Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Belajar dari Issa Anak Nikita Willy, Ini Peran Bunda dalam Pembentukan Karakter Anak Laki-laki

Kinan   |   HaiBunda

Kamis, 13 Jun 2024 08:20 WIB

OOTD Issa Anak Nikita Willy
Keluarga Nikita Willy/Foto: Instagram: @indpriw
Daftar Isi
Jakarta -

Anak Nikita Willy, Issa Xander Djokosoetono, dikenal ceriwis dan cerdas meski usianya baru menginjak 2 tahun. Seberapa besar sebenarnya peran Bunda dalam proses pembentukan karakter anak laki-laki?

Dalam beberapa video di akun media sosialnya, Nikita kerap membagikan momen Issa yang aktif menjawab pertanyaan yang diberikan. Selain itu, jika berbuat salah, Issa juga tanggap untuk meminta maaf kepada sang Bunda.

Diketahui Nikita memiliki gaya pengasuhan yang konsisten dan melatih Issa untuk mandiri sejak dini. Tak hanya itu, Nikita juga tetap berusaha tenang terhadap tingkah Issa yang membuat geleng-geleng kepala.

Saat Issa sedang tantrum, Nikita berupaya tetap tenang

Meski Issa juga masih sering tantrum, Nikita juga tetap berupaya untuk belajar mengontrol emosinya sendiri saat menghadapi putranya.

"Yang mau aku sampaikan di sini adalah aku yakin banyak new mom yang pasti merasakan yang aku rasakan. Ketika anak kita belajar untuk mengatur emosi mereka, kita pun juga sedang belajar menghadapinya dan menjadi yang terbaik untuknya," kata Nikita, seperti dikutip dari akun Instagram-nya, @nikitawillyofficial94.

"Dan itu normal untuk merasa sedih, merasa bersalah bahkan sampai menangis. Bukan karena kita lemah atau kita gagal. Tapi kita sedang menghormati perasaan kita sendiri," lanjutnya.

Pembentukan karakter anak laki-laki

Serupa seperti Issa, membesarkan anak laki-laki berarti mengasuh anak dengan karakter yang berani dan suka bereksplorasi. Tak lupa anak juga perlu dibentuk dengan karakter empati dan penuh perhatian.

Dokter spesialis anak, Howard Chilton, menjelaskan bahwa perkembangan anak laki-laki berbeda dengan anak perempuan, bahkan sejak saat masih dalam kandungan. Maka dari itu, pembentukan karakter dan peran Bunda dalam membesarkan anak laki-laki pun perlu disesuaikan.

"Jika ingin anak laki-laki tumbuh menjadi orang yang berani dan suka bereksplorasi, namun tetap berempati dan penuh perhatian, biarkan mereka tetap menjadi tetap dekat," ungkap Chilton, seperti dikutip dari First Five Years.

Seberapa besar peran Bunda dalam pembentukan karakter anak?

Lantaran bayi laki-laki lebih rentan terkena dampak negatif dari stres, maka mereka perlu diasuh dengan cara yang berbeda dibandingkan anak perempuan.

Chilton mengatakan bayi laki-laki perlu lebih dekat secara emosional dengan orang tua, terutama Bunda. Anak laki-laki perlu dibesarkan dalam lingkungan yang mendukung secara emosional dengan sesedikit mungkin pemicu stres.

"Saat otak manusia yang belum matang mengalami pertumbuhan eksplosif dalam tiga bulan sebelumnya, dan beberapa bulan setelah kelahiran, koneksi saraf sebagian besar berada di sisi kanan otak. Ini merupakan sisi emosional," tutur Chilton.

Pada tahun pertama, peran Bunda menjadi sangat penting karena ia memiliki ikatan batin dengan bayinya. Melalui otak kanan, Bunda dapat menggunakan ekspresi wajah dan mata, sentuhan, suara, penciuman, serta penglihatan untuk menguatkan bonding dengan anak laki-laki.

Hubungan timbal balik yang kuat ini memberi bayi dukungan penuh kasih sayang serta bimbingan dalam pengendalian stres dan pengaturan emosi.

Perbedaan dasar karakter anak laki-laki dan perempuan

Ia melanjutkan bahwa ketika ada sesuatu yang salah di tahun-tahun awal usianya, anak laki-laki dan perempuan akan memberi respons dengan cara yang berbeda.

"Anak perempuan cenderung menginternalisasi ketidakbahagiaan mereka, sehingga mudah mengalami depresi dan rasa cemas yang berlebihan. Sementara itu, anak laki-laki memanifestasikannya secara eksternal dengan menjadi agresif dan marah,” katanya.

Ia menambahkan bahwa karena otak anak laki-laki membutuhkan waktu lebih lama untuk matang, mereka lebih rentan dibandingkan anak perempuan terhadap pengaruh negatif dan kesalahan pengasuhan dalam jangka waktu yang lebih lama.

Apa penyebab perbedaan karakter ini?

Sejak dalam kandungan, otak anak laki-laki berkembang lebih lambat dibandingkan anak perempuan. 

Aktivitas kortikal serebral yang dipelajari pada bayi baru lahir cukup bulan menemukan bahwa terdapat pematangan fungsi kortikal (area seperti fungsi motorik, sensorik, dan visual) yang matang lebih awal pada anak perempuan dibandingkan pada anak laki-laki.

"Bahkan pada jam-jam pertama setelah kelahiran, bayi laki-laki terbukti kurang responsif terhadap suara dan sentuhan Bunda mereka. Bayi laki-laki juga kurang mampu mempertahankan kontak mata dengan Bunda, dibandingkan bayi perempuan," imbuh Chilton.

Bayi laki-laki membutuhkan lebih banyak dukungan emosional dari Bunda dan untuk jangka waktu yang lebih lama dibandingkan bayi perempuan.

Penelitian dalam jurnal Endocrinology di tahun 2012 menunjukkan bahwa lambatnya perkembangan otak bayi laki-laki kemungkinan besar disebabkan oleh hormon testosteron.

Menurut Childton, hormon testosteron pada anak laki-laki dan estrogen pada anak perempuan, memiliki pengaruh langsung pada jaringan saraf dan koneksi sinaptik di otak terutama selama periode kritis perkembangan mereka.

Hormon-hormon ini juga mempunyai pengaruh penting terhadap perkembangan respons stres dari kortisol, dengan estrogen meningkatkan aktivitas dan daya tanggapnya (meningkatkan ketahanan terhadap stres) dan testosteron menghambatnya (meningkatkan rasa takut).

Nah, Issa diketahui sangat dekat secara emosional dengan Nikita, karena di awal-awal kehidupannya, pengasuhan dilakukan sepenuhnya oleh sang Bunda tanpa bantuan babysitter. Jadi, jangan lupakan pentingnya peran Bunda dalam pembentukan karakter anak laki-laki ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda