PARENTING
Gen Z Tinggalkan Gentle Parenting, Terapkan Pola Asuh Baru Ini
Nadhifa Fitrina | HaiBunda
Sabtu, 04 Oct 2025 17:30 WIBMenjadi orang tua di era sekarang bukanlah hal yang mudah. Tuntutan zaman membuat banyak orang tua Gen Z harus memikirkan cara terbaik dalam mendidik anak mereka.
Survei terbaru mengungkapkan banyak orang tua muda memilih jalannya sendiri. Mereka tidak sekadar mengikuti tren, melainkan mencari cara yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan anak.
Tantangan membesarkan anak sekarang mungkin terasa jauh lebih rumit. Mulai dari tekanan sosial, perubahan teknologi, hingga kesadaran akan kesehatan mental membuat orang tua harus lebih bijak.
Dilansir dari laman The Sun, penelitian yang melibatkan 2.000 orang tua dengan anak usia nol hingga enam tahun, berbagai gaya pengasuhan terkuak. Dari membangun kedekatan emosional hingga menekankan konsekuensi nyata dalam keseharian.
Lantas, pola asuh apa yang kini digunakan orang tua Gen Z?
Pola asuh pemutus siklus jadi pilihan Gen Z
Di tengah banyaknya gaya pengasuhan modern, pola asuh pemutus siklus kini mencuri perhatian para orang tua Gen Z. Mereka lebih memilih untuk menghentikan pola lama yang dianggap tidak sehat.
Dikutip dari The Sun, tercatat sekitar 41 persen orang tua Gen Z memilih cycle-breaking parenting, yakni pola asuh pemutus siklus yang diterapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sebaliknya, gentle parenting yang sempat populer kini mulai berkurang peminatnya. Hanya 32 persen orang tua Gen Z yang masih memilih metode tersebut, seperti dicatat dari laporan The Independent.
Gentle parenting masih digunakan hingga kini
Meski banyak yang beralih pada pola asuh baru, gentle parenting ternyata belum benar-benar ditinggalkan. Sebanyak 43 persen orang tua Gen Z menilai gaya ini tetap efektif dalam kondisi tertentu, sementara 38 persen lainnya percaya ada momen tepat untuk menerapkannya.
Tren gentle parenting sendiri sempat booming dalam beberapa tahun terakhir, Bunda. Namun, di sisi lain, muncul kritik karena ada anggapan pola ini bisa membuat anak justru "menguasai" orang tuanya.
Banyak yang berpendapat, bahwa kelembutan berlebihan membuat anak kurang disiplin. Pandangan inilah yang kemudian memicu perdebatan tentang metode pengasuhan ini dalam jangka panjang.
Meski begitu, sejumlah ahli tidak tinggal diam. Seorang pendidik parenting sekaligus penulis buku This is Parenting: Demystifying Parenthood, Gabriel Hannans, berusaha meluruskan stigma yang melekat pada gentle parenting.
Menurut Gabriel, metode ini tetap bisa membawa dampak positif bila diaplikasikan dengan konsisten. Dengan pemahaman yang tepat, gentle parenting justru dapat membantu anak untuk tumbuh lebih percaya diri.
Orang tua milenial lebih menjaga mental dan emosional anak
Berbeda dengan generasi sebelumnya, 62 persen orang tua milenial lebih fokus pada dukungan mental dan emosional anak. Mereka ingin memastikan tumbuh kembang Si Kecil berjalan dengan sehat, bukan hanya secara fisik.
Studi yang sama juga menunjukkan pandangan menarik soal pengasuhan. Sebanyak 85 persen orang tua dari berbagai kelompok usia percaya tidak ada satu metode tunggal yang cocok untuk semua keluarga.
Dalam survei tersebut, orang tua milenial diberi waktu singkat untuk menggambarkan cara mereka menghadapi situasi yang nyata.
Misalnya, ketika anak menjatuhkan barang-barang di rak toko, hampir 48 persen responden mengaku akan membantu merapikan kembali sekaligus menjelaskan pada anak alasan bahwa perilaku itu tidak tepat.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fir)