Jakarta -
Wajar dong, Bun, kalau kita mengenalkan
anak-anak ke teman kita atau bahkan kerabat jauh yang belum pernah ditemui sebelumnya. Sayangnya, nggak semua anak bisa merespons dengan 'manis' yakni langsung bersalaman atau tersenyum saat bertemu orang baru.
Ya, misalnya anak justru mengangkat baju untuk menutupi mukanya. Ini pernah dilakukan keponakan saya yang berumur 3 tahun, Bun. Alhasil, bundanya nggak enak hati sama si teman dan agak memaksa anaknya untuk membuka baju. Tapi, si keponakan saya ini malah lari. Saya pun berpikir apakah dia malu atau takut ya sampai dia menutupi wajahnya pakai baju begitu? Nah, kalau kata K. Mark Sossin, PhD dari Pace University, kita perlu mengobservasi lagi apa yang dilakukan anak, Bun.
"Coba buka sedikit baju yang menutupi wajahnya, kalau dia tersenyum, mungkin anak cuma ingin bermain-main," ujar Mark dikutip dari Parents.
Tapi gimana kalau anak justru kelihatan ketakutan? Kata Mark, anak menyembunyikan dirinya bisa jadi karena merasakan kekhawatiran. Ya, apalagi untuk anak balita (di bawah lima tahun) mereka bisa merasakan banyak emosi baru tapi nggak selalu tahu gimana cara mengekspresikannya. Lalu, apa yang baiknya dilakukan orang tua ketika anak bersikap kayak gini?
Kata Mark nggak perlu anggap ini sebagai sesuatu yang serius banget, Bun. Kita bisa coba katakan ke orang yang bersangkutan kalau si kecil mungkin cuma malu supaya si orang tersebut nyaman dan nggak merasa mengganggu kenyamanan anak kita. Ingat, Mark bilang jangan labeli
anak soal perilakunya di depan orang tersebut ya.
Misalnya nih, kita katakan ke anak, "Kok kakak nggak sopan gitu sih?". Karena gimanapun, labeling akan membuat anak malu dan merasa dirinya seperti label tersebut. Terlebih, kita melabeli anak di depan orang lain. Terus, validasi perasaan anak kalau dia lagi nggak nyaman dan nggak masalah kalau anak mau bermain lebih dulu.
"Sampaikan juga nggak masalah kalau anak mau gabung bersama kita lagi ketika dia memang sudah siap," ujar Mark.
Saat bertemu dengan orang yang baru dikenal, mudah nggaknya anak beradaptasi dengan orang tersebut dipengaruhi juga oleh temperamen anak yang terdiri dari tiga tipe yaitu easy, slow to warm up, dan difficult. Kata psikolog anak dari Tiga Generasi, Anastasia Satriyo, yang akrab disapa Anas anak dengan temperamen slow to warm up memang butuh waktu saat beradaptasi dengan lingkungan atau orang lain.
"Selama anak beradaptasi, jangan paksa dia karena yang ada dia makin nggak nyaman. Kita bisa coba ceritakan ke anak siapa sih orang itu dan beri mereka waktu. Atau, sejak dari rumah kita bisa ceritakan kalau nanti anak akan ketemu tante atau om yang namanya si ini, orangnya seperti ini, ibaratnya dari rumah
anak udah punya persiapan," kata Anas.
(rdn)