Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Sikap Balita ke Teman, Bisa Gambarkan Hubungan dengan Saudaranya Kelak?

Melly Febrida   |   HaiBunda

Senin, 09 Nov 2020 13:11 WIB

Shot of two little children playing together outdoors
Sikap Balita ke Teman Gambarkan Hubungan dengan Saudara Kandung/ Foto: Getty Images/PeopleImages

Jakarta - Hubungan saudara kandung yang baik tentu akan memberikan manfaat untuk masing-masing anak. Namun, hubungan yang buruk bisa berbahaya untuk masa depan anak lho. Bunda bisa melihat si Kecil nantinya menjadi saudara yang baik dengan kakak atau adiknya dengan melihat perlakuannya ke teman sebayanya.

Bunbun dulu berpikir menjaga jarak kelahiran anak agak jauh di atas lima tahun mungkin lebih enak. Sang kakak jadi bisa bantu mengasuh adiknya. Namun, seorang psikolog berpendapat sebaliknya. Usia yang terpaut 6-7 tahun malah membuat anak-anak tidak terhubung dengan cara yang sama.


Perbedaan usia menjadi salah satu faktor utama interaksi antara saudara kandung.  “Jika saudara kandung lahir dengan jarak lebih dari 6 atau 7 tahun, dalam banyak hal mereka pada dasarnya adalah dua anak tunggal,” kata psikolog Universitas Anderson, Susan Doughty dikutip Fatherly.

Menurut Doughty, kakak-adik yang perbedaan usianya cukup jauh perkembangannya juga sangat berbeda sehingga tidak berhubungan satu sama lain dengan cara yang sama.

Selain usia, faktor jenis kelamin juga penting dalam mempengaruhi interaksi antara saudara kandung. Penelitian menunjukkan bahwa individu dengan saudara kandung dari jenis kelamin berbeda mengekspresikan kompetensi romantis yang tertinggi, tetapi anak laki-laki dengan saudara laki-laki menilai diri mereka sendiri paling hebat ketimbang lainnya. 


Penelitian lain menunjukkan bahwa anak laki-laki dengan saudara perempuan cenderung mendukung peran gender yang lebih egaliter.

"Mungkin mencerminkan pengalaman mereka yang tumbuh dengan teman sebaya wanita yang  lebih tua, lebih besar, lebih cepat, lebih kuat, dan lebih pintar dari Anda," kata Doughty.

Sementara itu, Nina Howe, ketua penelitian perkembangan anak usia dini di Universitas Concordia, mengatakan bahwa sebenarnya ada bukti terbatas yang menunjukkan kesulitan membantu mendekatkan saudara kandung.

Kemiskinan mungkin memiliki efek kohesif yang serupa.  “Ada beberapa literatur yang menunjukkan bahwa saudara kandung membantu satu sama lain dalam tugas sekolah ketika orang tua nya sendiri tidak berpendidikan, atau tidak dapat membantu," kata Howe.

“Tidak perlu banyak membayangkan bahwa, dalam situasi yang sangat sulit, saudara kandung dapat bersatu," tambahnya.

Laurie Kramer, psikolog klinis di Northeastern University, terpesona dengan ilmu memprediksi kualitas hubungan saudara kandung.  Dia telah mendedikasikan sebagian besar kariernya untuk mengidentifikasi prediktor dan membantu orang tua menerapkan perubahan positif pada anak-anaknya. 

Salah satu studi longitudinal jangka panjangnya yang mengikuti anak-anak sejak lahir hingga sekolah menengah menemukan bahwa, meskipun perbedaan gender dan usia membuat beberapa perbedaan, satu-satunya prediktor terbesar dari hubungan saudara yang positif adalah interaksi sosial yang positif dengan teman sebaya yang tidak terkait.

“Kualitas hubungan yang dimiliki anak prasekolah dengan seorang teman adalah prediktor kuat tentang apa yang akan mereka lakukan dengan saudara mereka,” kata Kramer.  

Kramer mengatakan, apabila seorang anak bisa mengoordinasikan perilakunya, bermain-main, dan tidak panik saat ada konflik, itu adalah prediktor positif dari hubungan saudara. Tren itu berlangsung sampai sekolah menengah.  

"Kualitas persahabatan ternyata menjadi prediktor yang lebih penting daripada hubungan yang dimiliki anak-anak dengan ayah dan ibu mereka," tegas Kramer.


Singkatnya, cara terbaik untuk mengetahui apakah seorang anak atau remaja akan menjadi saudara yang baik yakni dengan melihat bagaimana anak-anak ini memperlakukan teman sebayanya, bukan orang tua mereka.  Bergaul dengan orang lain adalah keterampilan yang bisa ditransfer.

Semoga informasinya membantu memahami anak-anak ya, Bunda.

Bunda, simak yuk cara Bunda seleb mendidik anak agar tetap akur dalam video di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]



(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda