HaiBunda

PARENTING

7 Cara Mengatasi saat Anak Bersikap Manipulatif

Kinan   |   HaiBunda

Jumat, 06 Sep 2024 21:10 WIB
Ilustrasi Cara Mengatasi saat Anak Bersikap Manipulatif/Foto: Getty Images/iStockphoto/interstid
Jakarta -

Anak biasanya akan merengek dan mungkin mengamuk untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Jika didiamkan, anak mungkin akan mulai bersikap manipulatif. Bagaimana cara mengatasinya?

Dikutip dari Parenting First Cry, dimulai sejak bayi, anak akan menggunakan tangisan saat lapar, mengantuk, atau membutuhkan perhatian orang tua. Jadi setiap kali anak menangis atau merengek, Bunda akan segera menghampiri. 

Secara tidak sadar hal itu tertanam dalam benak anak bahwa tangisan atau rengekan akan memberi apa yang diinginkan.


Seiring berjalan waktu, anak menggunakan pengetahuan bawah sadar itu untuk meyakinkan orang tua saat mereka sedang ingin mainan, es krim, atau apa pun. 

Bila taktik ini gagal, sering kali anak mungkin mulai berbohong, berbicara kasar, membuat orang tua merasa bersalah karena tidak peduli, atau melakukan kebaikan/tugas agar orang tua merasa berkewajiban untuk menuruti tuntutan mereka.

Semua hal semacam ini yang dilakukan anak untuk membuat orang tua menuruti keinginannya adalah manipulasi. Terkadang anak juga menggunakan taktik manipulatif seperti itu untuk mendapatkan perhatian atau pujian dari orang tua, saudara kandung, dan bahkan teman-teman mereka.

Tanda-tanda anak berperilaku manipulatif

Tanda-tanda manipulasi oleh anak mungkin tidak selalu langsung dan sering kali tidak kentara, membuat Bunda merasa bersalah. Tidak akan selalu mudah bagi orang tua untuk mengetahui taktik atau menghentikan anak dengan perilaku manipulatif. 

Berikut beberapa tanda yang mungkin ditunjukkan seperti dilansir berbagai sumber:

1. Ledakan emosional

Anak mungkin tidak dapat menerima jawaban 'tidak' saat Bunda menolak permintaannya. Mereka mungkin merasa kesal saat Bunda tidak mengabulkan keinginan mereka.

Jika hal ini terjadi, anak dapat kehilangan kendali dan merasa sulit mengendalikan emosinya. Hal ini dapat mengakibatkan agresi, ledakan emosi, tangisan, atau bahkan perilaku kasar. 

Perilaku emosional yang intens seperti itu rentan membuat orang tua bingung, sehingga mungkin terpaksa mengabulkan keinginan anak.

2. Mengamuk

Tanda umum lain dari manipulasi yang dilakukan oleh anak adalah mengamuk. Ledakan amarah yang intens dan berlangsung singkat oleh anak atau hingga mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan merupakan karakteristik utama dari tantrum.

Misalnya, anak jadi menolak makan atau menolak berbicara dengan Bunda supaya memenuhi keinginan mereka secara emosional. 

Saat berada di luar rumah, mereka mungkin berbaring di lantai atau menangis keras untuk mendapatkan mainan baru yang Bunda tolak. 

3. Berbohong

Saat anak tidak bisa mendapatkan sesuatu, mereka mungkin akan berpura-pura menjadi korban atau berbohong di depan orang lain untuk menunjukkan bahwa orang tuanya tidak cukup baik.

Selain berbohong, anak mungkin juga akan membuat teman sebaya, saudara kandung, atau kerabat merasa bersalah karena tidak melakukan sesuatu untuk mereka. Demikian dikutip dari Psych Central.

Bagaimana cara menangani anak yang manipulatif?

Ilustrasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/Rawpixel

Penting untuk diingat bahwa wajar bagi anak-anak untuk menginginkan apa yang mereka inginkan dan berusaha mendapatkannya dengan cara apa pun. Wajar pula bagi orang tua untuk menjadi frustrasi saat ini terjadi tanpa terkendali. 

Meskipun demikian, Bunda perlu segera mengambil tindakan dan mengakhiri pola manipulatif ini. Beberapa cara menangani anak manipulatif yang dapat dilakukan misalnya:

1. Tetapkan beberapa tujuan

Menetapkan tujuan sangat penting untuk mencapai tujuan apa pun. Kadang-kadang, anak-anak cenderung memanipulasi orang tua untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Jika Bunda melihat perilaku anak menjadi repetitif, pertimbangkan untuk menetapkan tujuan yang jelas bagi mereka.

Misalnya, Bunda dapat menantang anak untuk menunggu dengan sabar selama 7 hari hingga permintaan tertentunya terpenuhi. Ini akan membantu anak untuk berhenti sejenak dan mengendalikan dirinya.

2. Membuat rencana tindakan

Rencana tindakan ini misalnya dapat berupa sesuatu yang Bunda minta anak ikuti setiap kali mereka meminta sesuatu atau menginginkan perhatian. Rencana tersebut harus sesuai dengan nilai-nilai dalam keluarga.

Tulis dan tempelkan di lemari es atau dinding agar anak dapat melihatnya sebagai pengingat rutin. Ini akan mengajarkan anak cara yang tepat untuk mendapatkan hal-hal yang mereka inginkan tanpa menggunakan perilaku manipulatif.

3. Alihkan perhatian anak 

Bunda juga dapat mengelola perilaku manipulatif anak menggunakan pengalih perhatian. Libatkan anak dalam permainan atau aktivitas dapat berfungsi sebagai mekanisme penanganan bagi anak jika Bunda menolak atau menunda memenuhi permintaannya.

Temukan beberapa pengalih perhatian yang sesuai dengan modalitas sensorik anak, sehingga mereka dapat lebih tertarik padanya. 

4. Jadilah panutan bagi anak 

Metode yang umum dan efektif adalah membentuk anak dengan menggambarkan diri Bunda sendiri sebagai panutan untuk diikutinya. Pada dasarnya, anak belajar untuk bertindak dengan mengamati orang lain, yang dikenal sebagai pembelajaran sosial.

Nah, Bunda bisa bertindak sebagai panutan bagi anak dengan menunjukkan kesabaran saat mereka membutuhkan sesuatu. Strategi ini berguna untuk mengajarkan interaksi sosial, komunikasi, pengendalian diri, dan berbagai keterampilan lainnya.

5. Kelola stres anak

Kemarahan anak sering kali dipicu oleh stres. Pemicu stres dapat berupa mainan makanan, tempat yang ramai, orang baru, atau kejadian tertentu, yang semuanya dapat menyebabkan anak jadi gelisah.

Ciptakan suasana yang nyaman di rumah untuk menghindari aktifnya perilaku manipulatif anak. Bunda juga dapat mempelajari lebih lanjut tentang stres anak dan teknik mengatasinya untuk membantu mereka menghadapi skenario apa pun.

6. Tetapkan aturan yang jelas

Tetapkan instruksi yang jelas bagi anak untuk berperilaku sesuai aturan. Tuliskan dan letakkan di tempat yang terlihat. Aturan harus sederhana dan tidak ketat serta tidak boleh membatasi pikiran dan tindakan anak.

Semua anggota keluarga harus mengikuti aturan yang sama. Anak-anak harus tahu apa yang boleh dan tidak boleh mereka lakukan. Aturan akan mengajarkan tanggung jawab kepada anak.

7. Libatkan mereka dalam kegiatan keluarga

Untuk mengembangkan hubungan dan membangun hubungan yang dalam dan kuat dengan anak, libatkan mereka dalam kegiatan di rumah. Misalnya seperti merencanakan makanan sehari-hari, kegiatan mingguan, dan waktu luang. 

Demikian ulasan tentang cara-cara mengatasi saat anak bersikap manipulatif. Bunda juga bisa meminta bantuan profesional seperti psikolog, terutama jika perilaku manipulatif anak benar-benar sudah semakin sulit dikendalikan.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

Simak video di bawah ini, Bun:

6 Cara Mencegah Monkeypox pada Anak-anak

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Istana Inggris Diduga Balas Konten Viral Dance Hamil Meghan Markle, Posting Unggahan Ini

Kehamilan Annisa Aulia Rahim

Humaira Putri Zaskia Sungkar Ultah Pertama, Intip 5 Potret Keseruan Playdatenya

Parenting Nadhifa Fitrina

Mengenal Roche Peserta Coc Season 2 yang Kepintarannya Curi Perhatian, Ini 5 Potretnya

Parenting Nadhifa Fitrina

5 Resep Kue Singkong Kukus Sederhana yang Enak, Ekonomis, dan Anti Gagal

Mom's Life Amira Salsabila

Ketahui Estimasi Total Biaya Operasi Caesar BPJS dan Tanpa BPJS

Kehamilan Dwi Indah Nurcahyani

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Ini 3 Dosa yang Menghapus Pahala sebesar Gunung

Istana Inggris Diduga Balas Konten Viral Dance Hamil Meghan Markle, Posting Unggahan Ini

Humaira Putri Zaskia Sungkar Ultah Pertama, Intip 5 Potret Keseruan Playdatenya

3 Fakta Seru Squid Game Versi Amerika, Benarkah akan Terjadi?

Piyu Padi dan Mantan Istri Kompak Hadiri Kelulusan SMA Sang Putri di Inggris, Ini Potretnya

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK