Jakarta -
Pola asuh ada berbagai macam dan tiap orang tua punya pertimbangan masing-masing dalam memilih pola asuh yang akan diterapkan. Bicara pola asuh, ada yang namanya 'V of Love' nih, Bun.
Berangkat dari pelajaran yang diterima sang teman, psikolog anak dan remaja, Yasinta Indrianti MPsi dari EduPsycho Research Institute Psikolog tahu pola asuh 'V of Love' ini. Kata wanita yang akrab disapa Sinta ini, ibaratnya anak-anak berada di dasar huruf V.
"Huruf V itu kan mengecil di bagian bawah dan melebar ke atas, artinya ketika anak masih kecil lingkungan mereka pun masih terbatas hanya di lingkungan keluarga. Namun semakin anak tumbuh besar, maka lingkungan mereka pun semakin luas yang itu berarti ada sekolah, teman, dan lainnya," tutur Sinta.
Sinta menjelaskan
pola asuh 'V of Love' bisa banget diterapkan orang tua zaman sekarang. Jadi, saat anak masih kecil orang tua perlu memberi segala sesuatu yang positif ke anak, termasuk nilai rohani dan spiritual. Diharapkan, ke depannya anak nggak salah kaprah dalam menjalani kehidupannya, Bun.
"Namun satu catatannya yaitu konsistensi dan sesuai dengan koridor yang ada. Ketika kita sudah menanamkan segala hal positif di fase ini dengan benar, kasih contoh nyata dan konsisten. Mau selebar apapun dia nanti di pergaulannya, anak akan tetap ada di koridor yang benar dan dia nggak akan lepas dari koridor tersebut karena dia sudah tahu batasannya," tambah Sinta.
Dikutip dari Columbia Tribune, konsep pola asuh yang dikembangkan oleh Sylvia Rimm, seorang psikolog, penulis dan pendidik terkemuka ini menitikberatkan kalau anak-anak memerlukan kepemimpinan dan batasan dari orang tua mereka untuk merasa aman.
Gampangnya, bayangkan deh huruf V, Bun. Huruf V yang dasarnya kecil kita anggap dasar anak-anak berada. Ketika berada di dasar huruf V tersebut anak memiliki sedikit pilihan, kebebasan, dan tanggung jawab sesuai dengan posisinya. Seiring anak tumbuh, maka posisi anak semakin naik ke permukaan huruf V yakni mereka lebih banyak menerima pilihan, kebebasan, serta tanggung jawab.
Meskipun ada batasnya, anak tetap bebas pada pilihannya. Nah, tingkat paling atas dari huruf V menyimbolkan kalau anak nantinya siap meninggalkan 'sarangnya'. Tapi ingat, Bun. Jangan sampai kita malah membalikkan huruf V tersebut ya. Jika orang tua memberi pola asuh V terbalik di mana anak diberikan banyak pilihan dan kebebasan di awal perkembangannya, bukan nggak mungkin mereka akan kesulitan jika nantinya nggak diberi pilihan.
Anak jadi tidak bisa menerima batasan baik dari orang tua maupun orang lain, kemudian mereka bisa benci dengan peraturan dan tanggung jawab. Biasanya, anak yang seperti ini cenderung berkuasa di rumah. Mereka bisa marah ke orang tua, tantrum, dan banyak menuntut.
Anak yang diasuh dengan
pola asuh V terbalik bisa menuntut banyak hal bahkan sebelum mereka siap mendapat hal tersebut. Hal yang penting kita ingat, pola asuh 'V of Love' ini bisa jadi hal baik atau buruk tergantung dari kita, orang tua yang menerapkannya ke si kecil.
(aml/rdn)