menyisir rambut, mencuci rambut, memotong kuku, berpakaian, mengikat tali sepatu, bahkan makan
  • Suka bergerak
  • Tampak terkulai atau tonus otot rendah
  • Mudah lelah
  • Mengalami kesulitan menerima perubahan dalam rutinitas atau transisi

Lantas apa yang menyebabkan anak mengidap kondisi SPD? Simak penjelasan lengkapnya pada laman berikutnya, ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!


BEBERAPA KOMPLIKASI PRENATAL

Mengenal Kekerasan Emosional pada Anak, Tak Disadari Dilakukan Orang Tua

Ilustrasi SPD dan Terlambat Bicara/Foto: Getty Images/iStockphoto/kieferpix

Penyebab anak mengidap SPD

Melansir dari laman Healthline, dikatakan belum jelas apa yang menyebabkan masalah sensorik pada anak, Bunda. Namun, peneliti percaya hal ini ada hubungannya dengan cara jalur sensorik di otak memproses dan mengatur informasi.

Kesulitan memproses sensorik ini umumnya kerap terjadi pada anak yang mengidap autisme. Selain itu, tidak jelas pula apakah masalah sensorik ini dapat terjadi dengan sendirinya atau disebabkan oleh kelainan lainnya.

Meski begitu, beberapa dokter dan ahli kesehatan percaya bahwa masalah pemrosesan sensorik adalah gejala dari masalah lain. Ini artinya masalah sensorik bukanlah diagnosis kondisi itu sendiri.

Banner Ikan untuk Kecerdasan Otak Anak

Penelitian pada tahun 2020 dan studi kecil di tahun 2017 menyebut bahwa SPD bisa saja berhubungan dengan beberapa komplikasi prenatal atau kelahiran. Misalnya saja sebagai berikut:

  • Bayi lahir prematur
  • Berat badan bayi lahir rendah
  • Stres pada orang tua
  • Mengonsumsi alkohol atau obat-obatan selama kehamilan

Paparan berlebihan terhadap bahan kimia dan kurangnya stimulasi sensorik di masa kanak-kanak juga bisa menjadi faktor risiko terjadinya SPD ini, Bunda. Kemungkinan aktivitas otak yang tidak normal bisa mengubah cara otak memproses indera dan rangsangan.

Semoga informasi tentang Sensory Processing Disorder ini dapat bermanfaat bagi Bunda dan Si Kecil, ya.

Jangan lupa saksikan lagi video kenali tanda dan penyebab speech delay pada anak berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]




(mua)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda