Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Perbedaan Kepribadian dan Karakter Anak yang Penting Diketahui Orang Tua

Mutiara Putri   |   HaiBunda

Jumat, 28 Jun 2024 17:15 WIB

Happy Asian mother and cute little daughter having fun while playing and hugging at home in living room
Ilustrasi Karakter dan Kepribadian Anak/Foto: Getty Images/iStockphoto/interstid

Bunda pasti sudah sering mendengar tentang kepribadian dan karakter anak. Tanpa disadari, ternyata keduanya adalah hal yang berbeda, Bunda.

Kepribadian sendiri merupakan ciri-ciri yang terlihat pada anak secara psikologis. Sementara itu, karakter umumnya berhubungan dengan sifat, perilaku, dan sikap.

Hal ini turut diungkapkan oleh Psikolog Anak, Irma Gustiana Andriani, S.Psi., M.Psi.,Psikolog, atau yang akrab disapa Ayank Irma. Ketika diwawancarai bersama HaiBunda dalam program BundaTalks, Ayank membeberkan perbedaan di antara kepribadian dan karakter.

Perbedaan kepribadian dan karakter anak

Psikolog Ayank Irma mengungkapkan kepribadian umumnya muncul dari pikiran, perasaan, serta perilaku seseorang. Kepribadian sendiri sangat erat hubungannya dengan genetik atau warisan serta pengalaman sosial.

"Jadi kalau kepribadian itu lebih kepada ciri-ciri secara psikologis ya. Itu biasanya menunjukkan dari pikiran, perasaan, dan perilaku seseorang. Nah, biasanya kalau bicara kepribadian itu ada hubungannya juga secara genetik," ujarnya.

"Kita kan ada warisan genetika dari orang tua kita, dari kakek buyut kita, keturunan-keturunan kita lah ya. Intinya dari yang sebelum-sebelumnya. Nah, itu juga mempengaruhi ya dan itu juga ditambah dengan pengalaman sosial. Jadi lebih kepada ciri-ciri secara psikologis yang berhubungan sama pikiran, perasaan, dan perilaku kita," tambah Ayank.

Sementara itu, Ayank menjelaskan bahwa karakter anak berhubungan dengan sifat, perilaku, dan sikap. Tidak hanya itu, ini juga berhubungan dengan bagaimana seseorang bisa berinteraksi dengan dunia.

Karakter erat hubungannya dengan moral, etika, dan nilai yang dipelajari seseorang. Karakter sendiri lebih dipengaruhi oleh lingkungan sosial, Bunda.

"Sementara kalau kita bicara tentang karakter, itu banyak berhubungan dengan sifat, perilaku, dan juga sikap-sikap. Dan ini berhubungan dengan bagaimana seseorang bisa berinteraksi sama dunia," kata Ayank.

"Kalau kita bicara karakter, ini hubungannya sama moral, sama etika, sama values apa yang seseorang ini sudah pelajari atau sudah alami. Nah, kalau karakter ini dominannya lebih banyak dari aspek lingkungan sosial," imbuhnya.

Meski begitu, karakter dan kepribadian sama-sama dinamis, Bunda. Ayank menyebut kepribadian seorang anak ada di dalam karakter.

"Kalau tadi kan kepribadian itu lebih banyak juga ke arah yang genetik plus ditambah dengan lingkungan secara sosialnya dan ini keduanya memang dinamis. Jadi kepribadian itu ada dalam karakter juga. Karena kan ada sifat juga, ada perilaku. Nah, inilah yang ngebedain antara si kepribadian sama si karakter itu sendiri," paparnya.

"Karena karakter itu bisa masuk di dalam kepribadian dan juga sebaliknya kan. Jadi, keduanya ini kan dinamis. Jadi, dia akan berubah sejalan dengan pengalaman-pengalaman apa yang dia rasakan atau dialami," lanjutnya.

Contoh kepribadian dan karakter

Agar lebih jelas, Ayank Irma turut memberikan contoh tentang kepribadian dan karakter, Bunda. Jika seorang anak memiliki kepribadian ceria, maka karakternya bisa bertanggung jawab, empati, setia kawan, dan sebagainya. 

"Anak saya contohnya dia kepribadiannya ceria. Itu kepribadian, bukan? Kepribadian. Sifat kan? Nah, karakternya itu berarti misalnya dia bertanggung jawab. Terus, kemudian empati. Kemudian, integritasnya bagus, setia kawan."

"Jadi, karakter-karakter yang memang perlu dimiliki seseorang dan itu ditanamkannya sejak dia kecil pastinya. Nah, karakter ini nanti bungkusannya adalah itu cenderung jadi sesuatu yang cukup permanen. Karena karakternya seperti itu," tambahnya.

Pada kesempatan yang sama, Ayank Irma menyebutkan bahwa karakter anak terbentuk sejak mereka masih berada di dalam kandungan. Seperti apa penjelasan lengkapnya? Simak pada laman berikutnya ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!


KARAKTER ANAK TERBENTUK KARENA STIMULASI

Ilustrasi Karakter Anak Kedua

Ilustrasi Karakter dan Kepribadian Anak/Foto: Getty Images/iStockphoto/Panupong Piewkleng

Karakter anak terbentuk sejak dalam kandungan

Ayank Irma mengatakan bahwa pada dasarnya karakter anak sudah bisa terbentuk sejak mereka berada di dalam kandungan. Hal ini karena anak sudah mendapatkan stimulasi, Bunda.

"Jadi, sebenarnya stimulasi. Jadi, kita menstimulasi karakter kepribadian. Maka, sering banget orang bilang karakter kepribadian. Itu memang sebaiknya sejak dalam kandungan," ucapnya.

Tidak hanya itu, Ayank juga menyebut banyak Bunda yang melakukan program hamil dianjurkan untuk memiliki stabilitas emosi yang baik. Bukan tanpa alasan, emosi Bunda akan turut memengaruhi sifat-sifat dasar anak.

"Maka, kenapa pada saat ibu sedang promil, Bunda-Bunda lagi promil, sangat dianjurkan sekali untuk punya stabilitas emosi yang cukup baik? Karena itu sangat memengaruhi juga tuh pola-pola sifat dasarnya dia (anak)," ungkap psikolog yang juga founder dari Klinik Psikologi Ruang Tumbuh ini.

Banner Keluarga Sehat

Ketika seorang Bunda kerap merasakan kesedihan dan ketidaknyamanan selama mengandung, anak yang lahir bisa saja memiliki sifat yang diturunkan dari perasaan tersebut. Selain menjadi lebih sensitif, anak juga cenderung berhati-hati dan waspada.

"Misalnya, kalau seorang Bunda yang sering banget merasakan sensasi kesedihan, ketidakamanan, ya itu biasanya akan berpengaruh juga pada janinnya. Sehingga bisa jadi pada saat Si Kecilnya ini lahir, ada tuh sifat-sifat lain yang itu diturunkan. Karena tadi, pola Bunda selama kehamilan ya, mungkin dia jadi punya kepribadian yang sensitif. Agak mungkin juga cenderung hati-hati, terus kemudian juga waspada. Nah, itu bisa aja terjadi seperti tadi," tuturnya.

Ayank menyarankan agar Bunda dan Ayah bekerja sama menciptakan suasana yang positif selama kehamilan. Dengan begitu, Si Kecil akan memiliki karakter yang kuat dan positif.

"Makanya, sejak dalam kandungan, orang tua, baik Ayah dan Bundanya, ini perlu sama-sama gotong royong, supaya kita bisa memiliki anak yang nanti karakter kepribadian itu kuat dan positif," kata Ayank.

Demikian informasi seputar perbedaan kepribadian dan karakter, Bunda. Semoga dapat memberikan manfaat, ya.

Jangan lupa simak juga video karakter anak berdasarkan zodiak berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]




(mua/fir)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda