Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

5 Pertolongan Pertama Demam Berdarah pada Anak

Mutiara Putri   |   HaiBunda

Jumat, 04 Oct 2024 21:40 WIB

Ilustrasi Anak Sakit Jantung
Ilustrasi Anak DBD/Foto: iStock
Jakarta -

Kejadian demam berdarah dengue (DBD) masih banyak ditemukan di wilayah Indonesia, Bunda. Hal ini merupakan kondisi di mana seseorang terinfeksi virus yang ditularkan dari nyamuk aedes.

DBD banyak menyerang anak-anak hingga dewasa. Kementerian Kesehatan RI sendiri menyebut ada lebih dari 52 ribu kasus DBD yang telah terjadi di Indonesia sejak awal tahun 2022.

Penyakit DBD sendiri menyerang banyak komponen di dalam tubuh, Bunda. Mulai dari darah, organ kardiovaskular, hingga infeksi pada otak.

Banner Pasutri Korsel Terima Rp2 M

Bunda mungkin mengira bahwa DBD adalah penyakit yang marak terjadi pada musim hujan. Pada kenyataannya, demam berdarah bisa terjadi sepanjang tahun.

Ciri-ciri gejala demam berdarah pada anak

Dalam wawancara HaiBunda bersama dokter spesialis anak, dr. Mira Dewita, Sp.A, ada beberapa gejala demam berdarah yang terjadi pada anak. Deretannya adalah sebagai berikut:

  • Demam tinggi mendadak selama 2 hingga 7 hari dengan suhu 39 hingga 40 derajat
  • Muntah
  • Sakit kepala
  • Sakit perut disertai diare
  • Dehidrasi jika diare dan muntah terus menerus
  • Batuk
  • Nyeri sendi
  • Tidak enak badan
  • Kepala pusing

Dokter Mira turut menyebut ciri-ciri khas dari anak yang mengalami DBD adalah memiliki bintik-bintik pada kulit, Bunda. Bintik ini muncul mulai dari kaki, tangan, hingga wajah.

"Ketika anak terkena demam berdarah, biasanya ada ciri khas yang muncul berupa bintik-bintik merah, Bunda. Dalam medis, bintik-bintik merah ini dinamakan petekie. Petekie muncul pada kulit mulai dari kaki, tangan, hingga wajah. Ketika kulit diregangkan, bintik merah pada DBD tidak akan hilang," ujarnya.

"Meski begitu, ada beberapa kondisi di mana petekie tidak muncul pada DBD, Bunda. Terkadang, petekie juga muncul di penyakit lainnya," sambungnya.

Fase demam berdarah

Penyakit demam berdarah memiliki tiga fase yang perlu Bunda perhatikan. Berikut ini penjelasannya menurut dokter spesialis anak, dr. Dian Sulistya Ekaputri Sp.A:

Fase 1: Demam tinggi (Febrile Phase)

Pada fase pertama demam berdarah, Bunda akan melihat bahwa anak mengalami demam tinggi. Fase ini dinamakan sebagai febrile phase.

Tidak hanya demam, anak juga akan memperlihatkan gejala lain di fase ini. Misalnya saja sakit kepala, mual, hingga muntah.

"Fase febris ditandai dengan demam tinggi, sakit kepala, mual, dan muntah," ujar dr. Dian pada HaiBunda, belum lama ini.

Melansir dari laman CDC, demam pada fase ini umumnya berlangsung selama 2-7 hari. Tidak hanya itu, kondisi ini juga dapat bersifat bifasik.

Fase 2: Periode kritis (Critical Phase)

Setelah melewati fase pertama, anak akan masuk ke fase kritis. Ini merupakan fase di mana anak mengalami penurunan pada jumlah trombositnya dan risiko pendarahan semakin meningkat.

"Fase kritis adalah ketika pasien mulai mengalami penurunan jumlah trombosit dan risiko pendarahan meningkat," jelas dokter yang berpraktik di RS Kenak Medika Gianyar Bali ini.

Fase kritis demam berdarah dimulai saat suhu tubuh turun dan berlangsung selama 24 hingga 48 jam. Pada fase ini, kebanyakan pasien mengalami perbaikan klinis, tetapi mereka juga mengalami kebocoran plasma dalam jumlah besar selama beberapa jam yang dapat memperparah kondisinya.

Fase 3: Pemulihan (Recovery Phase)

Jika anak berhasil melewati fase kritis, mereka pun akan memasuki fase pemulihan. Di tahap ini, kondisi Si Kecil pun akan mulai membaik karena jumlah sel darah putih dan trombosit mengalami peningkatan.

"Fase penyembuhan adalah fase di mana gejala mulai membaik dan tubuh mulai pulih," ujar dr. Dian.

Penyebab demam berdarah

Dokter Kurniawan Taufiq Kadafi, M.Biomed, Sp.A(K) menjelaskan dalam bukunya yang berjudul Mengatasi Gawat Darurat pada Anak, bahwa DBD disebabkan oleh virus dengue yang disebarkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegipty, Bunda. Virus ini akan mengakibatkan terjadinya infeksi pada manusia.

Penyebaran virus pun terjadi dari satu orang ke orang lain dengan perantara nyamuk. Prosesnya bisa terjadi dua hari sebelum terlihatnya gejala demam.

"Penyebaran virus dari satu orang ke orang lain dengan perantara nyamuk Aedes aegipty dapat terjadi dua hari sebelum demam, sampai dengan lima hingga tujuh hari pada saat demam," jelasnya.

Pertolongan pertama demam berdarah (DBD) pada anak

Ada beberapa pertolongan pertama DBD yang bisa Bunda lakukan pada Si Kecil. Berikut ini Bubun bantu bagikan deretannya:

1. Berikan banyak air

Melihat dari buku Mengenal Demam Berdarah Dengue karya Frida. N, Bunda bisa memberikan anak banyak air putih setiap harinya untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Pada kondisi anak yang mual dan muntah, berikan minum sedikit demi sedikit. Usahakan agar anak tetap mendapatkan cairan sebanyak 4 sampai 6 gelas dalam sehari, ya.

2. Jambu biji

Buah jambu biji biasanya digunakan untuk mengatasi DBD pada anak. Jambu biji dikenal memiliki kandungan trombinol yang bisa merangsang thrombopoietin dalam tubuh secara alami.

Thrombopoietin adalah senyawa aktif dalam tubuh yang membantu pembentukan sel-sel darah merah baru dan menjaga jumlah trombosit dalam darah.

3. Obat pereda nyeri

Menilik dari laman WebMD, DBD bisa saja menyebabkan tubuh anak mengalami nyeri. Oleh karena itu, Bunda bisa berikan obat pereda nyeri seperti asetaminofen dan menghindari obat-obatan yang mengandung aspirin agar tidak memperparah pendarahan.

Meski begitu, pastikan Bunda telah berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum memberikan obat ini, ya. Dengan begitu, Si Kecil akan mendapatkan penanganan yang sesuai dengan kondisinya.

4. Biarkan anak beristirahat

Ketika sakit, anak harus memperbanyak istirahat. Jika demam dirasa memburuk dalam 24 jam, segera bawa Si Kecil ke rumah sakit, Bunda.

5. Cairan infus

Saat anak di bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut, anak akan mendapatkan cairan infus, Bunda. Dokter Mira mengatakan, pemberian infus pada anak DBD biasanya hanya sampai 48 jam.

"Sesuai dengan penanganan anak demam berdarah dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pemberian cairan infus dilakukan hanya dalam waktu 48 jam. Artinya, setelah 48 jam, anak tidak perlu lagi diberikan infus," tuturnya.

Cara mencegah anak terkena demam berdarah (DBD)

Dokter Mira turut memberikan beberapa tips mencegah DBD pada anak. Berikut ini hal-hal yang perlu Bunda lakukan:

  • Bersihkan rumah
  • Jangan biarkan ada air tergenang
  • Pakaikan kasa nyamuk
  • Pakaikan anak baju panjang dan tertutup
  • Pada anak yang tidak memiliki kulit sensitif, bisa gunakan obat nyamuk oles
  • Hindari menggantung baju yang sudah terpakai
  • Menguras bak mandi

Demikian informasi tentang pertolongan pertama anak yang terkena demam berdarah, Bunda. Semoga bisa memberikan manfaat, ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(mua/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda