Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Mata Anak Sering Berkedip, Apakah Tanda Cacingan? Ini Kata Dokter

Annisya Asri Diarta   |   HaiBunda

Senin, 05 Aug 2024 08:35 WIB

Anak berkedip
Mata Anak Sering Berkedip, Apakah Tanda Cacingan? Ini Kata Dokter/Foto: Getty Images/uchar
Daftar Isi

Mengamati anak yang sering mengedipkan mata bisa menjadi pengalaman yang membingungkan bagi orang tua. Fenomena ini sering kali menimbulkan pertanyaan tentang penyebab yang mendasarinya. Apakah benar, mata sering berkedip menjadi tanda anak cacingan?

Kedipan sering kali dianggap sebagai refleksi alami untuk menjaga kelembaban dan perlindungan mata dari benda-benda asing. Namun, ketika anak mengalami kedipan berlebihan atau tidak biasa, hal ini menimbulkan kekhawatiran.

Mengedipkan mata pada anak sering kali dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan psikologis. Misalnya, situasi stres atau cemas dapat memicu reaksi fisik seperti mengedipkan mata lebih sering.

Dalam beberapa kasus, kebiasaan ini menjadi mekanisme anak untuk menghadapi tantangan emosional atau situasi baru dalam kehidupan mereka. Bunda perlu memperhatikan bahwa setiap anak dapat memiliki pola kedipan mata yang berbeda.

Beberapa mungkin mengedipkan mata lebih sering saat mereka berkonsentrasi pada sesuatu atau sedang dalam keadaan rileks, sementara yang lain mungkin mengalami kedipan berlebihan yang membutuhkan perhatian lebih lanjut.

Memahami perbedaan ini dapat membantu orang tua dan pengasuh menentukan kapan intervensi medis diperlukan. Terkadang, perilaku mengedipkan mata dianggap sebagai tanda-tanda anak cacingan. Apakah mitos tersebut benar? Simak penjelasannya, Bunda. 

Apakah anak sering berkedip merupakan tanda cacingan?

Melansir dari laman detikcom, setelah ditelusuri mata berkedip pada anak tidak ada hubungannya dengan cacingan. Justru gejala cacingan sangat jarang muncul pada anak.

Jika anak mengalami cacingan, gejala yang dapat ditandai berupa kurangnya nafsu makan, mual, diare atau konstipasi, penurunan berat badan, dan penurunan kecerdasan anak.

Menurut Profesor Alan Hedge dari Cornell University, mata berkedip adalah refleks normal. Profesor Hedge menjelaskan bahwa rata-rata manusia mengedipkan mata sekitar 12 kali per menit atau sekitar 17.000 kali sehari.

Penyebab anak sering berkedip

Menurut penelitian yang dikutip Live Science anak sering berkedip digunakan untuk aktivitas sehari-hariSimak selengkapnya, Bunda.

  1. Meredakan ketegangan yang dialami menurut Erik Ponder dan WP Kennedy dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang menguji mental peserta
  2. Mengistirahatkan otak menurut penelitian yang diterbitkan jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences
  3. Meningkatkan fokus pada pandangan yang dituju menurut penelitian yang diterbitkan oleh jurnal Current Biology

Terkadang anak sering berkedip menjadi masalah kesehatan dan perlu berkonsultasi ke dokter yang dikutip dari Live Strong. Simak selengkapnya, Bunda untuk antisipasi kesehatan Si Kecil.

  1. Berkedip membantu melembapkan mata dengan menyebarkan air mata ke permukaan mata ketika mata mulai kering
  2. Kondisi seperti ketidakmampuan konvergensi (convergence insufficiency) atau penglihatan kabur menyebabkan sering berkedip untuk mencoba memperjelas penglihatan
  3. Kelainan pada kelopak mata, kornea, iris, ruang anterior, atau lensa dapat memicu sering berkedip.
  4. Salah satu gejala dari sindrom ini adalah tics, yang bisa berupa sering berkedip
  5. Gangguan gerakan ini dapat menyebabkan kontraksi otot yang tidak terkendali, termasuk sering berkedip
  6. Kondisi ini dapat mempengaruhi frekuensi berkedip
  7. Sering berkedip bisa menjadi bagian dari gejala epilepsi
  8. Alergi yang mempengaruhi mata membuat mata lebih sering berkedip untuk mengurangi iritasi

Mengapa bayi jarang berkedip?

Kala Bunda melihat bayi, terkadang mungkin jadi terlintas pertanyaan mengapa bayi jarang berkedip? Sebagaimana telah didokumentasikan oleh banyak penelitian, orang dewasa rata-rata berkedip sekitar 15 kali per menit.

Berbeda dengan bayi baru lahir, terhitung hanya beberapa kali per menit, bahkan ada beberapa bayi yang hanya berkedip sekali dalam satu menit.

Frekuensi bayi yang baru lahir lebih sedikit untuk berkedip. Hal tersebut didasari karena mata kecil mereka masih belum banyak membutuhkan untuk melembapkan mata.

Seorang profesor psikologi di Universitas Negeri New York di Oswego, Leigh Bacher juga menambahkan “Rata-rata frekuensi berkedip adalah dua atau tiga kali per menit, jadi jelas cukup rendah,” kata Bacher yang dikutip dari Live Science.

Berkedip diatur oleh dopamin di otak, salah satu neurotransmiter yang memungkinkan sel-sel otak berkomunikasi. Alhasil, mempelajari frekuensi berkedip pada bayi dapat memberikan wawasan lebih tentang cara kerja neurotransmiter penting pada anak kecil.

Penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara dopamin dan frekuensi berkedip, karena kondisi atau obat yang mempengaruhi dopamin juga mengubah frekuensi berkedip. Misalnya, orang dengan skizofrenia, kemungkinan disebabkan oleh kelebihan dopamin, cenderung berkedip lebih sering. Sebaliknya, penderita penyakit Parkinson, biasanya disebabkan oleh kematian neuron penghasil dopamin, memiliki frekuensi berkedip yang sangat rendah. Mengonsumsi obat yang meningkatkan kadar dopamin dapat meningkatkan frekuensi berkedip.

Namun, dopamin juga terlibat dalam berbagai fungsi lainnya, mulai dari kontrol gerakan dan regulasi hormon hingga pembelajaran dan motivasi. Jadi, frekuensi berkedip pada bayi mengungkapkan informasi tentang perkembangan sistem dopamin, bahkan mencerminkan perbedaan individu dalam beberapa aspek sistem saraf bayi. 

Demikian ulasan tentang anak sering berkedip. Semoga bermanfaat untuk antisipasi kesehatan Si Kecil, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda