
parenting
Seperti Apa Makanan Padat Bayi? Kenali Pilihan Terbaiknya
HaiBunda
Jumat, 01 Aug 2025 23:30 WIB

Daftar Isi
- Kapan bayi boleh makan makanan padat?
-
10 Pilihan makanan padat untuk bayi yang sehat dan bergizi
- 1. Sereal bayi fortifikasi zat besi
- 2. Puree daging ayam atau sapi
- 3. Tahu kukus yang dihancurkan
- 4. Puree ikan tanpa duri
- 5. Kacang-kacangan yang dihaluskan (misalnya kacang hijau, kacang merah)
- 6. Telur matang
- 7. Sayuran kukus (wortel, labu, brokoli) yang dihaluskan
- 8. Buah yang dilumatkan (pisang, alpukat, pir matang)
- 9. Yoghurt polos tanpa gula
- 10. Bubur nasi halus
- Cara mengenalkan makanan padat pada bayi untuk mencegah alergi
Ketika Si Kecil mulai menunjukkan tanda-tanda siap makan, pasti muncul banyak pertanyaan. Kapan sebaiknya mulai? Makanan apa yang cocok? Bagaimana agar bayi tidak mengalami alergi?
Waktu perkenalan makanan padat adalah momen penting dalam tumbuh kembang bayi. Hal ini bukan hanya soal mengisi perut, tapi juga mengenalkan rasa, tekstur, dan nutrisi.
Mungkin Bunda pernah merasa bingung saat mencari makanan yang tepat untuk Si Kecil. Pilihannya memang sangat beragam, mulai dari yang instan hingga buatan sendiri di rumah.
Hal yang paling penting adalah memastikan makanan pertama bayi benar-benar aman dan bernutrisi. Hal ini akan sangat membantu tumbuh kembangnya secara optimal.
Kapan bayi boleh makan makanan padat?
Melansir dari laman Australasian Society of Clinical Immunology and Allergy (ASCIA), bayi siap untuk makan makanan padat sekitar usia enam bulan, tetapi jangan dimulai sebelum usia empat bulan, ya. Tanda-tandanya antara lain kepala tegak, duduk dengan bantuan, serta menunjukkan minat pada makanan.
Si Kecil akan mulai memperhatikan makanan yang Bunda makan dan mencoba meraih atau membuka mulut saat diberi sendok. Hal tersebut merupakan sinyal bahwa Si Kecil ingin mencobanya.
Jika sampai usia tujuh bulan bayi belum menunjukkan minat makan, sebaiknya konsultasikan dengan tenaga kesehatan. Keterlambatan makan bisa berpengaruh pada tumbuh kembangnya.
Mengapa tidak disarankan memberikan makanan padat sebelum empat bulan, Bunda? Karena sistem cerna pada bayi belum siap dan hal ini bisa meningkatkan risiko tersedak atau gangguan pencernaan yang bisa membahayakan.
10 Pilihan makanan padat untuk bayi yang sehat dan bergizi
Dikutip dari ASCIA, penting untuk Bunda memilih makanan padat pertama yang sehat dan bergizi. Berikut adalah sepuluh pilihan yang direkomendasikan karena bisa membantu bayi tumbuh secara optimal.
1. Sereal bayi fortifikasi zat besi
Sereal menjadi sumber zat besi penting bagi bayi yang mulai makan makanan padat. Bunda bisa memilih varian yang bebas gula tambahan dan terbuat dari beras atau gandum agar lebih sehat.
Selain itu, sereal fortifikasi juga mudah disajikan dan bisa dicampur dengan ASI atau susu formula. Hal ini dapat membantu bayi mengenal tekstur baru secara perlahan.
2. Puree daging ayam atau sapi
Daging mengandung protein hewani dan zat besi yang esensial untuk perkembangan bayi. Bunda sebaiknya menghaluskannya hingga sangat lembut agar mudah ditelan.
Puree daging juga bisa dicampur dengan sayur atau bubur untuk rasa yang lebih kaya. Hal ini bisa membantu Si Kecil mendapatkan nutrisi lengkap sejak dini.
3. Tahu kukus yang dihancurkan
Tahu merupakan sumber protein nabati yang lembut dan mudah dikunyah bayi. Cocok untuk Bunda yang ingin mengenalkan alternatif non-hewani sejak awal MPASI tanpa khawatir teksturnya terlalu kasar.
Tak hanya itu, tahu kukus juga bisa dihaluskan tanpa tambahan garam agar lebih aman bagi ginjal bayi. Rasanya yang netral membuatnya mudah dikombinasikan dengan sayuran, sereal, atau bahkan buah-buahan untuk variasi rasa.
4. Puree ikan tanpa duri
Ikan kaya akan omega-3 yang penting untuk perkembangan otak bayi. Pastikan Bunda memilih ikan yang benar-benar segar, bebas duri, dan memasaknya hingga matang sempurna untuk menjaga nutrisinya.
Jenis ikan seperti salmon atau tenggiri bisa menjadi pilihan terbaik untuk Si Kecil. Teksturnya yang lembut sangat cocok dijadikan puree sebagai makanan pendamping ASI pertama.
5. Kacang-kacangan yang dihaluskan (misalnya kacang hijau, kacang merah)
Kacang-kacangan tinggi protein dan serat yang mendukung pencernaan sehat. Bunda perlu menghaluskannya hingga benar-benar lembut agar tidak membahayakan bayi.
Kacang hijau bisa dimasak menjadi bubur atau campuran sereal. Rasanya juga mudah untuk diterima Si Kecil, karena cukup lembut dan manis alami.
6. Telur matang
![]() |
Telur mengandung protein lengkap dan lemak sehat untuk mendukung pertumbuhan. Namun, jangan memberikan telur mentah atau setengah matang, karena berisiko menimbulkan infeksi pada bayi.Â
Telur bisa dihaluskan dan dicampur dengan bubur atau sayur untuk variasi menu. Rasanya gurih alami, mudah dicerna, dan bisa membantu bayi mengenal rasa makanan keluarga sejak dini.
7. Sayuran kukus (wortel, labu, brokoli) yang dihaluskan
Sayuran adalah sumber vitamin dan mineral penting yang mendukung tumbuh kembang bayi secara menyeluruh. Bunda bisa kukus sampai empuk lalu haluskan agar mudah dikonsumsi dan tidak membuat bayi tersedak.
Tak hanya itu, Bunda juga bisa mencampurkan beberapa jenis sayur sekaligus untuk variasi rasa dan gizi yang seimbang. Warna-warna cerah seperti oranye wortel atau hijau brokoli bisa menarik perhatian dan meningkatkan nafsu makan bayi.
8. Buah yang dilumatkan (pisang, alpukat, pir matang)
Buah adalah pilihan makanan manis alami yang aman dan menyegarkan untuk bayi, terutama saat mulai belajar makan padat. Bunda bisa memilih buah yang matang dan bertekstur lembut seperti pisang dan alpukat.
Buah juga mengandung serat dan vitamin penting yang mendukung sistem imun dan pencernaan bayi. Sajikan tanpa tambahan gula agar bayi belajar mengenali rasa asli dari setiap bahan alami sejak dini.
9. Yoghurt polos tanpa gula
Yoghurt adalah sumber kalsium dan probiotik yang sangat baik untuk mendukung kesehatan tulang dan sistem pencernaan bayi. Pilihlah yoghurt yang polos, tanpa tambahan gula atau perisa ya, Bunda, agar tetap aman dan alami bagi Si Kecil.
Yoghurt bisa diberikan langsung dengan sendok kecil atau dicampur dengan puree buah untuk menambah rasa dan nutrisi. Teksturnya lembut, rasanya asam segar, dan biasanya disukai oleh bayi yang sedang belajar mengenal makanan baru.
10. Bubur nasi halus
Bubur nasi bisa mulai diperkenalkan sebagai makanan pokok saat bayi mulai belajar makan. Pastikan teksturnya sangat halus dan encer, terutama di awal pengenalan, agar mudah ditelan dan tidak membuat bayi tersedak.
Bubur ini mudah dicerna dan bisa menjadi dasar untuk mencampurkan berbagai bahan lain seperti sayur, tahu, atau daging halus. Bunda bisa sajikan dalam porsi kecil dan amati dengan sabar bagaimana respons bayi terhadap rasa dan teksturnya.
Cara mengenalkan makanan padat pada bayi untuk mencegah alergi
![]() |
Pemberian makanan padat pada bayi sebaiknya dilakukan secara bertahap. Langkah ini penting untuk membantu mencegah risiko alergi.
Proses belajar makan butuh waktu dan kesabaran. Bayi belajar dengan meniru, maka saat ia melihat anggota keluarga makan, ia pun lebih tertarik mencoba.
Tahapan tekstur makanan juga penting disesuaikan dengan usia:
- Sekitar 6 bulan: mulai dengan makanan yang benar-benar halus, seperti yang ditumbuk atau diblender.
- Usia 8-9 bulan: kenalkan makanan yang agak kasar serta finger food.
- Usia 12 bulan: bayi sudah bisa makan potongan kecil seperti makanan keluarga.
Sebenarnya, tidak ada urutan baku dalam mengenalkan makanan padat pada bayi. Namun, penting Bunda untuk memastikan bahwa makanan yang kaya zat besi sudah mulai diberikan sejak usia 6 bulan.
Beberapa contohnya termasuk sereal fortifikasi zat besi, daging, unggas, ikan, telur matang, tahu, dan kacang-kacangan. Selain itu, kenalkan satu per satu makanan yang berpotensi memicu alergi.
Jika muncul reaksi, hal ini akan memudahkan Bunda untuk mengidentifikasi penyebabnya. Bila tidak ada reaksi alergi, lanjutkan pemberiannya secara rutin sekitar dua kali seminggu.
Supaya tetap aman, Bunda bisa lakukan ini saat mengenalkan makanan alergen pada Si Kecil:
- Pastikan bayi makan sambil duduk di kursi makan khusus.
- Bersihkan tangan dan wajah bayi setelah makan.
- Gunakan kain lap khusus (misalnya berbeda warna) untuk membersihkan sisa makanan.
- Cuci alat makan yang terkena alergen dengan sabun dan air hangat hingga bersih.
- Kalau perlu, beri makanan alergen saat anggota keluarga yang alergi tidak berada di rumah.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ndf/ndf)ARTIKEL TERKAIT

Parenting
5 Tanda-Tanda Bayi Sudah Siap MPASI, Jangan Buru-Buru Bun

Parenting
Kapan Bayi Boleh Minum Air Putih? Simak Aturannya Bun

Parenting
7 Manfaat Teri Nasi Sering Disebut Harta Karun MPASI Bayi

Parenting
Bolehkah Minyak Goreng Digunakan untuk MPASI? Ini Penjelasannya Bun

Parenting
5 Rekomendasi Makanan Tinggi Serat untuk MPASI Bayi


7 Foto
Parenting
7 Potret Anak Bungsu Aliya Rajasa Makan MPASI Pertama, Lahap Disuapi Ayah Ibas
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda