Jakarta -
Saat saya menerapkan
disiplin pada anak saya yang umurnya dua tahun, ada yang bilang itu nggak akan berhasil. Soalnya si kecil masih terlalu kecil untuk paham tentang disiplin.
Disiplin berasal dari kata disciple yang artinya mengajarkan. Banyak pakar yang sepakat disiplin mulai bisa diterapkan sejak dini. Jadi nggak masalah kalau anak batita sudah diajarkan berdisiplin.
Tapi mendisiplinkan batita tentu tidak sama dengan mendisiplinkan anak usia SD. Setiap tahap perkembangan, anak mempunyai kebutuhan yang berbeda. Jadi, penerapan
disiplin berubah dengan bertambahnya usia, Bun.
Psikolog anak dari Tiga Generasi, Mayang Gita Mardian MPsi, Psikolog, mengatakan disiplin positif intinya mengajarkan anak untuk berperilaku dengan tetap mendukung hak-hak anak untuk dapat berkembang dengan baik, tanpa kekerasan, dan menghargai anak sebagai pembelajar atau learner, Bun.
"Kemudian, orang tua mau mendengarkan anak dan menempatkan diri di posisi anak," kata Mayang saat berbincang dengan detikHealth beberapa waktu lalu.
Kalau menurut Patti Faughn, Family Life Educator, pakar pendidikan usia dini dari University of Illinois Urbana-Champaign (UIUC) anak batita juga perlu dikenalkan disiplin. Batita itu senang menjelajah, mempelajari bagaiman sesuatu terjadi, dan bagimana cara melakukan sesuatu untuk dirinya seperti dikutip dari 'Parent Guide Growing Up Usia 2 Tahun'.
Karena berbagai aspek perkembangan itu, anak batita menunjukkan perilaku negatif seperti mengamuk, memukul, menggigit, membuang barang, berteriak, atau takut ditinggal. Di sinilah gunanya disiplin, Bun. Tujuannya, anak berperilaku sesuai kebutuhan perkembangannya, tanpa merugikan lingkungannya.
Nah, tantangan orang tua adalah bagaimana menerapkannya. Apalagi kadang perasaan suka nggak tega itu membuat disiplin ke batita nggak diterapkan. Yang terpenting, memegang kunci mendisiplinkan anak seperti yang disarankan Diana Milne, spesialis perkembangan manusia dari University of Missouri Outreach and Extension, Amerika Serikat. Apa saja?
1. Ciptakan Lingkungan Bebas MasalahKalau si kecil melakukan kesalahan, pikirkan cara mencegah hal itu terulang lagi, Bun, dengan menyiasati lingkungan di sekitar. Jadi kita nggak bolak-balik melarang. Misalnya saja koleksi barang pecah belah jangan diletakkan di tempat yang mudah dijangkau si kecil.
2. Biarkan Selama Nggak BerbahayaSebaiknya jangan terlalu banyak aturan, Bun. Abaikan perilaku yang menjengkelkan asal tidak membahayakan.
Kalau anak mengacak-acak lemari pakaian, tarik napas yang dalam, Bun, biar kita tenang kemudian meninggalkannya. Kalau kita terlalu reaktif, si kecil akan melakukannya lagi untuk menarik perhatian kita.
 Tips Menerapkan Disiplin pada si Batita/ Foto: M. Zaky |
3. Alihkan PerhatianSebelum melarang ini itu, alihkan dulu perhatian si kecil dari hal yang nggak kita inginkan. Misalnya saja ia memainkan ponsel milik kita. Sebelum mengambilnya, sodorkan mainan atau ajak si kecil melakukan kegiatan lain. Si kecil mungkin awalnya akan menangis, tapi ia akan segera melupakannya.
4. Beri Perhatian pada Perilaku PositifBerikan hadiah pelukan, pujian, dan senyum kalau si kecil bertingkah manis. Jangan menjadi orang tua yang senangnya mencari dan membicarakan kesalahan anak melulu. Cobalah beri perhatian karena perhatian itu hadiah yang mendorong perilaku positif.
5. Beri Kebebasan TerbatasAnak perlu kebebasan untuk mencoba. Tapi, keselamatan dirinya dan orang lain juga penting Bun. Jadi berusahalah agar keduanya berjalan.
Jangan kurung si kecil tapi jangan juga membiarkannya berkeliaran sesukanya tanpa mengamankan dahulu seisi rumah. Biarkan berinteraksi dengan anak-anak lain tapi tangannya jangan sampai menyakiti.
(Nurvita Indarini)