PARENTING
Tuai Kritikan, 3 Alasan Kurikulum Merdeka Dinilai Belum Layak Jadi Kurikulum Nasional
Mutiara Putri | HaiBunda
Selasa, 27 Feb 2024 19:45 WIBKurikulum merupakan perangkat mata pelajaran yang penting dalam suatu program pendidikan. Saat ini, kurikulum yang digunakan oleh pendidikan Indonesia adalah Kurikulum Merdeka, Bunda.
Sebagai informasi, Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum yang memberikan keleluasaan kepada pendidik atau guru untuk menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar anak.
Menilik dari situs resmi kurikulum.kemdikbud.go.id, terdapat beberapa karakteristik yang digunakan oleh Kurikulum Merdeka. Ketiganya adalah sebagai berikut:
- Pengembangan soft skills dan karakter
- Fokus pada materi esensial
- Pembelajaran yang fleksibel
Belum lama ini, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Ristek dan Dikti bahkan bertekad untuk mengesahkan Kurikulum Merdeka sebagai Kurikulum Nasional (Kurnas). Kabar ini pun menimbulkan berbagai pro dan kontra di masyarakat.
Meski beberapa pihak menyetujui gagasan tersebut, nyatanya beberapa pihak justru mengkritik dan meminta agar Kemendikbud mengkaji ulang kurikulum tersebut.
Salah satu pihak yang mengungkapkan pendapat dan kritikannya adalah organisasi nirlaba Barisan Pengkaji Pendidikan (Bajik). Pihaknya menilai bahwa Kurikulum Merdeka tidak layak menjadi Kurikulum Nasional dan harus dievaluasi secara menyeluruh.
"Kurikulum Merdeka belum layak menjadi Kurikulum Resmi Nasional. Hal yang paling esensial yang harusnya ada dalam kurikulum resmi malah belum ada yakni kerangka kurikulumnya," tegas Dhitta Puti Sarasvati, Direktur Eksekutif Bajik, dalam rilis yang diterima HaiBunda, Senin (26/2/2024).
Alasan Kurikulum Merdeka Belum Layak Menjadi Kurnas
Menurutnya, terdapat beberapa alasan sehingga Kurikulum Merdeka belum layak untuk dijadikan Kurnas. Berikut ini deretannya:
1. Belum ada naskah akademik
Kurikulum Merdeka belum memiliki naskah akademik, Bunda. Padahal, Kurnas seharusnya memiliki naskah akademik yang di dalamnya menjelaskan tentang filosofi pendidikan dan kerangka konseptual yang jelas.
Puti menegaskan sampai saat ini Kurikulum Merdeka belum memiliki naskah akademik sehingga sulit untuk memahami dasar pemikiran kurikulum tersebut.
"Sampai saat ini Kurikulum Merdeka belum ada naskah akademiknya. Tanpa adanya naskah akademik ini sulit untuk memahami apa yang menjadi dasar pemikiran dari Kurikulum Merdeka," tegas Puti.
Klik baca halaman berikutnya untuk melihat alasan lainnya ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(mua/fir)
ALASAN KURIKULUM MERDEKA BELUM LAYAK MENJADI KURNAS