PARENTING
Cara Mengatasi Sembelit pada Bayi Sesuai Usianya, Perhatikan Makanan hingga Cara Pijatnya
Asri Ediyati | HaiBunda
Senin, 28 Oct 2024 21:40 WIBBayi yang jarang buang air besar, seringkali dikhawatirkan mengalami sembelit. Hal ini pun sering terjadi pada bayi yang full minum ASI, pada enam bulan kehidupannya.
Sembelit dalam medis didefinisikan sebagai buang air besar kurang dari tiga kali seminggu dan menghasilkan tinja yang keras dan kering atau memiliki retakan di permukaannya. Sembelit juga dapat terjadi bayi yang disusui maupun yang sudah makan MPASI.
Dokter biasanya tidak menganggap kebiasaan buang air besar yang jarang sebagai masalah yang perlu dikhawatirkan pada bayi yang disusui, Bunda. Kenapa? Itu karena kebiasaan atau jadwal buang air besar bayi berbeda dengan orang dewasa.
Dilansir Medical News Today, bayi yang berusia lebih dari 6 minggu dapat tidak buang air besar selama lebih dari seminggu. Perlu diingat juga bahwa semua bayi itu unik, dan ini termasuk seberapa sering mereka buang air besar.
Beberapa bayi baru lahir buang air besar setelah setiap kali menyusu. Sementara yang lain hanya akan buang air besar sekali setiap beberapa hari.
Baca Juga : Ciri-Ciri Bayi Sembelit dan Cara Mengatasinya |
Meskipun jumlah buang air besar tidak penting, jika bayi tampak kesakitan saat mencoba buang air besar atau buang air besarnya sangat keras dan kering, orang tua harus berbicara dengan dokter atau perawat kesehatan anak untuk meminta nasihat. Dalam kasus yang jarang terjadi, sembelit dapat disebabkan oleh kurangnya saraf yang menuju usus atau ada masalah dengan cara usus terbentuk saat lahir.
Bayi dapat diuji untuk kondisi ini jika penyedia layanan kesehatan merasa perlu. Lebih jelasnya, simak pembahasan di bawah ini yuk!
Gejala sembelit pada bayi
Dikutip dari Pregnancy Birth and Baby, gejala utama sembelit adalah tinja yang keras dan kering. Berikut adalah beberapa tanda sembelit lainnya pada bayi yang masih kecil:
- Bayi mungkin menunjukkan tanda-tanda mengejan saat mencoba buang air besar.
- Bayi mungkin gelisah, mungkin tampak rewel atau kesal.
- Bayi mungkin makan lebih sedikit, atau menyusu lebih sedikit dari biasanya.
- Robekan atau luka mungkin muncul di kulit di sekitar anus, yang terkadang dapat berdarah.
- Dalam beberapa kasus, jika anak sembelit, mereka mungkin tampak kembung, atau perut mereka mungkin tampak lebih besar dari biasanya. Terkadang, kotoran mereka (benjolan keras dan padat) dapat terasa saat menekan perut mereka dengan lembut.
Penyebab sembelit pada bayi
Salah satu penyebab utama sembelit pada bayi adalah perubahan pola makan. Perubahan pola makan dapat meliputi:
- Beralih dari pemberian susu formula
- Beralih dari pemberian ASI
- Terpapar makanan dan rasa baru
- Tidak cukup minum cairan (ASI, susu formula, atau air)
- Bayi yang diberi susu botol (susu formula) lebih sering mengalami sembelit daripada bayi yang diberi ASI.
Jika bayi sudah mulai makan makanan padat, kurangnya serat dalam pola makannya juga dapat menjadi penyebab sembelit. Beberapa bayi memiliki kecenderungan alami untuk mengalami sembelit, bahkan ketika mereka memiliki pola makan yang baik dan minum cukup cairan. Ini tidak berarti mereka tidak sehat atau sakit.
Dalam kasus yang ekstrem, penyakit langka dapat menyebabkan sembelit seperti:
- Masalah dengan ujung saraf di usus
- Masalah yang berhubungan dengan sumsum tulang belakang
- Kekurangan tiroid
- Gangguan metabolisme lainnya
Lalu, bagaimana cara mengatasi sembelit pada bayi? Simak selengkapnya di halaman berikutnya, ya.

Cara Mengatasi Sembelit pada Bayi