PARENTING
Tipe Kepribadian Anak sesuai Urutan Kelahiran Menurut Pakar, Beda Si Sulung, Tengah & Bungsu
ZAHARA ARRAHMA | HaiBunda
Kamis, 06 Jun 2024 16:40 WIBTahukah Bunda jika kepribadian anak bisa saja terbentuk sesuai urutan kelahiran mereka? Hal ini dipercayai oleh teori Adler yang membagi karakter anak sesuai dengan urutan kelahiran masing-masing.
Seringkali kita menyaksikan bahwa anak yang lahir pertama memiliki sikap ambisius yang tinggi, sedangkan adiknya lebih memiliki pribadi yang santai. Perbedaan kepribadian anak tersebut seringkali dikaitkan dengan urutan kelahiran mereka, Bunda.
Teori mengenai karakter anak ini disampaikan oleh psikoanalisis, Alfed Adler. Ia menyatakan bahwa urutan lahir dapat berdampak pada kepribadian anak.
Untuk para Bunda dan Ayah yang belum dan ingin mengetahui tipe kepribadian anak sesuai urutan kelahirannya, yuk simak penjelasannya lebih lanjut berikut ini.
Tipe kepribadian anak berdasarkan urutan kelahiran menurut Teori Adler
Alfred Adler memperkenalkan gagasannya tentang kepribadian anak di awal abad ke-20. Menurutnya, urutan lahir merupakan suatu hal yang bisa memengaruhi dan membentuk sifat dan sikap seorang anak, lho.
Ia berpendapat bahwa manusia adalah makhluk sosial yang terbentuk sebab lingkungan dan interaksi sosialnya yang bervariasi. Oleh sebab itu, meskipun bersaudara, lahir dari orang tua yang sama, dan tinggal dalam satu atap, sesama kakak beradik akan mebentuk dinamika keluarga yang berbeda. Hal inilah yang membentuk adanya perbedaan karakter anak berdasarkan urutan kelahirannya.
Dilansir dari berbagai sumber, teori Adler menjelaskan beberapa sifat yang mencolok dari tiap kepribadian anak sesuai urutan lahir, mulai dari anak sulung, anak tengah, dan anak bungsu. Apabila Bunda ingin mengetahui lebih lanjut, simak selengkapnya di bawah ini.
Kepribadian anak sulung
Lahirnya anak pertama umumnya merupakan pengalaman pertama untuk Bunda dan Ayah berperan menjadi orang tua. Oleh karenanya, banyak sekali julukan yang dilayangkan pada anak pertama, salah satunya adalah “anak percobaan”. Hal ini disebabkan sikap dari kebanyakan orang tua yang masih meraba-raba cara yang pas dalam mengasuh Si Kecil.
Melansir dari laman Verywell Mind, akibat pola asuh yang masih menerawang tersebut, orang tua menjadi sosok yang cukup ketat dan idealis. Nah, Bunda, ternyata sikap pola asuh tersebut ternyata bisa membuat anak menjadi pribadi yang perfeksionis. Anak akan selalu berusaha untuk menyiapkan setiap hal dengan teliti demi menyenangkan orang tua mereka.
Kepribadian anak pertama akan condong menjadi sosok yang berhati-hati, teliti, disiplin, sensitif, controlling, proaktif, ambisius, lihai mengatur waktu, dapat diandalkan, hingga berpotensi menumbuhkan sikap seorang pemimpin. Bahkan banyak orang percaya bahwa anak pertama memiliki tingkat kepintaran yang lebih tinggi dibanding saudaranya yang lain.
Seorang psikolog di Temple University di Philadelphia, Frank Farley Ph.D berpendapat bahwa kepintaran anak sulung dapat disebabkan oleh perhatian yang cukup dari orang tua semasa ia tumbuh dan berkembang.
“Orang tua akan menghabiskan waktunya dengan anak sulung, seperti membacakan dan menjelaskan hal-hal baru kepada anak sulung. Mereka sama-sama masih antusias dalam memberikan afeksi. Perhatian yang tidak terbagi itu mungkin menjadi alasan mengapa anak sulung cenderung lebih berprestasi,” jelas Farley lebih lanjut.
Selanjutnya, di balik sikap anak sulung yang dikatakan berprestasi, hal ini juga membentuk kepribadian mereka yang tidak pernah puas dan takut akan kegagalan, Bunda.
Anak sulung akan sering merasa takut apa yang dilakukannya tidak mencapai hasil yang maksimal. Lalu, sebab ketelitian yang dimilikinya, mereka juga merasa takut salah langkah dan cenderung tidak berani untuk keluar dari zona nyaman.
Nah, Bunda perlu tahu bahwa sikap-sikap anak sulung di atas terbentuk sebab perilaku orang tua juga, lho. Banyak orang tua memberikan anak sulung berbagai tanggung jawab di rumah. Kemudian, mereka juga kerap menjadikan sebagai sosok panutan bagi adik-adiknya. Hal-hal itu menjadi beban berlebih yang memicu stres bagi anak pertama dan membuatnya merasa tertekan untuk selalu menjadi sempurna.
Kepribadian anak tengah
Baru-baru ini di sosial media kerap beredar istilah middle-child syndrome atau sindrom anak tengah. Istilah ini merujuk pada perasaan mereka sebagai anak tengah yang sering merasa diabaikan dan dikucilkan di dalam keluarga. Banyak orang membagikan cerita dan pengalaman dari hal tersebut, Bunda. Lantas, benarkah anak tengah merupakan anak yang “tak dianggap”?
Kehadiran anak tengah umumnya tidak membawa sesuatu yang benar-benar baru bagi orang tua layaknya anak sulung. Oleh sebab itu, kebanyakan orang tua akan bersikap lebih santai dalam mengasuh mereka.
Anak tengah akan kerap merasa bahwa kehadirannya tidaklah seistimewa kakak dan adiknya, Bunda. Salah satu pemicunya karena orang tua yang tidak banyak menghabiskan waktu dengan mereka. Banyaknya hal yang perlu diperhatikan orang tua, membuat anak tengah tidak mendapatkan perhatian yang cukup.
“Anak tengah cenderung tidak mendapatkan perhatian yang cukup. Oleh karena itu, mereka sering merasa tersisih dan berpikir, “Lah, saya bukan yang tertua. Saya juga bukan yang termuda. Jadi, saya ini siapa?” ucap seorang ahli terapi keluarga dan anak, Meri Wallace dalam laman Parents.
Sebagian anak tengah, merasakan sifat dominan dari sang kakak. Ini disebabkan oleh sikap orang tua yang suka membandingkan keduanya. Banyak orang tua memerintah anak tengah untuk selalu mencontoh kepribadian anak sulung. Hal ini memunculkan kepribadian anak tengah yang memberontak.
Pola asuh yang sering membandingkan kedua anak tersebut, membuat anak tengah menjadi ambisius dalam mengejar dan mengungguli saudaranya. Mereka akan cenderung bersikap kompetitif untuk mendapatkan perhatian yang lebih dari orang tua.
Selanjutnya, anak kelahiran tengah cenderung mengikuti arus. Hal ini karena, ketika ada adik yang lahir, mereka juga kembali belajar menyesuaikan diri dan berkompromi. Hadirnya kakak dan adik, membuat anak tengah merasa bahwa kebutuhan dan keinginan mereka diabaikan. Pemikiran ini pun berujung pada anak tengah yang memilih untuk mendahulukan saudara-saudaranya daripada dirinya.
Maka dari itu, banyak anak tengah merasa dirinya tak dianggap bila sedang bersama keluarga. Sebagai gantinya, mereka akan mencari afeksi dari teman-temannya. Hal inilah yang menjadikan kebanyakan anak tengah merupakan pribadi yang lebih periang dan mudah berteman.
Singkatnya, anak tengah akan mewarisi tipe kepribadian yang berbeda 180 derajat dengan anak sulung. Mereka merupakan sosok yang easy going, mudah bersosialisasi, mandiri, lebih bisa berkompromi dan kerap menjadi negosiator di dalam konflik. Namun, sikap tersebut juga didampingi dengan kepribadian mereka yang mudah memberontak, Bunda.
Kepribadian anak bungsu
Anak bungsu atau biasa disebutnya “bayi” dari sebuah keluarga, adalah anak yang selalu dimanjakan oleh orang tua bila dibandingkan kakak-kakaknya.
Mereka akan tumbuh menjadi anak yang berkepribadian yang ceria dan supel.
Kepribadian anak bungsu ini terbentuk oleh pola asuh orang tua yang semakin santai dan bebas sebab pengalaman yang sudah dilaluinya. Meskipun begitu, perhatian yang diberikan orang tua ke anak bungsu cenderung lebih protektif dan memanjakan mereka.
Sebagaimana dikutip dari laman MedPsych, Dr. Catherine Salmon, profesor psikologi di University of Redlands, berkata bahawa anak bungsu akan bersikap pintar menarik perhatian dan mudah bergaul di lingkungan sosial. Ia juga menambahkan bahwa perilaku ini disebabkan komunikasi orang tua yang lebih terbuka dengan mereka.
Namun, seringkali pola asuh tersebut menjadikan anak bungsu merasa seperti pusat perhatian, bergantungan, bersikap egois serta manipulatif. Anak bungsu akan menggunakan kartu “anak termuda yang tidak tahu apa-apa” apabila terjadi suatu konflik. Oleh karena itu, sikap orang tua yang terlalu memanjakannya dapat membentuk tipikal kepribadian anak bungsu demikian.
Selain itu, kepribadian yang membedakan anak bungsu dengan kakak-kakaknya adalah jiwa kreativitasnya yang berpotensi lebih tinggi. Walaupun begitu, karena adanya perhatian yang berlebihan dari orang tua dan saudaranya, anak bungsu bisa jadi kurang berpengalaman dan kurang mandiri.
Kepribadian anak tunggal
Apabila kepribadian anak terbentuk sebab urutan kelahirannya, lalu bagaimana dengan anak tunggal? Apakah kepribadian yang dimiliki anak tunggal sama halnya dengan anak sulung?
Menjadi anak tunggal merupakan suatu keadaan yang cukup menguntungkan. Hal ini disebabkan perhatian orang tua yang bulat diterima oleh mereka, tanpa hadirnya saudara lain. Selain itu, anak tunggal juga terhindar dari kondisi perbandingan antar saudara.
Meskipun demikian, menjadi anak tunggal tetap membuat anak-anak memiliki suatu tekanan dari ekspektasi orang tua. Terlebih dengan posisinya yang merupakan anak sebagai harapan satu-satunya. Oleh sebab itu, banyak anak tunggal akan memiliki kepribadian seperti dewasa, perfeksionis, rajin, disiplin, layaknya anak sulung.
Selain itu, anak tunggal juga diasuh cukup manja oleh orang tuanya. Maka dari itu, mereka juga akan memiliki sikap yang tak jauh berbeda dengan anak bungsu.
Sayangnya, banyak anak tunggal tidak terbiasa berbagi perhatian layaknya anak-anak lain, mereka terkadang akan kesulitan untuk membiasakan diri di dalam lingkungan sosial. Sebagai contohnya, mereka akan merasa keberatan saat disuruh untuk berbagi mainan dengan teman sebayanya.
Urutan lahir pengaruhi karakter anak?
Bunda, dalam mengenali kepribadian anak tidak bisa langsung terpaku pada urutan mereka lahir, ya. Walaupun beberapa sikap di atas dapat ditemukan pada Si Kecil, urutan lahir bukanlah faktor terbesar dalam membentuk kepribadian mereka.
Sampai saat ini, sudah banyak penelitian yang membahas keterkaitan urutan lahir anak dengan kepribadian mereka, terutama kondisi mental. Salah satu riset penelitian yang dimuat dalam Child and Adolescent Psychiatry di tahun 2021, menyatakan bahwa anak bungsu cenderung rendah dalam memiliki konflik kesehatan mental. Di sisi lain, anak tengah dikategorikan sebagai anak yang tingkat kebahagiaannya rendah.
Meskipun demikian, urutan lahir tidaklah berdampak langsung pada tipe kepribadian anak, Bunda. Sesungguhnya, karakter anak dibentuk dan dipengaruhi oleh bagaimana Bunda dan Ayah mengasuh dan memperlakukan mereka. Selain itu, faktor lingkungan, budaya, serta ekonomi juga sangat berperan penting dalam membentuk kepribadian anak.
Demikian informasi seputar tipikal tipe kepribadian anak sesuai urutan lahir mereka, ya, Bunda. Sikap tiap anak tentunya terbentuk sebab pola asuh yang diterapkan orang tua. Untuk itu Bunda dan Ayah perlu memahami karakter tiap anak guna membentuk kepribadian mereka yang positif, ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)