HaiBunda

PARENTING

9 Gaya Parenting di Dunia yang Bikin Terkejut, Jepang hingga Skandinavia Unik Banget

Tim HaiBunda   |   HaiBunda

Kamis, 11 Jan 2024 20:50 WIB
Parenting unik di seluruh dunia/ Foto: Getty Images/yamasan
Jakarta -

Gaya pengasuhan setiap bunda berbeda satu sama lain. Bahkan, setiap negara pun memiliki pola parenting yang unik sesuai dengan budaya yang berlaku di mana ia tinggal. 

Cara mereka mendidik dan membimbing anak-anaknya ini menjadi bentuk ekspresi cinta orang tua pada anaknya. Perbedaan gaya parenting ini juga yang nantinya akan memengaruhi cara Si Kecil dalam belajar dan berkembang.

Perbedaan gaya parenting juga berdampak pada cara bersikap dan hubungan keluarga Si Kecil. Setiap gaya parenting memiliki karakteristiknya masing-masing yang mencerminkan nilai-nilai budaya orang tua.


Perbedaan budaya ini mungkin akan membuat Bunda merasa aneh dan terkejut ketika mengetahui bagaimana para orang tua di luar sana mengasuh anak-anaknya.

Pada era globalisasi yang semakin pesat ini, Bunda perlu untuk banyak belajar dan memahami perbedaan dalam gaya parenting di seluruh dunia. Bunda bisa mengambil yang terbaik dari masing-masing budaya dan menerapkannya kepada Si Kecil.

Bunda, berikut ini adalah 9 gaya parenting dari seluruh dunia yang mungkin akan membuat Bunda terkejut dilansir  dari HuffPost.

1. Anak-anak Jepang berangkat sekolah sendiri 

Bunda mungkin pernah mendengar atau menonton program televisi Jepang berjudul Old Enough atau Hajimete no Otsukai, atau My First Errand? Ini merupakan program reality show tentang keseharian anak-anak kecil di Jepang pada usia 2-5 tahun saat mereka diberikan tugas seperti pergi ke toko oleh orang tua mereka.

Di Jepang, bukanlah hal yang aneh jika Bunda melihat anak-anak usia sekolah dasar menggunakan transportasi umum atau berjalan sendiri atau dengan anak-anak kecil lainnya. Ini menunjukkan tingkat kemandirian yang mungkin tidak ditemukan pada anak-anak di negara lainnya di usia yang sama.

Ini tentu ada hubungannya dengan tingkat kriminalitas yang rendah di Jepang. Insiden pembunuhan bersenjata di Jepang, 350 kali lebih sedikit daripada di AS. 

Bahkan, di tempat yang lebih aman dan tertutup seperti sekolah, anak-anak Jepang juga diberikan tanggung jawab yang signifikan. Pada usia 6 tahun, anak-anak ditugaskan untuk membersihkan sekolah, bahkan kamar mandi, atau menyajikan makan siang untuk teman sekelas mereka. 

2. Bayi Skandinavia tidur siang di luar

Di Denmark dan negara-negara lainnya yang terkenal dengan musim dinginnya yang panjang, sangat normal jika Bunda melihat kereta bayi di parkir di luar kafe dengan bayi masih ada di dalamnya, sedang tidur siang dengan nyenyak.

Beberapa waktu lalu praktik tersebut bahkan viral di TikTok. Ada kepercayaan budaya di negara mereka bahwa udara segar bisa membantu bayi tidur lebih nyenyak dan lebih sehat lho, Bunda.

Di masing-masing rumah dan tempat penitipan anak, Bunda mungkin akan melihat bayi-bayi tertidur di dalam stroller yang diparkir di depan toko, restoran, atau bar, sedangkan orang tua mereka mungkin berada di dalam menikmati minuman dan mengawasi Si Kecil dari meja dekat jendela.

Kebiasaan ini mungkin agak membingungkan dan mengejutkan bagi Bunda. Namun, praktik ini telah berlangsung beberapa generasi di beberapa negara seperti Denmark dan Finlandia.

Hanya saja, untuk mengikuti gaya parenting yang satu ini, kita perlu lebih dulu menciptakan ruang publik yang aman bagi siapapun ya, Bunda.

3. Bayi di China tidak memakai popok

Tradisi ini disebut pelatihan pispot bayi tradisional Tiongkok, atau disebut juga komunikasi eliminasi oleh orang-orang Barat yang telah mengadopsi praktik ini. Praktik ini adalah praktik membiasakan bayi-bayi mereka tanpa popok.

Biasanya praktik ini telah dimulai sejak minggu-minggu pertama kehidupan bayi. Para bayi digendong telanjang di atas toilet, semak atau tempat sampah jika berada di luar ruangan. Selanjutnya pengasuh atau orang tua mereka akan memberi isyarat untuk buang air kecil dengan menirukan suara air mengalir yang lembut dan terdengar sama-samar.

Orang tua di China mengatakan mereka mempelajari cara membaca sinyal bayi ketika mereka akan buang air, seperti menggeliat atau menetap ke kejauhan. Penganut praktik ini mengatakan bahwa mereka dapat secara drastis mengurangi jumlah popok yang mereka gunakan untuk anggaran dan lingkungan. Bagaimana, Bunda tertarik mencobanya?

4. Anak-anak preschool di Italia belajar kerajinan kayu dengan palu dan gergaji

PAUD Reggio Emilia yang dibangun di wilayah Italia dengan nama yang sama setelah Perang Dunia II, mendorong anak-anak untuk belajar melalui eksplorasi dan mengikuti minat mereka sendiri.

Salah satu pemandangan umum di sekolah Reggio yang mungkin tidak ditemukan di sekolah lain adalah, anak-anak yang masih sangat kecil diajari menggunakan palu untuk menumbuk paku dan gergaji untuk memotong kayu guna membuat prakarya mereka.

“Reggio Emilia mendorong berbagai media di mana anak-anak dapat mengekspresikan diri mereka sendiri,” kata Peter Moorhouse, pakar pendidikan anak usia dini dan pengerjaan kayu, melalui HuffPost.

Moorhouse berkata orang tua peserta didiknya terkejut dengan betapa percaya diri dan kompetennya anak-anak mereka bekerja dengan alat. Melalui pembelajaran membuat kerajinan dengan kayu ini, anak-anak dilatih kreativitasnya serta mengembangkan keterampilan problem solving mereka.

Menjadikan materi ini salah satu bagian paling menarik dan berkesan di tahun-tahun pertama anak-anak bersekolah.

5. Atasan baju renang opsional untuk semua anak-anak di Eropa

Di Eropa seperti Spanyol dan Jerman merupakan hal yang biasa melihat seorang gadis kecil berlarian di pantai atau kolam renang hanya dengan pakaian renangnya. Di Eropa, seperti pada anak laki, atasan renang tidak wajib digunakan oleh anak perempuan.

Tidak seperti di beberapa negara, orang Eropa jelas tidak terlalu terpaku pada ketelanjangan secara umum. Namun untuk anak-anak, peraturan ini diciptakan demi efisiensi anak-anak, terlebih secara penampilan biologis, anak perempuan belum memiliki payudara sama seperti anak laki-laki.

Jadi mereka tidak mewajibkan anak perempuan memakai atasan renangnya atau memakai pakaian onepiece yang menyulitkan mereka. 

6. Anak-anak Perancis makan seperti orang dewasa

Jika Bunda pergi ke restoran di Prancis, akan sangat sulit menemukan menu untuk anak-anak, meja terpisah untuk anak-anak, atau peralatan makan dan pilihan makanan terpisah untuk anak-anak, di acara khusus apapun.

Anak-anak Prancis cenderung memenuhi sebagian besar kebutuhan nutrisinya melalui tiga kali makan sehari dan satu kudapan. Mereka duduk di meja bersama keluarga untuk makan malam, sering kali dilengkapi dengan taplak meja dan jenis hidangan keluarga yang cenderung dijauhkan oleh banyak orang dari anak-anak. Bahkan makan siang sekolah cenderung melibatkan empat hidangan yang disajikan dengan gaya restoran di meja, dan minimal 30 menit untuk makan untuk memastikan mereka makan dengan baik.

Karen Le Billon, seseorang dari Kanada yang pindah bersama keluarganya ke Prancis dan menulis buku tentang pengalamannya, mengatakan bahwa Orang Prancis melatih anak-anak untuk menikmati makanan mereka dengan cara ini untuk membatasi fenomena picky eater pada anak.

Le Billon juga menjelaskan bahwa daripada memberi tahu seorang anak bahwa suatu jenis makanan bergizi dan mereka harus memakannya, orang tua Prancis lebih cenderung mendorong seorang anak untuk mencobanya karena rasanya enak.

7. Anak-Anak Italia cenderung tidur larut malam

Kebanyakan orang tua menghabiskan begitu banyak waktu untuk mencemaskan kebiasaan tidur anak-anak. Namun bukan hal yang aneh melihat keluarga mendorong kereta bayi pada jam 8, 9, atau bahkan 10 malam. Seperti negara tetangganya, Prancis, Orang Italia juga melibatkan anak-anak untuk makan malam bersama.

Tentu saja, anak-anak memang membutuhkan tidur yang cukup untuk kesehatan dan pertumbuhannya. Meskipun ada penelitian yang menunjukkan bahwa anak-anak Italia kurang tidur secara keseluruhan daripada anak-anak di negara lain hingga usia 6 tahun, para peneliti juga menemukan “sleep hygine” (rutinitas dan lingkungan yang kondusif untuk tidur tanpa gangguan) remaja Italia secara signifikan lebih baik,dibandingkan dengan remaja Amerika.

8. Umum bagi anak-Anak India diasuh beberapa generasi dalam satu keluarga

Dalam sebuah studi tentang keluarga India selama beberapa dekade, antropolog Susan Seymour mengakui praktik pengasuhan ini. Alih-alih dirawat sepanjang hari oleh Bundanya, bayi-bayi India yang diamati Seymour akan diwariskan dari satu kerabat ke kerabat lainnya, termasuk anggota keluarga yang lebih muda. Sehingga sang ibu dapat mengurus kewajibannya yang lain.

“Anak-anak tumbuh dalam rumah tangga yang luas,” kata Seymour. Dia menggambarkan "kerabat datang dan pergi," dan "banyak orang yang merawat mereka."

Model pengasuhan ini memberikan kesempatan kepada para ibu pekerja untuk bisa meninggalkan anak tanpa rasa bersalah. Bunda-Bunda di India terbiasa meninggalkan bayi mereka dengan nenek, sepupu, atau penyedia penitipan anak dan pengasuh bayi.

Tidak akan ada yang berpikir bahwa Ibu yang tidak tinggal di rumah bersama anaknya secara terus-menerus, akan membahayakan keterikatan atau perkembangan anak. Dengan kata lain, ibu yang bekerja harus menghilangkan rasa bersalah yang telah mereka bawa dan melakukan banyak pengasuhan sebagai hal yang normal dan sehat.

9. Ayah dari Suku Aka melakukan hampir setengah dari pengasuhan

Kebanyakan budaya di hampir seluruh dunia membebankan pengasuhan sepenuhnya kepada perempuan atau Ibu. Namun, di suku nomaden Aka di Afrika Tengah, para antropolog mengamati bahwa para ayah menghabiskan 47 persen waktunya dalam jangkauan bayi mereka.

Meskipun peran kepemimpinan tertinggi suku diberikan kepada laki-laki, peran domestik di suku Aka juga dapat dipertukarkan dan fleksibel. Alias perempuan juga bisa berburu sedangkan laki-laki memasak, begitu pula sebaliknya. Menarik ya, Bunda.

Nah itulah Bunda beberapa gaya parenting di seluruh dunia yang mungkin sangat berbeda dengan Indonesia. Meskipun terdapat perbedaan dalam gaya pengasuhan, tujuan akhir orang tua di seluruh dunia adalah sama, yaitu membimbing anak-anak mereka menuju kehidupan yang sehat dan bahagia. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Simak video di bawah ini, Bun:

5 Pola Asuh Orang Tua Jepang yang Bisa Bunda Contoh, Salah Satunya Menghargai Emosi Anak

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Ciri-ciri Orang Cerdas, Kerap Ucapkan 20 Kalimat Ini

Mom's Life Amira Salsabila

Kenali Penyebab Hipertensi di Usia Muda & Cara Pencegahannya

Mom's Life dr. Bonita Effendi, Sp. P.D, BMedSc, M.Epid

Potret Ade Govinda & Indiarisa Sambut Kelahiran Anak Pertama, Banjir Ucapan dari para Musisi

Kehamilan Pritadanes

Potret Luna Maya & Maxime Bouttier Hadiri Pernikahan Sahabat di Italia

Mom's Life Amira Salsabila

Cerita Aline Adita Akhirnya Berhasil Hamil setelah 7 Th Jalani Promil

Kehamilan Annisa Karnesyia

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Curhat Inul Daratista Usai Kabarkan Adam Suseno Sudah Boleh Pulang dari RS

Kenali Penyebab Hipertensi di Usia Muda & Cara Pencegahannya

Potret Ade Govinda & Indiarisa Sambut Kelahiran Anak Pertama, Banjir Ucapan dari para Musisi

Ciri-ciri Orang Cerdas, Kerap Ucapkan 20 Kalimat Ini

Idol K-Pop Hadiri Paris Fashion Week, Cha Eun Woo hingga Mingyu SEVENTEEN

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK