Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

7 Cara Atasi Anak Muntah saat Tidur, Ketahui Penyebab hingga Waktu Tepat ke Dokter

Kinan   |   HaiBunda

Jumat, 16 Feb 2024 20:10 WIB

Anak muntah di malam hari
Anak muntah/ Foto: Getty Images/Viktoriia Bogoslavets
Daftar Isi

Anak mungkin muntah di malam hari karena berbagai penyebab, termasuk sakit perut dan kondisi kesehatan lain yang menyebabkan batuk. Mereka juga mungkin mengalami gejala tambahan, tergantung penyebabnya. Lalu bagaimana cara mengatasi anak muntah saat tidur dan apa saja penyebabnya?

Dikutip dari Healthline, muntah adalah tanda umum penyakit pada anak-anak berusia antara satu hingga lima tahun. Kendati demikian, sulit untuk mengetahui secara pasti apa penyebabnya. 

Muntah umumnya merupakan gejala infeksi. Bayi lebih rentan mengalami muntah, terutama jika mengalami refluks. Ketika sakit, anak-anak cenderung lebih sering muntah dibandingkan orang dewasa. Beberapa anak juga lebih rentan muntah dibandingkan anak lainnya. 

Cara mengatasi dan penyebab anak muntah saat tidur

Penyakit yang mendasari dapat menyebabkan muntah kapan saja, siang atau malam. Berikut ulasan tentang beberapa penyakit yang dapat menyebabkan muntah dan cara mengatasinya:

1. Gastroenteritis atau keracunan makanan

Orang juga menyebut gastroenteritis sebagai stomach flu. Keracunan makanan adalah salah satu kemungkinan penyebabnya. Seorang anak mungkin juga mengalami:

  • Diare
  • Tampak lesu
  • Sering muntah
  • Demam
  • Sakit perut
  • Tinja berwarna hitam dan lengket
  • Ada tanda-tanda dehidrasi, seperti mulut kering dan sering buang air kecil

Gejala keracunan makanan bisa dimulai dalam beberapa jam setelah kuman tertelan, seperti salmonella dan E. coli. Beberapa kuman menyebabkan gejala selama beberapa hari.

Cara mengatasi:

Pengobatan utamanya yakni menjaga anak tetap terhidrasi dengan memastikan mereka meminum air atau larutan rehidrasi. Kondisi ini biasanya akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa jam hingga hari.

2. Refluks asam

Refluks asam lebih mungkin menyebabkan muntah saat anak berbaring, karena asam lambung lebih mudah naik ke atas. Seorang anak dengan refluks asam juga mungkin mengalami:

  • Maag
  • Kesulitan bernapas
  • Masalah menelan

Cara mengatasi:

Jika seorang anak mengalami refluks asam kronis, yang disebut gastroesophageal reflux disease (GERD), dokter mungkin akan meresepkan obat tertentu. 

Di rumah, pastikan anak menghindari makan berat 2-3 jam sebelum tidur. Hindari asupan makanan pedas dan tinggi lemak yang bisa memicu iritasi saluran cerna. Hindari juga minuman bersoda.

3. Batuk atau asma

Batuk dapat menyebabkan muntah, yang membersihkan lendir atau penghalang lainnya. Seorang anak yang mengalami batuk atau asma mungkin juga mengalami:

  • Mengi
  • Batuk yang parah
  • Perasaan sesak di dada
  • Sesak napas
  • Serangan asma

Cara mengatasi:

Oleh dokter, anak yang batuk atau asma biasanya diberikan resep pengobatan dalam bentuk inhaler atau tablet. 

Pastikan anak tetap merasa nyaman yakni dengan diberikan ASI atau air putih secara rutin, dipijat dengan balsam atau minyak telon, makan makanan berkuah, serta tidur dalam posisi berbaring agak tinggi.

4. Alergi atau intoleransi makanan

Seorang anak yang memiliki alergi atau intoleransi makanan mungkin juga mengalami keluhan lain seperti:

  • Kulit gatal-gatal
  • Pusing
  • Diare
  • Bengkak di wajah
  • Mengi atau batuk
  • Hidung berair, gatal, atau tersumbat
  • Sakit perut

Cara mengatasi:

Perawatan mungkin termasuk pemberian obat antihistamin untuk alergi ringan. Di rumah, pastikan anak menjauhi hal-hal yang bisa memicu alerginya kambuh. Jika ruam kulit membuatnya tak nyaman, pakaikan pakaian yang longgar dan berbahan lembut.

5. Radang usus buntu

Dikutip dari Medical News Today, anak muntah saat tidur juga bisa disebabkan oleh radang usus buntu. Gejala lainnya termasuk seperti:

  • Sakit perut yang parah
  • Pembengkakan perut
  • Demam

Cara mengatasi:

Untuk mengatasi penyakit usus buntu, dokter biasanya akan memeriksa dan melakukan pembedahan sesegera mungkin jika diperlukan. 

6. Meningitis

Seorang anak dengan meningitis juga mungkin mengalami:

  • Leher kaku
  • Kejang
  • Demam
  • Sakit kepala
  • Ruam kulit
  • Kepekaan terhadap cahaya terang
  • Mengantuk atau tidak responsif

Cara mengatasi:

Pengobatannya mungkin memerlukan tindakan rawat inap dan konsumsi antibiotik sesuai anjuran dokter. Pemberian cairan infus juga dapat diperlukan dalam kasus-kasus tertentu. 

7. Cyclic vomiting syndrome

Cyclic vomiting syndrome (CVS) adalah kelainan langka yang menyebabkan serangan muntah tanpa alasan yang jelas. Seorang anak dengan CVS juga mungkin mengalami:

  • Kehilangan nafsu makan
  • Kulit pucat
  • Sakit perut
  • Sakit kepala
  • Tampak mengantuk terus-menerus
  • Mengeluarkan air liur atau meludah
  • Rasa haus yang ekstrem
  • Demam
  • Diare

Cara mengatasi:

Perawatan mungkin melibatkan berbagai obat resep, seperti antiemetik untuk mencegah muntah dan antidepresan. Dokter mungkin juga menyarankan perubahan pola makan untuk menghindari makanan yang memicu muntah.

Pengobatan rumahan anak muntah

Sebagian besar kasus muntah pada anak dapat mereda dengan baik terhadap perawatan di rumah. Yang penting adalah anak tetap terhidrasi dan minum banyak cairan. Termasuk ASI, susu formula, air putih, atau larutan rehidrasi oral. Hindari memberikan minuman yang banyak mengandung gula.

Anak mungkin tidak tertarik untuk makan, namun minum air dan cairan lain akan membantu mereka tetap terhidrasi. Berikut ulasannya:

1. Tetap tenang

Saat anak muntah, cobalah orang tua tetap tenang agar tidak makin memperburuk kondisi anak. Saat orang tua panik, anak cenderung akan ikut panik dan semakin menangis.

2. Biarkan anak muntah sampai selesai

Jangan paksa untuk ditahan, jika perlu bantu Si Kecil agar bisa menundukkan kepalanya saat muntah. Usap-usap punggungnya atau ikat rambutnya agar tidak terkena cairan muntah. 

Pastikan pula anak muntah dalam posisi duduk dengan kepala sedikit menunduk, supaya makanan tidak masuk kembali ke tenggorokan yang dapat menyebabkan anak tersedak.

3. Mencukupi kebutuhan cairan

Cara mengatasi anak muntah juga termasuk memastikan anak tidak dehidrasi. Berikan ASI, susu formula atau air putih untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang akibat muntah.  

4. Berikan oralit

Cairan oralit juga menjadi salah satu cara mengatasi anak muntah agar tidak dehidrasi. Bunda bisa membuat oralit sendiri dengan mencampurkan air dengan gula dan garam, bisa juga dengan menggunakan oralit kemasan yang tersedia di apotek.

5. Memberikan teh hangat

Cara mengatasi anak muntah saat tidur berikutnya yakni memberikan minuman hangat, seperti teh atau air jahe. Jahe telah lama dikenal sebagai sebagai obat tradisional untuk mengatasi muntah.  

6. Beri anak waktu istirahat

Setelah berhenti muntah, biarkan anak beristirahat terlebih dahulu. Tidur dapat membantu lambung menyelesaikan proses pencernaan makanan, sehingga meredakan mual dan muntah. 

7. Berikan makanan lembut

Dalam enam jam pertama setelah muntah-muntah, hindari pemberian makanan padat atau keras pada anak. Sebaliknya, berikan makanan bertekstur lembut untuk membantu kerja sistem pencernaannya. Misalnya seperti bubur atau sup hangat.

Kapan anak muntah perlu ke dokter?

Segera bawa anak ke dokter jika mengalami kondisi darurat muntah seperti:

  • Muntah berulang kali dan tidak bisa menahan cairan yang dikonsumsi
  • Muntah lebih dari 1-2 hari
  • Menunjukkan tanda-tanda dehidrasi
  • Ada darah pada muntah atau cairan muntahnya berwarna hijau
  • Usia bayi dan muntah lebih dari tiga kali dalam waktu 24 jam
  • Tidak mau menyusu atau minum 
  • Memiliki tanda-tanda infeksi, seperti demam

Pemeriksaan dokter segera juga perlu apabila ada anak muntah dan memiliki kondisi berikut: 

  • Mungkin telah menelan sesuatu yang beracun
  • Mengalami sakit perut yang tiba-tiba dan parah
  • Tidak responsif, kurang responsif, atau terkulai
  • Muntahannya berwarna kuning kehijauan atau hijau
  • Mengalami leher kaku, sakit kepala, dan ruam
  • Memiliki kepekaan terhadap cahaya terang
  • Ada darah pada muntahannya

Demikian ulasan tentang anak muntah saat tidur, penyebab dan waktu tepat ke dokter. Semoga bermanfaat ya, Bunda!

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda