
parenting
Anak Balita Masih Takut Bertemu Orang Baru? Ini 5 Cara Mengatasinya Bun
HaiBunda
Minggu, 17 Dec 2023 10:20 WIB

Takut bertemu orang baru adalah fase emosional normal yang terjadi pada masa kanak-kanak. Si Kecil bisa menangis atau menjadi tertekan ketika orang tak dikenal mendekati atau mencoba memeluknya.
Reaksi ini sebenarnya merupakan tonggak penting yang membantu anak-anak belajar memercayai naluri mereka dan untuk memahami lingkungannya. Penelitian pada tahun 2018 menunjukkan bahwa bayi dan anak kecil cenderung lebih menyukai orang yang dikenalnya.
"Kecemasan terhadap orang asing terkait dengan proses perkembangan bayi dalam membedakan objek yang familiar dan asing. Ini biasanya dimulai sekitar 8 hingga 9 bulan dan biasanya berhenti pada 2 tahun," kata psikolog di Chicago, Illinois, Dr. Elizabeth Lombardo, dikutip dari Psych Central.
Sebuah studi tahun 2017 pada 107 anak pernah mengamati ketakutan terhadap orang asing. Studi ini dilakukan pada anak antara usia 6 bulan dan 3 tahun. Orang tua yang anak-anaknya mengalami peningkatan rasa takut lebih tinggi cenderung melaporkan anaknya mengalami kecemasan ketika mereka berusia 8 tahun.
Penelitian lain menunjukkan bahwa 60 persen anak-anak yang mengalami kecemasan terhadap orang asing tidak mengalami gangguan kecemasan sosial. Dengan kata lain, ini adalah bagian tumbuh kembang yang terkadang sulit dipahami orang tua.
Cara mengatasi balita takut pada orang baru
Rasa takut anak terhadap orang asing merupakan fase dalam tubuh kembang anak. Kita tidak dapat mempercepat atau menolak fase ini, Bunda. Namun, kita dapat mencoba mengambil beberapa pendekatan untuk mengatasi rasa takut agar tidak memengaruhi kehidupan sosial anak ke depannya. Berikut 5 caranya, seperti dikutip dari What to Expect:
1. Jangan memaksakan anak
Mendesak bayi atau balita untuk menghadapi kecemasannya hanya akan membuatnya stres. Jangan memaksakan anak untuk dekat dengan orang baru yang baginya asing ya. Biarkan anak tahu kapan ia bisa membuka diri atau cair pada orang yang baru saja mereka temui, Bunda.
2. Sabar untuk menunggu
Pada beberapa anak kecil, fase takut atau cemas dengan orang asing akan berakhir dalam sekejap. Namun pada kasus lain, mungkin bisa bertahan selama berbulan-bulan. Perlu diingat, cepat atau lambat, anak pasti akan menyadari bahwa dia tidak harus memilih antara satu orang dengan yang lainnya, dan ketakutannya terhadap orang asing yang baru dikenal akan hilang.
3. Beri tahu keluarga kalau Si Kecil butuh waktu
Beri tahu keluarga atau kerabat dekat bahwa anak sedang mengalami fase cemas dan takut bertemu orang baru. Cara ini secara tak langsung juga akan membantu anak beradaptasi dan mencegah perasaan sakit hati bagi keluarga yang 'ditolak' oleh Si Kecil. Beri tahu mereka bahwa Si Kecil tengah melalui fase cemas dan perlu waktu untuk melakukan 'pemanasan'.
4. Beri tahu cara memenangkan hati anak
Selain itu, Bunda juga perlu memberi tahu keluarga dan teman tentang cara memenangkan hati Si Kecil. Misalnya, daripada mencoba langsung menjemputnya atau memeluknya, sarankan agar mereka berbicara dengan pelan.
Mereka juga bisa mengajak anak untuk membujuknya dengan mainan sambil menggendongnya di pangkuan. Bila anak masih tidak ingin berinteraksi, mungkin kita bisa mencoba permainan paralel, yakni Si Kecil dan orang yang baru ditemuinya itu berada di ruangan yang sama tetapi melakukan aktivitas berbeda. Misalnya, anak dibiarkan bermain, sedangkan didekatnya itu orang baru bisa menggambar.
5. Berikan rasa aman dan yakinkan anak
Jika anak tampak takut, kesal, atau terlalu waspada ketika orang dewasa lain mendekatinya, lakukan yang terbaik untuk meyakinkan dia bahwa semuanya baik-baik saja. Kenalkan anak bahwa orang dewasa tersebut adalah orang yang baik dan tak perlu dihindari.
Jika anak ingin digendong, silakan gendong dia, Bunda. Jangan memaksanya untuk bertemu dan menyapa karena khawatir akan menyakiti perasaan orang asing tersebut. Tapi, tentu orang dewasa akan memahami lebih dari anak balita kita. Sebaliknya, pekalah terhadap kecemasan anak dan hindari mempermasalahkan ketakutannya.
Lalu, apa bedanya rasa cemas dan takut bertemu orang asing ini dengan separation anxiety ya? Selengkapnya baca di halaman berikutnya ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
KETAKUTAN BERTEMU ORANG BARU VS KETAKUTAN BERPISAH
Anak Balita Masih Takut Bertemu Orang Baru? Ini 5 Cara Mengatasinya Bun/ Foto: Getty Images/iStockphoto
Ketakutan bertemu orang baru vs ketakutan akan perpisahan
Meskipun ketakutan bertemu orang baru dan ketakutan akan perpisahan sering kali mulai berkembang pada waktu yang bersamaan, keduanya merupakan tonggak perkembangan yang berbeda. Bunda perlu memahami perbedaannya nih.
Dikutip dari Healthline, ketakutan bertemu orang baru mengacu pada bayi yang mengalami kesusahan saat bertemu atau ditinggalkan dengan orang yang tidak dikenalnya. Sementara itu, ketakutan akan perpisahan mengacu pada kesulitan yang dialami bayi karena ditinggal sendirian atau dipisahkan dari orang tua atau pengasuh utamanya.
Jika seorang anak mengalami kesusahan ketika ditinggal bersama kakek-nenek atau pengasuh tetapnya, kemungkinan besar mereka mengalami ketakutan akan perpisahan (separation anxiety), bukan ketakutan bertemu orang baru. Sebaliknya, jika bayi mengungkapkan rasa takut saat didekati oleh orang asing atau saat ditinggal bersama orang baru, maka kemungkinan besar ia mengalami ketakutan bertemu orang baru.
Pada dasarnya, perkembangan kecemasan terhadap orang asing memang bisa menjadi masa yang menantang bagi dan anak. Saat Si Kecil mengalami banyak emosi yang besar dan menakutkan, mungkin ia akan merasa frustrasi dan menjadi rewel atau tidak ramah.
Namun, ketakutan bertemu orang baru adalah hal yang normal, dan dengan keseimbangan yang tepat antara kehangatan dan kenyamanan, biasanya kecemasan tersebut hilang sebelum anak berusia dua tahun, Bunda.
Saat melewati fase kecemasan terhadap orang asing, ingatlah untuk bersabar dengan anak. Peluk dan hibur mereka sesuai kebutuhan, dan cobalah untuk tetap tenang dan hangat saat mereka mengalami kesusahan. Memberi mereka waktu dan tetap bersabar melalui fase ini akan membuat hari-hari mereka ke depannya lebih bahagia.
Simak ciri anak tantrum menurut psikolog, dalam video berikut:
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
5 Cara Menghilangkan Rasa Takut Anak Balita saat Ketemu Orang Lain

Parenting
Anak Tidak Mau Salim sama Orang Lebih Tua, Bagaimana Sikap Kita Menghadapinya?

Parenting
4 Penyebab Anak Mudah Takut, Awas Bisa Pengaruhi Perkembangan Emosinya!

Parenting
Bunda, Anak Takut Bukan Berarti Lemah, Apa Bedanya?

Parenting
TipsCegah AnakTerdampak Adegan Kekerasan di TV


7 Foto
Parenting
7 Potret Djiwa Anggara Anak Nadine Chandrawinata yang Kini Berusia 7 Bulan
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda