
parenting
Tanda-Tanda Bayi Akan Tumbuh Tinggi Menurut Pakar, Perhatikan Bun
HaiBunda
Senin, 20 May 2024 17:28 WIB

Daftar Isi
Mengetahui apakah bayi nantinya akan tumbuh tinggi atau tidak memang tidak selalu mudah, karena ini dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti genetik, nutrisi, dan lingkungan. Namun, ada beberapa tanda bayi akan tumbuh tinggi menurut para pakar.
Tanda-tanda ini bisa mengindikasikan bahwa bayi berpotensi untuk memiliki postur tubuh yang tinggi.Â
"Faktor terbesar yang perlu dipertimbangkan adalah genetika, nutrisi, dan lingkungan," ungkap dokter spesialis anak, Dr. Mona Amin, DO, FAAP, seperti dikutip dari Romper.Â
Pada awalnya, orang tua mungkin menebak bahwa bayi yang tinggi pasti akan tumbuh menjadi orang dewasa yang tinggi juga. Namun, dijelaskan oleh dokter spesialis anak, Dr. Yamileth Cazorla-Lancaster, DO, MPH, MS, FAAP, hal tersebut tidak selalu terjadi.Â
"Sebagian besar bayi cukup bulan akan memiliki panjang rata-rata yang hampir sama ketika mereka dilahirkan. Panjang badan saat lahir tidak dapat memprediksi tinggi badan akhir orang dewasa. Tentu saja usia kehamilan dapat sangat memengaruhi ukuran bayi saat lahir, jadi hal ini belum tentu dapat memprediksi tinggi badan di atas rata-rata," ungkap Cazorla-Lancaster.
Tanda bayi akan tumbuh tinggi menurut pakar
Selama anak-anak memiliki mendapatkan kalori yang cukup, mereka akan mencapai ukuran yang ditentukan oleh blueprint genetiknya. Ukuran tubuh bisa sangat berbeda antara saudara kandung yang dibesarkan dalam keluarga dan lingkungan yang sama.
Meski begitu, jika Bunda masih penasaran apakah kelak Si Kecil akan tumbuh tinggi maka berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti dikutip dari laman Romper:
1. Orang tua kandung bertubuh tinggi
Tinggi badan Ayah dan Bunda sangat berperan dalam menentukan tinggi badan anak kelak. "Jika kedua orang tuanya sangat tinggi, kemungkinan besar susunan genetik bayi juga akan membuat mereka tinggi nantinya," ungkap Amin.
Selain itu, orang tua bahkan dapat menghitung perkiraan awal tinggi badan anak di masa depan. Disampaikan oleh Cazorla-Lancaster, caranya yakni dengan dengan menghitung tinggi badan orang tua.
"Jumlahkan tinggi badan kedua orang tua, bagi dua. Setelah itu tambahkan (untuk anak laki-laki) atau kurangi (untuk anak perempuan) kira-kira 6,5 cm dari angka tersebut.Â
Namun, tidak perlu terlalu terpaku dengan angka ini juga, ya. Bisa saja nantinya tinggi badan anak berbeda dari perkiraan rumus ini.
2. Tampak tinggi saat balita
Tidak peduli seberapa besar bayi saat lahir, jika seorang anak bertubuh tinggi di usia balita, ada peluang lebih besar bagi mereka untuk tetap tinggi saat dewasa nanti.Â
"Cara lain untuk mendapatkan perkiraan tanda bayi akan tumbuh tinggi yakni dengan mengekstrapolasi persentil tinggi badan anak setelah usia 2 tahun hingga usia 18 tahun," imbuh Cazorla-Lancaster.Â
Tinggi badan akhir orang dewasa berkorelasi lebih baik dengan persentil tinggi badan setelah usia 2 tahun.
Faktanya, penelitian tahun 2011 yang diterbitkan dalam Annals of Human Biology menemukan bahwa meskipun korelasi antara panjang badan lahir dan tinggi badan orang dewasa masih lemah, tetapi pada usia 4 tahun, terdapat korelasi yang lebih kuat (sekitar 64 persen anak laki-laki dan 44 persen anak perempuan).Â
Khusus untuk anak laki-laki, anak yang bertubuh tinggi saat berusia 4 tahun kemungkinan besar akan menjadi tinggi saat dewasa. Namun sekali lagi, ini bukanlah prediksi yang mutlak dan pasti.Â
3. Berjenis kelamin laki-laki
Menurut data dari NCD-RisC, jaringan ilmuwan kesehatan di seluruh dunia yang bekerja sama dengan World Health Organization (WHO), rata-rata tinggi badan pria sekitar 11 cm lebih tinggi dibandingkan wanita.
Bahkan saat masih bayi, bayi laki-laki kemungkinan akan berukuran lebih besar. Dokter spesialis anak, Mark Freilich, menyebutkan bahwa berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala anak laki-laki lebih besar dibandingkan anak perempuan selama tahun pertama kehidupannya.Â
"Hal ini diyakini terkait dengan perbedaan hormonal antara anak laki-laki dan perempuan pada tahap awal kehidupannya," jelas Freilich.Â
Namun angka-angka ini hanyalah rata-rata dan jika Si Kecil tidak sama persis seperti dengan angka-angka tersebut, itu adalah hal yang normal.
4. Asupan gizinya tercukupi
Apa pun jenis gen yang mereka warisi, bayi tidak akan mencapai tinggi badan maksimalnya tanpa mendapatkan nutrisi yang tepat.Â
"Nutrisi berperan bagi pertumbuhan anak dalam beberapa cara, termasuk pertumbuhan, berat badan, tinggi badan, dan bahkan perkembangan kognitif," tutur Amin.Â
Jika seorang anak mengonsumsi makanan yang kaya akan buah-buahan dan sayur-sayuran, memiliki asupan air yang cukup, dan umumnya menjauhi makanan manis dan camilan manis berlebihan, maka ada potensi perkembangan kognitif dan pertumbuhan fisiknya lebih optimal.Â
Cazorla-Lancaster menyebut sebaliknya, jika seorang anak mengalami malnutrisi (tidak menerima cukup kalori untuk mendukung pertumbuhannya) maka pertumbuhannya bisa terhambat.
Secara keseluruhan, tidak ada tanda bayi akan tumbuh tinggi secara pasti yang bersifat mutlak. Jadi, terlepas dari apakah Si Kecil akan tumbuh tinggi atau tidak, mereka akan tetap sempurna sebagaimana adanya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fir/fir)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
Benarkah Terlambat Menstruasi Bikin Anak Berpotensi Jadi Lebih Tinggi?

Parenting
Benarkah Berenang Bikin Anak Cepat Tinggi? Begini Penjelasan Dokter

Parenting
10 Cara Menambah Tinggi Badan Anak, Mulai dari Olahraga Tepat hingga Makan Bergizi

Parenting
Lakukan 7 Olahraga Ini sebagai Cara Menambah Tinggi Badan Anak

Parenting
Cara Menambah Tinggi Badan Anak


7 Foto
Parenting
7 Potret Abbey, Putri Sulung Choky Sitohang yang Tingginya Sudah 170 Cm di Usia 12 Tahun
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda