PARENTING
Kenali Gejala Muntaber pada Anak, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Mutiara Putri | HaiBunda
Selasa, 12 Nov 2024 21:25 WIBAnak-anak masih belum memiliki sistem imunitas tubuh yang baik sehingga mereka sering terserang penyakit. Kondisi yang umum ditemui pada Si Kecil adalah muntaber.
Muntaber sendiri merupakan kondisi di mana anak mengalami muntah yang diikuti dengan diare. Umumnya, hal ini terjadi karena adanya infeksi virus atau bakteri.
Muntaber juga umum dikenal dengan gastroenteritis, Bunda. Pada kasus yang lebih jarang, kondisi ini bisa terjadi pada anak karena adanya parasit atau jamur.
Apa itu muntaber?
Dikutip dari laman yankes.kemkes.go.id, gastroenteritis atau muntaber adalah peradangan yang terjadi pada saluran pencernaan termasuk lambung dan usus. Pada kondisi ini, umumnya feses atau kotoran anak berkonsistensi cair ataupun setengah cair, yang terjadi lebih dari tiga kali dalam sehari.
Tidak hanya itu, kondisi muntaber juga disertai dengan adanya mual dan muntah. Selain itu, anak juga mungkin akan merasakan nyeri perut serta deman.
Muntah dan diare pada saat yang bersamaan ini tentu akan menjadi berbahaya jika tidak diatasi dengan baik karena bisa menyebabkan dehidrasi. hal ini terjadi ketika anak kehilangan terlalu banyak cairan dalam tubuhnya.
Gejala muntaber pada anak
Ada beberapa gejala muntaber yang umum terlihat pada anak. Dikutip dari berbagai sumber, berikut ini deretannya:
1. Demam
Dilansir dari laman Oxford Health, anak-anak yang mengidap muntaber awalnya mungkin mengalami sakit perut. Tidak hanya itu, mereka juga mungkin mulai merasakan demam.
2. Tinja yang encer
Anak yang mengalami muntaber memiliki feses atau tinja yang jauh lebih encer. Selain itu, kondisi ini umumnya terjadi sangat sering, yakni lebih dari tiga kali dalam sehari.
3. Nafsu makan yang buruk
Karena anak mengalami demam, diare, serta muntah, kondisi perut mereka pun akan tidak nyaman bahkan dapat terjadi kram perut. Hal ini memungkinkan anak memiliki nafsu makan yang buruk.
Penyebab muntaber pada anak
Dikutip dari berbagai sumber, ada beberapa penyebab muntaber pada anak yang perlu Bunda pahami. Berikut ini deretannya:
1. Virus
Menurut Profesor Asosiasi Pediatri Universitas Colorado, Jaime Belkind-Gerson, MD, MSc, virus merupakan penyebab paling umum muntaber pada anak di Amerika. Virus yang paling banyak menyerang adalah Norovirus, Rotavirus, Astrovirus, dan Adenovirus.
"Anak-anak biasanya tertular gastroenteritis dari anak-anak lain yang pernah mengalaminya atau pernah terpapar. Seperti yang ada di pusat penitipan anak, sekolah, dan tempat ramai lainnya. Virus ini sangat menular dan menyebar dengan sangat mudah dari anak ke anak lainnya," paparnya menilik dari laman MSD Manuals.
2. Bakteri
Selain virus, dr. Jaime pun menyebut penyebab muntaber lainnya adalah bakteri. Anak-anak mungkin tertular bakteri dengan berbagai cara mulai dari menyentuh atau memakan makanan yang terkontaminasi, minum susu atau jus yang tidak dipasteurisasi, hingga menelan air sungai, sumur, atau kolam renang yang terkontaminasi.
"Gastroenteritis yang tertular dari makanan yang mengandung mikroorganisme atau racun bakteri kadang-kadang disebut juga dengan keracunan makanan," ungkapnya.
3. Obat-obatan
Dokter Jaime mengungkap ada banyak obat yang menyebabkan diare pada anak. Misalnya saja obat-obatan seperti antibiotik atau antasida.
4. Racun kimia
Muntaber dapat terjadi akibat anak tanpa sengaja menelan racun kimia. Racun ini bisa ditemukan pada tumbuhan seperti jamur beracun atau makanan laut tertentu.
"Anak-anak juga bisa mengalami muntaber setelah minum air putih atau makan makanan yang terkontaminasi bahan kimia seperti arsenik, merkuri, atau kadmium," jelas dr. Jaime.
5. Faktor lingkungan
Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan RI, muntaber bisa disebabkan oleh faktor kebersihan lingkungan. Oleh karena itu, ajarkan anak tentang kebersihan, terutama pada saat musim hujan, ya.
Perbedaan penyakit muntaber dan diare pada anak
Mengutip dari Cleveland Clinic, muntaber merupakan peradangan atau iritasi usus yang disebabkan oleh virus. Namun, sekitar 15-20 persen kasusnya disebabkan oleh bakteri dan parasit.
Muntaber muncul dengan gejala yang sama, yakni kram perut, muntah, serta diare encer. Hampir semua orang pernah mengalami kondisi ini, meski sebagian orang tidak mengalami kondisi yang serius.
Pada kelompok yang rentan, muntaber bisa menjadi hal yang serius. Bahkan, di seluruh dunia, muntaber merupakan salah satu penyebab kematian utama.
Sementara itu, diare adalah kondisi ketika anak buang air besar dengan tekstur yang encer atau berair. Biasanya, kondisi diare cukup ringan dan akan hilang dalam beberapa hari.
Diare sangat umum terjadi dan bisa menyerang siapapun di segala usia. Pada anak-anak, mereka cenderung mengalami diare dua kali dalam setahun.
Cara mengatasi muntaber pada anak
Pengobatan muntaber bisa dilakukan dengan beberapa cara. Berikut ini Bubun rangkumkan deretannya dari berbagai sumber:
1. Rehidrasi
Dokter Jaime mengatakan bahwa anak yang mengalami muntaber harus didorong untuk mengonsumsi cairan meski dalam jumlah kecil namun sering. Bayi pun harus terus diberikan ASI ya, Bunda.
Sebaiknya, hindari pemberian jus, soda, teh, atau minuman berkafein lainnya pada anak ketika mengalami muntaber. Minuman ini mungkin mengandung terlalu banyak gula dan terlalu sedikit garam yang bisa memperburuk diare.
2. Larutan elektrolit
Larutan elektrolit menjadi cairan yang ideal diberikan pada anak ketika mereka mengalami diare. Meski begitu, larutan ini tidak boleh digunakan selama lebih dari 24, ya.
"Larutan elektrolit tidak boleh dilanjutkan sendiri selama lebih dari 24 jam karena potensi masalah yang terkait dengan asupan nutrisi yang tidak memadai," kata dr. Jaime.
3. Pemberian infus dan antibiotik
Anak-anak yang tidak memiliki tanda dehidrasi juga harus memeriksakan dirinya ke dokter jika gejala muntaber berlangsung lebih dari satu hari. Jika dehidrasinya parah, dokter harus memasukkan cairan melalui pembuluh darah.
Jika penyebab muntaber anak adalah bakteri tertentu, dokter mungkin akan mengobati anak dengan memberikan antibiotik tertentu.
Komplikasi muntaber
Menurut dr. Jaime, komplikasi muntaber yang paling umum adalah dehidrasi atau kekurangan cairan. Hal ini terjadi karena anak kehilangan banyak cairan dalam muntahan atau diarenya.
"Anak yang mengalami dehidrasi ringan merasa haus, sedangkan anak yang mengalami dehidrasi berat mungkin terlihat lesu dan mudah marah," jelasnya.
Dehidrasi ini lebih mungkin terjadi pada bayi dibandingkan anak yang lebih besar dan mengalami efek samping yang serius. Bayi yang mengalami dehidrasi pun membutuhkan perawatan medis segera.
Kapan muntaber pada anak dikatakan berbahaya dan harus dibawa ke dokter?
Menilik dari laman Kids Health, Bunda bisa membawa anak yang mengidap muntaber jika mereka mengalami kondisi berikut ini:
- Tidak minum selama beberapa jam
- Jarang buang air kecil (lebih dari 4-6 jam untuk bayi dan 6-8 jam untuk anak yang lebih besar)
- Memiliki tanda-tanda dehidrasi
- Mengalami demam tinggi
- Ada darah pada feses atau muntahannya
- Muntah selama lebih dari 24 jam
- Diare yang tidak kunjung membaik setelah beberapa hari
Demikian informasi tentang muntaber, Bunda. Semoga bisa memberikan manfaat, ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(mua/fir)Simak video di bawah ini, Bun:
Jangan Panik Bun, Kenali 5 Penyebab Si Kecil Muntah dan Cara Tepat Mengatasinya
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Coba 4 Resep MPASI Ini Bun, Bisa Dongkrak Berat Badan Bayi
10 Cara Menambah Tinggi Badan Anak, Mulai dari Olahraga Tepat hingga Makan Bergizi
5 Cara Mengatasi Batuk pada Anak yang Bisa Bunda Lakukan di Rumah
6 Cara Merawat Gigi Bayi 6-12 Bulan, Bunda Perlu Tahu
TERPOPULER
Jangan Abaikan, Ini Penyebab Sakit Pinggang Setelah Berhubungan Intim
Apa Itu 'Job-pocalypse' yang Disebut Mengancam Dunia Kerja Gen Z?
Potret Ulang Tahun Ke-2 Azura Putri Aurel Hermansyah & Atta Halilintar, Meriah Dirayakan Seluruh Keluarga
Selamat! Chaca Thakya & Ricky Perdana Umumkan Kehamilan Ketiga, Mulai Pamer Baby Bump
Terpisah oleh Jarak, Pernikahan Kami Justru Mampu Bertahan hingga 10 Tahun
REKOMENDASI PRODUK
10 Susu Penambah Nafsu Makan Anak untuk Mengoptimalkan Berat Badan
Azhar HanifahREKOMENDASI PRODUK
9 Rekomendasi Parfum untuk Ibu Hamil yang Aman Digunakan
Dwi Indah NurcahyaniREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Body Lotion Bayi yang Wanginya Tahan Lama, Aman & Lembapkan Kulit Si Kecil
Nadhifa FitrinaREKOMENDASI PRODUK
7 Rekomendasi Makeup Palette Lengkap untuk Sehari-hari
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
15 Rekomendasi Test Pack yang Tersedia di Apotek dan Harganya
Dwi Indah NurcahyaniTERBARU DARI HAIBUNDA
Tanpa Sadar, 7 Kebiasaan Sepele Ini Dapat Menyebabkan Serangan Jantung
10 Kalimat Orang Tua yang Bisa Membuat Anak Terluka Seumur Hidup
Apa Itu 'Job-pocalypse' yang Disebut Mengancam Dunia Kerja Gen Z?
Penyebab Sulit Pipis setelah Melahirkan, Bisa karena Saraf Tertekan hingga Obat Bius
Jangan Abaikan, Ini Penyebab Sakit Pinggang Setelah Berhubungan Intim
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Komentar Kris Dayanti soal Atta Halilintar Jadi Sorotan, Katanya...
-
Beautynesia
5 Kalimat Seorang Ayah yang Bisa Membuat Anak Bahagia dan Sukses, Berikan pada Pasanganmu!
-
Female Daily
Bagaimana Tanggapan Gen Z di Tim Editorial FD soal ‘Is Having a Boyfriend Embarrassing Now’?
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
Catherine Zeta-Jones Pose Bareng Jenna Ortega, Awet Muda Bikin Pangling
-
Mommies Daily
Tantangan Menjadi Ayah Tunggal: Cerita dan Pengakuan Para Ayah