Jakarta -
Terutama bagi orang tua baru, urusan mengasuh termasuk mendidik si kecil bisa jadi hal yang menimbulkan pertanyaan ya Bun. Kalau anak laki-laki dan perempuan, beda nggak sih pola pengasuhan yang kita terapkan? Nah, hal yang perlu Bunda ingat adalah tiap anak itu unik, punya karakter dan sifat masing-masing.
Sehingga, seperti kata psikolog anak dari Tiga Generasi, Anastasia Satriyo M.Psi., Psikolog, antara anak laki-laki dan perempuan memang tidak bisa kita samakan, baik dalam cara mendidik ataupun mengasuhnya. Dalam keseharian, kita pun sering terpapar sama stereotype seperti anak laki-laki biasanya lebih susah diatur. Sebaliknya, anak perempuan biasanya lebih nurut. Sehingga, pola pengasuhan yang diterapkan pun mesti beda.
"Setiap anak memiliki kepribadian yang unik yang perlu kita cari tahu lebih dalam lagi. Nah, untuk pola pengasuhan, Bunda perlu menyadari dulu apakah Bunda memiliki kepercayaan, keyakinan, atau pandangan tertentu tentang anak laki-laki dan perempuan yang diperoleh dari cerita orang lain ataupun dari buku bacaan," kata Anas saat ngobrol sama HaiBunda.
Soalnya Bun, kata Anas sering banget apa yang kita yakini tentang bagaimana sih anak lak-laki dan perempuan justru menjadi stereotype dan memengaruhi pola pengasuhan yang kita terapkan ke anak. Akibatnya, pola pengasuhan yang diterapkan nggak sesuai dengan diri anak sebenarnya. Kalau begitu, kita pun sebagai orang tua bisa kurang menerima anak sebagai dirinya sendiri Bun.
"Apalagi kalau kita tidak melihat anak sebagai anak-anak atau manusia seutuhnya yang memiliki emosi dan masih mengelola dirinya. Apapun jenis kelamin anak kita, baik itu perempuan maupun laki-laki terima saja. Lagipula anak adalah titipan Tuhan yang mesti kita rawat dengan baik," tambah Anas.
Pesan Anas, jangan sampai sebagai orang tua kita membenci anak lantaran jenis kelaminnya nggak sesuai sama yang kita inginkan ya Bun. Lalu, Anas bilang Bunda nggak perlu bingung untuk pola pengasuham sebab cara mengasuh anak sejatinya sama saja seperti kita merawat diri sendiri kok Bun. Ada kalanya kita dididik mandiri, ada kalanya kita dimanja.
"Setelah itu, dalam pengasuhan sehari-hari Bunda bisa belajar hal atau aktivitas permainan yang disukai anak. Minimal satu aktivitas yang bisa dilakukan bersama-sama. Misalnya untuk anak laki-laki dengan bersepeda, bermain lego. Kemudian kenalkan anak pada berbagai aktivitas, minat dan pengalaman," imbuh Anas.
Sebaiknya, kita nggak membatasi pengalaman anak hanya karena pemikiran 'Dia kan anak laki-laki'. Sebab, Bunda bisa bacakan cerita yang menarik dan berbagi cerita dengan anak, mengenalkan jenis emosi ke anak sehingga ketika dia marah, senang, sedih, atau kesal, anak bisa menyalurkan dan mengekspresikan emosinya secara sehat.
Dalam pengasuhan anak, sebenarnya antara anak laki-laki dan perempuan sama saja kok Bun pola asuh yang bisa kita terapkan. Hanya saja, sebagai orang tua kita mesti tahu seperti apa sifat dan karakter anak. (jos)