Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Kejang Jadi Penyebab Kematian Mendadak pada Bayi? Begini Penelitian Terbarunya

Rieka Yusuf   |   HaiBunda

Senin, 29 Jan 2024 20:45 WIB

Memahami Pola Tidur Bayi 0-3 Bulan dan Kapan Sleep Training Boleh Dimulai?
Ilustrasi Kejang Jadi Penyebab Kematian Mendadak pada Bayi? Begini Penelitian Terbarun/Foto: Getty Images/Edwin Tan
Daftar Isi
Jakarta -

Bunda, Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) atau sindrom kematian mendadak pada bayi memang patut diwaspadai. Kematian mendadak ini bisa terjadi pada Si Kecil berusia mulai dari 6 bulan hingga 3 tahun.

Dilansir dari laman Romper, setiap tahunnya terdapat 1.800 hingga 3000 anak di Amerika meninggal karena kematian mendadak. Kebanyakan dari kasus SIDS ini terjadi ketika anak sedang tertidur. 

Salah satu kasus meninggal karena SIDS dialami oleh Kaola, anak Yulia Baltschun. Kaola meninggal di usia 6 bulan dalam kondisi sedang tertidur. Hal ini diungkapkan Yulia dalam sesi Intimate Interview HaiBunda pada 2021.

"Kejadiannya tidak ada yang spesifik, karena dia (Kaola) anak yang super healthy, tidak ada indikasi dia akan sakit. Kemungkinan besar (penyebab kematiannya) adalah SIDS itu. Aku juga banyak baca studi soal SIDS ini tapi memang sampai sekarang enggak jelas penyebabnya apa," ujar Yulia kala itu.

Penyebab Sudden Infant Death Syndrome

Hingga saat ini memang belum ada penelitian yang mengungkap penyebab spesifik dari SIDS. Berbagai studi penelitian hanya mampu menganalisis pola yang menyebabkan tingginya risiko kematian akibat SIDS.

Meski belum ditemukan penyebab pasti SIDS, sebuah rumah sakit di Amerika Serikat bernama Carle Foundation Hospital merilis beberapa hal yang dinilai bisa meningkatkan resiko SIDS. Di antaranya posisi tidur tengkurap, penggunaan pakaian anak secara berlebihan, penggunaan selimut berlapis-lapis, dan suhu kamar yang terlalu hangat dapat meningkatkan potensi kematian mendadak pada bayi yang disebabkan oleh SIDS.

Selain itu, ada faktor lain yang diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya SIDS, yakni bayi prematur, terlalu ringan berat badan saat lahir, kelahiran kembar, perawatan kandungan yang buruk seperti kurang asupan yang sehat, merokok, hingga mengonsumsi minuman keras.

Penelitian Terbaru Mengenai Sudden Infant Death Syndrome

Baru-baru ini, peneliti dari New York University melakukan pengamatan terhadap video meninggalnya tujuh bayi di rentang usia 13 hingga 27 bulan. Hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah Neurology ini pun menunjukkan pola gejala SIDS dari bayi-bayi tersebut.

Beberapa jam sebelum meninggal, bayi melakukan gerakan dan suara tertentu yang menunjukkan kejang. Sebagian besar kasus SIDS yang diteliti, anak mengalami kejang kurang dari 1 menit hingga 30 menit sebelum meninggal. 

Penelitian ini masih dalam proses pengembangan untuk mengetahui kejelasan penyebab dan deteksi pasti SIDS. Meski begitu, tidak semua kejang mengindikasikan SIDS ya, Bunda.

Kepala koresponden medis CBS News Dr. Jon LaPook menyampaikan lebih detail kejang yang bisa diindikasikan sebagai SIDS. 

Gejala Kejang pada Sudden Infant Death Syndrome

Menurut Dr. Jon LaPook, kejang yang patut diwaspadai sebagai gejala SIDS adalah kejang yang disertai gejala lain sebagai berikut:

  • Demam Tinggi

Indikasi kejang sebelum kematian mendadak anak dapat dikenali dari suhu demam yang mencapai 101 derajat Fahrenheit atau 38,3 derajat Celcius. 

  • Gemetar, mata berputar, dan anggota badan kaku

Bunda perlu waspada apabila demam yang tinggi disertai gemetar, mata berputar, dan badan yang terasa kaku.

  • Hilangnya kesadaran

Kejang dengan demam yang tinggi disertai gejala lainnya bisa membuat anak mengalami hilang kesadaran. Jika demikian, Bunda dianjurkan melakukan pertolongan pertama cardiopulmonary resuscitation (CPR).

Apa yang Harus Bunda Lakukan Ketika Si Kecil Terindikasi Gejala SIDS?

7 Penyebab Bayi Rewel saat Mau Tidur, Seperti Apa Cara Mengatasinya?Ilustrasi/ Foto: Getty Images/hxyume

Sebisa mungkin Bunda dan Ayah bersikap tenang dan melakukan tindakan pertolongan untuk Si Kecil. Jika anak mengalami gejala-gejala SIDS, penting juga bagi Bunda mengetahui cara melakukan pertolongan pertama dengan CPR.

Selagi melakukan pertolongan pertama, Bunda dan Ayah bisa menghubungi kontak darurat atau rumah sakit terdekat. Meski sudah melakukan pertolongan pertama, perawatan secara medis tetap perlu dilakukan untuk mencegah hal buruk terjadi.

Hal yang Bisa Dilakukan untuk Cegah Sudden Infant Death Syndrome

Untuk mencegah anak mengalami SIDS, ada beberapa hal yang bisa Bunda lakukan, di antaranya:

  • Hindari menidurkan Si Kecil tengkurap.
  • Hindari penggunaan selimut atau pakaian yang berlebihan.
  • Jaga suhu ruangan agar tidak terlalu panas.
  • Hindari penggunaan tempat tidur anak yang terlalu empuk ataupun banyak bantal.
  • Usahakan tidurkan anak yang masih bayi di tempat tidurnya. Bunda juga perlu hindari Si Kecil tidur di kasur yang sama dengan anak lainnya ataupun orang dewasa.
  • Biarkan Si Kecil dengan usia kurang dari 1 tahun tidur di kamar yang sama dengan Bunda untuk memudahkan pemantauan.
  • Bunda bisa menawarkan dot bayi saat anak tertidur. Menurunkan risiko SIDS pada bayi menjadi salah satu manfaat penggunaan dot. Hal ini disampaikan juga dalam laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia.
  • Jangan lupa jaga Si Kecil untuk selalu berada lingkungan bebas asap rokok.

Itulah beberapa informasi SIDS mulai penyebab, gejala, hingga hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi resiko kematian mendadak yang disebabkan oleh SIDS. Semoga artikel ini bermanfaat ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda