Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Hipertensi Sejak Kecil Tingkatkan Risiko Kematian Dini Akibat Penyakit Jantung saat Dewasa

Nadhifa Fitrina   |   HaiBunda

Minggu, 07 Dec 2025 11:20 WIB

Hipertensi Sejak Kecil Tingkatkan Risiko Kematian Dini Akibat Penyakit Jantung saat Dewasa
Ilustrasi Hipertensi Sejak Kecil Tingkatkan Risiko Kematian Dini Akibat Penyakit Jantung saat Dewasa/Foto: Getty Images/Kanawa_Studio
Daftar Isi
Jakarta -

Tekanan darah tinggi pada anak kini menjadi masalah yang semakin serius di seluruh dunia. Saat ini, sekitar 114 juta anak mengalami hipertensi sebelum memasuki dewasa, Bunda.

Dikutip dari laman The Guardian, 114 juta anak yang kecilnya sudah mengalami hipertensi bahkan sebelum mencapai usia dewasa dapat menghadapi berbagai macam penyakit.

Lebih dari itu, penelitian dari American Heart Association's Hypertension Scientific Sessions 2025 menunjukkan bahwa tekanan darah tinggi pada anak dengan usia 7 tahun berisiko kematian dini akibat penyakit jantung saat dewasa.

"Kami terkejut menemukan bahwa tekanan darah tinggi di masa kanak-kanak ternyata berkaitan dengan kondisi kesehatan serius bertahun-tahun kemudian," ujar asisten profesor di departemen kedokteran preventif di Fakultas Kedokteran Feinberg, Universitas Northwestern, Chicago, Alexa Freedman, Ph.D.

"Lebih spesifik lagi, hipertensi atau tekanan darah tinggi saat kanak-kanak bisa tingkatkan risiko kematian sebesar 40 persen hingga 50 persen selama lima dekade berikutnya dalam hidup seseorang," tambahnya.

Obesitas jadi pendorong utama anak terkena hipertensi

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, jumlah anak-anak yang mengalami hipertensi kian terus meningkat, Bunda. Menilik dari jurnal The Lancet Child and Adolescent Health, dalam 20 tahun terakhir, angka ini naik dari 3,2 persen menjadi 6,2 persen.

Penelitian ini menunjukkan bahwa obesitas adalah penyebab utama hipertensi pada anak. Sekitar 19 persen anak yang obesitas mengalami tekanan darah tinggi, sementara anak dengan berat badan normal hanya sekitar 3 persen.

Selain hipertensi, sekitar 8,2 persen anak-anak dan remaja mengalami prahipertensi. Kondisi ini artinya tekanan darah mereka lebih tinggi dari normal tetapi belum masuk kategori hipertensi, Bunda.

Prahipertensi sendiri paling sering muncul pada remaja. Angkanya pun mencapai 11,8 persen di kalangan remaja, sementara anak-anak lebih kecil sekitar 7 persen.

Hipertensi sejak kecil tingkatkan risiko penyakit jantung saat dewasa

Setelah mengetahui pendorong utama yang membuat anak mengalami hipertensi sejak kecil, ternyata tekanan darah tinggi pada anak kerap berlanjut hingga dewasa.

Kepala ilmuwan dan medis di British Heart Foundation, Prof. Bryan Williams, mengatakan bahwa hipertensi sejak kecil bisa meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.

"Tekanan darah tinggi pada masa kanak-kanak sering kali berlanjut hingga dewasa, sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke di kemudian hari," jelasnya.

Dikutip dari News Room, tekanan darah anak berhubungan dengan peningkatan risiko masalah jantung di masa dewasa. Sebuah studi tahun 2022 menemukan bahwa tekanan darah tinggi pada anak di usia 12 tahun bisa tingkatkan risiko kematian saat dewasa.

Para peneliti meneliti data sekitar 38.000 anak yang diukur tekanan darahnya pada usia 7 tahun. Mereka kemudian menindaklanjuti kelangsungan hidup dan penyebab kematian pada tahun 2016 dari sekitar 38.000 anak.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang memiliki tekanan darah tinggi atau hipertensi lebih berisiko meninggal dini karena penyakit jantung saat dewasa, Bunda.

Untuk mencegah risiko ini, pemeriksaan hipertensi sejak dini sangat dianjurkan. Pedoman dari American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan pemeriksaan tekanan darah pada anak dimulai sejak usia 3 tahun.

Anak-anak dan remaja kini lebih rentan hipertensi

Dilansir dari The Guardian, tingkat anak-anak dan remaja yang mengalami hipertensi hampir dua kali lipat, yakni di antara tahun 2000 dan 2020. Pada tahun 2000, sekitar 3,2 persen anak-anak menderita hipertensi.

Namun pada 2020, angka ini meningkat menjadi lebih dari 6,2 persen. Penulis studi dari Fakultas Kedokteran di Universitas Zhejiang, dr. Peige Song, menuturkan bahwa kebanyakan hipertensi disebabkan oleh gaya hidup.

"Sebagian besar disebabkan oleh gaya hidup, seperti pola makan tidak sehat, kurang bergerak, dan semakin banyak anak yang mengalami obesitas," katanya.

Oleh karena itu, dr. Peige Song menyarankan agar orang tua selalu memperhatikan pola makan anak sekaligus memastikan mereka rutin berkegiatan fisik.

"Membiasakan kebiasaan sehat, seperti pola makan seimbang yang kaya buah, sayur, dan biji-bijian utuh, sekaligus meminimalkan asupan garam dan gula, dapat mengurangi risiko hipertensi secara signifikan. Mendorong aktivitas fisik secara teratur dan membatasi perilakunya seperti terlalu banyak menonton layar," ujarnya.

Itulah ulasan terkait hipertensi sejak kecil dapat meningkatkan risiko kematian dini akibat penyakit jantung saat dewasa.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ndf/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda