PARENTING
7 Penyebab Anak Sudah Makan Banyak Tapi Berat Badan Susah Naik
Asri Ediyati | HaiBunda
Rabu, 24 Jul 2024 21:30 WIBSebagai orang tua, tentu kita berusaha agar anak kita tetap sehat dan tentunya bahagia. Kita sebagai orang tua juga fokus untuk menyediakan jumlah nutrisi yang tepat untuk membantunya tumbuh dan menjadi kuat.
Namun terlepas dari upaya terbaik kita sebagai orang tua, beberapa anak masih mungkin tidak mencapai berat badan yang disarankan. Ini membuat orang tua bertanya, perasaan anak sudah banyak makan kok berat badannya susah naik?
Ternyata ada beberapa kemungkinan penyebab anak sudah makan banyak tapi berat badannya susah naik, Bunda. Berikut penyebabnya:
1. Makan banyak tapi tidak cukup
Anak usia 6-24 bulan, ukuran perutnya masih kecil, belum bisa mencerna makanan dalam jumlah banyak setiap kali makan, sehingga perlu dirancang jumlah makannya, jumlah setiap kali makan akan berangsur-angsur bertambah seiring bertambahnya usia. Begitu pula kapasitas perutnya.
Dikutip dari Vinmec, contohnya, anak usia 6-8 bulan sebaiknya makan tambahan dua kali/hari, tiap kali makan 100-150ml; Anak-anak berusia 9 hingga 11 bulan sebaiknya 3 kali makan/hari, masing-masing 200ml. Anak usia 12-24 bulan diberi 3 kali/hari dengan porsi tiap kali makan 250ml.
Makanan utama biasanya berupa tepung, bubur, sup yang dimasak dari cair hingga kental, dari manis hingga asin dan berbagai macam makanan dengan keempat kelompok makanan tersebut.
2. Makan banyak tapi kurang berkualitas dan monoton
Sesuai anjuran, kita sebaiknya mengonsumsi 15-20 makanan berbeda setiap hari untuk mendapatkan nutrisi yang cukup. Kebanyakan orang tua memberi makan bayinya sesuai dengan kesukaan dan nafsu makannya, tanpa memperhatikan kuantitas dan variasi makanan untuk memastikan kecukupan nutrisi.
Sekalipun makan banyak secara kuantitas namun tidak berkualitas, bayi mungkin masih kekurangan energi dan nutrisi. Yang paling umum adalah makanan tambahan yang seringkali kurang lemak sehingga menyebabkan kekurangan energi.
Tak hanya menjamin energi, lemak juga membantu penyerapan vitamin larut lemak (vitamin A, D, E, K). Kekurangan lemak, anak akan kekurangan vitamin tersebut sehingga menyebabkan pertumbuhan terhambat.
3. Makan banyak protein yang tidak perlu
Banyak ibu-ibu yang beranggapan dengan memberikan banyak nutrisi pada anaknya agar cepat tumbuh, nutrisi disini adalah makanan kaya protein seperti daging, ikan, udang, telur, susu. Memberi anak terlalu banyak protein justru akan membuat berat badannya turun. Gangguan pencernaan bayi, nafsu makan berkurang, isapan berkurang.
Mengonsumsi banyak protein juga menyebabkan sembelit, membuat anak tidak mampu menyerap makanan, menambah beban ginjal bayi, apalagi protein bukan sumber energi bagi anak, untuk menambah berat badan anak harus mengonsumsi nutrisi yang cukup. Karbohidrat, lemak, dan protein hanya menyediakan 13-20 persen asupan energi harian tergantung usia.
4. Anak terlalu aktif
Dalam beberapa kasus, anak memiliki metabolisme basal yang tinggi dan mengonsumsi banyak energi, sehingga tetap kurus meski makan banyak. Anak yang terlalu hiperaktif sehingga banyak berlari dan melompat juga mengeluarkan banyak energi, sehingga makan banyak tetap menambah berat badannya secara perlahan.
5. Cacingan
Ini juga yang menjadi alasan mengapa anak makan banyak tetapi pertumbuhannya lambat. Karena anak telah menderita parasit usus yang "berjuang" untuk menggunakan nutrisi dari makanan. Bunda perlu memberikan obat cacing pada anaknya secara berkala setiap 6 bulan sekali sejak usia dua tahun.
6. Sistem pencernaannya kurang baik
Kondisi ini terjadi ketika sistem pencernaan anak kekurangan beberapa enzim atau bakteri pencernaan akibat penggunaan antibiotik bawaan atau antibiotik. Hal ini menyebabkan hanya sedikit makanan yang diubah menjadi nutrisi dan energi bagi tubuh.
7. Makan banyak tapi tidak cocok dengan tubuhnya
Pada setiap tubuh anak, kemampuan mencerna dan menyerap makanan berbeda-beda, sehingga seorang anak bisa saja makan lebih banyak dibandingkan anak seusianya, tapi ternyata tidak sesuai dengan kapasitasnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan penambahan dan pengurangan jumlah makanan dan susu agar anak dapat tercerna dengan baik dan tumbuh kembang anak yang terbaik.
Beberapa anak menderita penyakit usus, penyakit hepatobilier, penyakit genetik, penyakit alergi, intoleransi makanan, dan lain-lain, yang membatasi kemampuannya dalam mencerna dan menyerap makanan. Anak-anak dengan beberapa penyakit endokrin seperti hipotiroidisme, dwarfisme hipofisis, dan lain-lain juga merupakan penyebab keterbelakangan pertumbuhan.
Cara menaikkan berat badan anak dengan sehat
Menaikkan berat badan anak memang bukan lah hal mudah. Mengutip NHS, tapi ada beberapa cara yang bisa Bunda ikuti sebagai berikut:
- Sertakan lebih banyak karbohidrat bertepung seperti kentang, roti, atau nasi dalam makanan
- tingkatkan asupan kalorinya dengan lemak sehat, tambahkan keju parut ke dalam makanan dan buat bubur dengan susu
- beri mereka minuman berkalori tinggi di sela-sela waktu makan, seperti milkshake atau smoothie
- dorong sikap makan yang sehat, seperti libatkan mereka dalam persiapan makanan dan cobalah makan bersama
- sediakan makanan ringan jika mereka merasa lapar di antara waktu makan, cobalah yoghurt, stik roti, dan sandwich kecil
- bantu mereka mendapatkan cukup vitamin dengan memberikan anak usia 6 bulan hingga 5 tahun vitamin A, C, dan D tetes setiap hari
- perkenalkan makanan baru secara bertahap dan dalam porsi kecil, jika mereka rewel dalam makan, hal ini akan membantu mereka terbiasa dengan makanan baru
Jadi, saat anak sudah makan banyak namun tak kunjung naik berat badannya, segera lakukan evaluasi ke dokter anak ya, Bunda. Nanti akan lebih pasti mengenai penyebab berat badan anak susah naik, mulai dari cacingan hingga gangguan lainnya. Sehingga dapat dilakukan pengobatan yang sesuai dengan kondisi anak.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)Simak video di bawah ini, Bun:
Bunda Perlu Tahu, Penyebab Anak 7-12 Bulan Susah Naik BB serta Cara Mengatasinya
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
5 Cara Menaikkan BB Anak 1 Tahun, Perlukah Diberi Susu Tinggi Kalori?
5 Cara Menaikkan Berat Badan Bayi di Atas 6 Bulan
Anak Doyan Makan Tapi Kok Berat Badannya Mandek?
Anak Susah Naik Berat Badan Meski Doyan Makan? Perhatikan 5 Penyebabnya
TERPOPULER
Ingat Bunda Melahirkan di Usia 58 Th? Kini Ia Rayakan Hari Jadi Si Kecil
Kisah Mengharukan Dua Triplet Didiagnosis Kanker Payudara Secara Berurutan dalam Hitungan Bulan
5 Rumah Artis yang Estetik dan Instagramable
Tips Diet Cinta Laura Tetap Makan Nasi, Ternyata Ini Rahasianya
Bunda Sedang Cari Buah Segar? Anggur & Mangga di Transmart Lagi Diskon Besar
REKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Susu Anak 6 Tahun untuk Kecerdasan Otak dan Pertumbuhannya
KinanREKOMENDASI PRODUK
Rekomendasi 5 Tumbler untuk Busui agar Selalu Terhidrasi, BPA Free & Harga di Bawah Rp300 Ribu
Indah RamadhaniREKOMENDASI PRODUK
7 Rekomendasi Lip Balm untuk Melembapkan Bibir Kering
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
7 Rekomendasi Maskara dengan Efek Memanjangkan Bulu Mata, Bikin Lentik!
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
10 Susu Penambah Nafsu Makan Anak untuk Mengoptimalkan Berat Badan
Azhar HanifahTERBARU DARI HAIBUNDA
73 Lagu Rohani Kristen Terbaik dan Terpopuler, Penyembahan & Pujian Syukur
Jenis Parenting 'Type C' Viral di TikTok: Apa Artinya untuk Orang Tua Zaman Sekarang?
Kisah Mengharukan Dua Triplet Didiagnosis Kanker Payudara Secara Berurutan dalam Hitungan Bulan
Ingat Bunda Melahirkan di Usia 58 Th? Kini Ia Rayakan Hari Jadi Si Kecil
5 Rumah Artis yang Estetik dan Instagramable
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Resmi Cerai, Chikita Meidy Pilih Fokus Perbaiki Keuangan Keluarga
-
Beautynesia
5 Cara Belajar Mencintai Diri Sendiri Ala Song Woo Yeon di Drakor Spirit Fingers
-
Female Daily
Kahf DECODE, Bikin Grooming Cowok Lebih Mudah, Personal, dan Relevan!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
Melania Trump Punya Rumah Produksi Film, akan Rilis Dokumenter tentang Dirinya
-
Mommies Daily
Attachment Style dalam Pernikahan, Tipe Manakah Kamu?