parenting
9 Ciri Anak Demam karena Kecapekan dan Cara Mengatasinya
HaiBunda
Selasa, 11 Nov 2025 22:40 WIB
Daftar Isi
Demam adalah cara tubuh melawan infeksi atau peradangan. Terkadang anak demam karena merasa capek, tetapi tidak batuk, dan Bunda mungkin bertanya-tanya apa yang terjadi.
Ada banyak penyebab demam dan kelelahan tanpa harus disertai batuk, dan demam serta kelelahan tidak selalu terkait dengan serangan flu atau infeksi COVID 19.
Ya, kecapekan sering dikaitkan dengan demam karena sistem kekebalan tubuh bekerja ekstra keras dan menggunakan lebih banyak energi dari biasanya. Demam dan kelelahan tanpa batuk biasanya bukan penyakit pernapasan biasa, melainkan infeksi virus, penyakit yang berhubungan dengan panas, atau bahkan sekadar kelelahan.
Lantas, apa yang menyebabkan demam ketika tubuh anak capek? Simak penyebab demam pada anak karena kecapekan melalui penjelasan berikut ini!
Penyebab demam karena kecapekan
Kecapekan dapat menyebabkan anak maupun orang dewasa mengalami demam. Dikutip dari detikcom, berikut penjelasannya:
1. Hormon stres
Anak bisa mengalami stres secara fisik maupun mental karena kecapekan. Kecapekan menyebabkan tubuh melepaskan hormon kortisol dan adrenalin. Hormon tersebut dapat menyebabkan tubuh meradang, sehingga menyebabkan demam ringan, Bunda.
2. Dehidrasi
Kecapekan yang tidak diimbangi dengan cairan yang cukup bisa menyebabkan dehidrasi pada anak. Hal ini dapat menyebabkan suhu tubuh anak meningkat. Itu sebabnya, setiap anak mengalami kecapekan harus diberikan air mineral yang cukup untuk menjaga cairan dalam tubuhnya.
3. Kurang tidur
Tidur yang cukup dapat menjaga suhu tubuh anak dengan baik. Namun ketika tubuh kurang istirahat, tubuh anak bisa kecapekan lalu meradang dan akhirnya menyebabkan demam ringan.
4. Kelelahan otot
Ketika kecapekan, misalnya karena berolahraga atau aktivitas berat. Tubuh bisa mengalami kerusakan otot dan peradangan. Ini dapat menyebabkan demam sementara, Bunda.
5. Sindrom Kelelahan Kronis (Chronic Fatigue Syndrome)
Sindrom Kelelahan Kronis (CFS) adalah kondisi yang ditandai dengan kelelahan terus-menerus tetapi tidak membaik dengan beristirahat. Hal ini bisa dialami anak. Salah satu gejalanya adalah demam ringan.
Ciri demam karena kecapekan pada anak
Ada beberapa ciri demam yang disebabkan kecapekan pada anak, berikut ciri-cirinya.
1. Jantung berdetak lebih cepat
Denyut jantung anak, terutama balita saat istirahat biasanya berkisar antara 70 dan 110 detak per menit (bpm), dan detak jantung tersebut secara bertahap bergerak menuju batas bawah kisaran seiring dengan bertambahnya usia anak. Saat demam, baik karena kecapekan atau sedang sakit, normal jika detak jantung atau denyut nadi yang lebih tinggi.
Menurut ahli jantung anak di Norton Children’s Heart Institute yang berafiliasi dengan UofL School of Medicine, Delwyn E. McOmber, M.D., umumnya, detak jantung anak meningkat sekitar 10 bpm seiring dengan peningkatan suhu setiap derajat.
“Mengobati anak dengan obat penurun demam seperti asetaminofen (paracetamol) dan cairan dapat menurunkan demam dan detak jantung,” kata McOmber, dikutip dari laman Norton Children's Hospital.
2. Terlihat pernapasan lebih cepat
Secara ilmiah, suhu tubuh yang lebih tinggi meningkatkan laju metabolisme, karena peningkatan energi kinetik berbagai molekul yang terlibat dalam reaksi biokimia tubuh. Akibatnya, pada kasus demam karena kecapekan, terjadi peningkatan kebutuhan oksigen oleh sel sehingga menyebabkan pernapasan menjadi lebih cepat.
3. Sakit kepala dan badan
Nyeri di seluruh tubuh sering kali disertai demam. Karena suhu tubuh yang lebih tinggi, ditambah karena kecapekan menyebabkan otot-otot menjadi tegang dan mungkin mulai terasa nyeri. Selain kecapekan, hal ini bisa terjadi ketika tubuh anak sedang melawan infeksi. Virus, bakteri, jamur, dan parasit dapat menyebabkan infeksi. Penyakit dan peradangan lain juga bisa memicu demam.
4. Menggigil
Dilansir Very Well Health, demam disertai menggigil biasanya merupakan cara tubuh melawan infeksi ketika anak kecapekan. Ketika sistem kekebalan anak mendeteksi adanya infeksi, sistem tersebut mengirimkan sinyal kimia ke otak untuk menaikkan suhu inti tubuh. sebagai respons terhadap pengaturan ulang "termostat", tubuh anak akan mulai menggigil untuk menghasilkan panas.
5. Capek dan rewel
Ketika anak kecapekan, rewel adalah hal yang wajar. Apalagi jika mengalami demam. Semua anak menangis ketika mereka lapar, lelah, tidak nyaman, sakit, kesakitan, frustrasi, sedih atau marah. Terkadang mereka menangis karena membutuhkan kasih sayang atau kenyamanan, atau karena takut dipisahkan dari bunda.
6. Nafsu makan menurun
Kecapekan yang menyebabkan demam juga sering menyebabkan penurunan nafsu makan. Selama Si Kecil masih minum dan buang air kecil, biasanya penurunan nafsu makan tidak masalah untuk sebagian besar penyakit ringan.
7. Tidur terus-menerus
Sakit akan menguras energi anak, ia juga mungkin kesulitan makan sebanyak biasanya, yang juga bisa membuatnya mengantuk. Pada dasarnya, tidur memberi kesempatan pada sistem kekebalan anak untuk fokus melawan penyakit dan menjadi lebih baik. Selain itu, hal yang wajar jika tidur anak lebih lama durasinya karena kecapekan.
8. Kulit memerah
Adanya ruam misalnya bercak merah pada kulit disertai demam belum tentu menandakan penyakit serius. Bisa saja kecapekan atau efek udara di luar terasa panas, sehingga badan mengeluarkan keringat dan beberapa anak mungkin mengalami ruam pada kulitnya.
9. Berkeringat
Terjadinya demam adalah mekanisme tubuh untuk melawan kuman. Sistem kekebalan anak meningkatkan suhu tubuh untuk membantunya menyingkirkan kuman tanpa membahayakan kondisi anak. Demam seringkali membuat anak merasa panas dan tampak memerah. Demam dapat menyebabkan sakit kepala atau nyeri badan, berkeringat atau menggigil.
5 Cara mengatasi demam anak karena kecapekan
Ada beberapa cara untuk mengatasi anak yang demam karena kecapekan. Berikut lima caranya:
- Pastikan tubuh anak tercukupi oleh cairan dengan minum minimal dua liter per hari. Jika beraktivitas lebih berat, minta anak minum lebih banyak.
- Istirahatkan anak dengan waktu yang cukup pada malam hari dan tidur sejenak di siang hari.
- Gunakan kompres dingin, mandi dengan air hangat, pakai pakaian longgar dan nyaman.
- Beri anak makanan yang kaya nutrisi yang meningkatkan kekebalan tubuh. Sertakan sayur, buah, dan protein tanpa lemak.
- Berikan obat pereda panas jika diperlukan.
Kapan demam pada nak harus diwaspadai?
Demam pada anak tidak selalu perlu dikhawatirkan. Namun, mengutip dari laman resmi UC Davis Health, orang tua sebaiknya berkonsultasi dengan dokter anak jika anak mereka demam, dan:
- berusia tiga bulan atau lebih muda. Bayi seusia ini memiliki sistem kekebalan tubuh yang belum matang dan dapat mengalami infeksi serius tanpa menunjukkan banyak gejala.
- demam yang berlangsung lebih dari empat hari tanpa diketahui penyebabnya.
- menunjukkan tanda-tanda dehidrasi. Tanda-tanda ini dapat meliputi tidak adanya air mata saat menangis, jarang buang air kecil, mulut atau lidah kering, dan kelopak mata cekung.
- mengalami gangguan kekebalan tubuh.
- tampak sangat sakit atau mengantuk.
- mengalami sakit kepala parah, sakit telinga, infeksi saluran kemih (ISK), sakit tenggorokan, atau muntah dan diare berulang yang tidak dapat diatasi di rumah.
Demikian tanda-tanda anak demam yang bisa terjadi karena kelelahan. Simak tanda bahayanya, dan segera bawa anak ke rumah sakit jika tidak kunjung sembuh.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Parenting
Anak Demam Disertai Sering Buang Air Kecil, Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya
Parenting
7 Cara Alami Turunkan Panas Tinggi pada Anak, Bunda Perlu Tahu
Parenting
Cara Mengatasi Demam pada Bayi Baru Lahir, Bunda Perlu Tahu
Parenting
5 Kondisi Demam Anak yang Perlu Penanganan Medis Selama Masa Pandemi
Parenting
8 Makanan & Minuman yang Bantu Redakan Demam Anak
5 Foto
Parenting
Bikin Gemas! Ini 5 Potret Terbaru Hamish Daud dan Sang Putri Zalina
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda
Banyak Anak Terkena Influenza A dan B: Kenali Gejala, Tanda Bahaya, dan Pencegahannya
7 Gejala Flu Jepang pada Anak, Wabah Penyakit yang Bisa Sebabkan Pneumonia
Disangka Flu Biasa, Ternyata Anak Ini Alami Gangguan Ginjal Serius