Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Bingung Bagaimana Menghidupi Anak, Aku Nyaris Bunuh Diri

Amelia Sewaka   |   HaiBunda

Rabu, 02 May 2018 17:00 WIB

Kadang hidup terasa begitu berat, nyaris nggak kuat...
Bingung Bagaimana Menghidupi Anak, Aku Nyaris Bunuh Diri/Foto: Amelia Sewaka
Jakarta - Hidup sebagai single parent untuk perempuan yang merasa nggak punya kemampuan apapun tentu berat banget. Ya, saat semua beban ditanggung sendiri dan tidak punya tongkat penyangga. Inilah yang dialami Titik Makmuriah.

Semua bermula saat dirinya masih sangat muda. Umurnya waktu itu 19 tahun. Seorang pria yang mengaku masih perjaka meminangnya, mengajaknya menjalani bahtera rumah tangga bersama. Tanpa pikir panjang Titik pun mau saja.

Setahun kemudian mereka dikaruniai seorang putri. Kebahagiaan itu terasa lengkap. Tapi nggak disangka, Bun, si suami berdusta. Ternyata suami Titik sudah punya keluarga saat menikahinya. Karena pernikahan diam-diam dengan Titik ketahuan, sang suami pun memilih berpisah dan kembali pada keluarganya.

Hancur banget perasaan Titik saat itu. Dia merasa dicampakkan begitu saja. Berkali-kali dia pun menyalahkan diri sendiri karena bisa dibodohi untuk urusan pernikahan yang harapannya sekali saja seumur hidup.

Titik pun bingung mencari pekerjaan ke sana ke mari. Karena nggak punya keahlian, dia pun mencari pekerjaan serabutan. Merasa beban hidupnya begitu berat, Titik Muda bahkan nyaris bunuh diri, Bun. Ingat bayi kecil yang bakal sebatang kara jika dirinya pergi, Titik pun menguatkan diri.



"Iya mau mati aja bawaannya. Dulu nyari duit tuh susah, sampai saya jualan kopi bawa termos yang perharinya pemasukan nggak seberapa, yang dijual di basement-basement buat supir. Itu hal yang paling saya ingat," kata Titik saat ngobrol dengan HaiBunda.
Bingung Bagaimana Menghidupi Anak, Aku Nyaris Bunuh DiriKetika beban sudah tak sanggup lagi dipikul, Titik ingin bunuh diri. Foto: Ilustrasi thinkstock

Dia juga menambah penghasilan dengan menjadi asisten rumah tangga, juga sempat jadi babysitter atau pengasuh. "Ya karena nggak punya pekerjaan tetap dan nggak punya kenalan," papar Titik saat ngobrol dengan HaiBunda.

Hingga suatu ketika ada salah satu pelanggan Titik yang punya salon dan meminta dirinya belajar di salon tersebut. "Nah, saya belajar tuh meni-pedi, ternyata kok nyaman ya di salon dapat gaji pokok, dapat tip atau bonus juga terus bersih cantik dan duitnya banyak juga," kata Titik sambil tertawa.

Kehidupan Mulai Membaik

Perlahan kerja keras Titik mulai terlihat. Kehidupannya mulai membaik dan dia bahkan bisa membuka salon sendiri. Seiring waktu berlalu ibu tiga anak ini kemudian bergabung dengan layanan salon online sebagai trainer.

"Setelah saya bergabung satu bulan kok berasa enak ya cari duit. Nah, dari situ saya ajak-ajakin deh teman-teman untuk gabung sekaligus saya ajarin biar bisa masuk Go-GLAM," ungkap Titik.

Untuk menjadi seorang trainer bukan dijalani Titik dalam waktu singkat lho, Bun. Tentunya dia nggak akan dipercaya sebagai trainer kalau nggak banyak mengenyam ilmu dari beberapa latihan dan kursus yang ia jalani sebelumnya.



"Dari awal udah saya niatin ikut pelatihan, seminar dan lainnya. Dulu sempat sih kuliah cuma nggak lulus karena biayanya nggak cukup. Sekarang agak nyesel makanya saya ambil yang cepat-cepat aja kayak seminar sama workshop. Karena saya mau sekolah lagi dan kebetulan ada yang mau danain salah satu customer, karena dia melihat yang saya lakukan bisa dipakai ke orang banyak. Makanya dia mau danain," papar Titik yang pernah meraih gelar 'talent paling berjasa' dan 'talent favorit' dari Go-JEK.

Dari kerja kerasnya, Titik bisa membeli sepeda motor, mendaftar umrah bersama sang ibu, bisa kredit rumah, dan terutama membayar uang sekolah dan keperluan anak-anaknya dengan lancar.

Nggak cuma perubahan ekonomi saja yang Titik rasakan, tapi juga secara sosial, Bun. Kalau dulu Titik tidak mengenal siapa-siapa, sekarang dia jadi kenal banyak orang, termasuk pejabat dan artis.

"Dulu kalau ketemu pejabat rasanya segan gitu, sekarang mereka menyapa udah kayak teman aja dan mereka juga nggak sungkan kasih lebih jadi buat kita tuh lebih happy," sambung Titik.

Dukungan Keluarga
Bingung Bagaimana Menghidupi Anak, Aku Nyaris Bunuh DiriKehidupan Titik beranjak baik dari segi finansial dan rumah tangga. Foto: Ilustrasi Thinkstock
Sekarang Titik sudah menikah lagi. Suaminya bekerja sebagai tukang bengkel las. Kini mereka hidup dengan tiga anak. Si anak sulung duduk di bangku SMA, anak kedua masih kelas 1 SD, dan yang terakhir berusia 6 tahun.

Meski bekerja, Titik mengaku bisa mengurus keluarga dengan baik. Ini karena waktu kerjanya fleksibel. "Saya bisa momong dulu, masak buat anak-anak juga, pagi bisa beberes dulu. Kalau komplain dari mereka, saya dilarang ambil orderan malam aja sih," sambung Titik.

Titik bersyukur sang suami juga sangat mendukung karirnya, mereka saling pengertian, kalau suami dirasa lagi dapat sedikit Titik tetap bersyukur tapi kalau suami lagi dapat projek besar dan harus keluar kota, maka Titiklah yang mengalah.

Pengalaman selama tujuh tahun single parent tanpa bekal kemampuan apa-apa benar-benar menjadi pelajaran bagi Titik. Karena itulah, Titik bersikeras bisa membantu ibu-ibu lainnya agar lebih punya skill yang mumpuni.

"Jangan sampai wanita itu bodoh, nggak punya keterampilan akhirnya kayak saya, korban. Karena saya nggak tahu apa-apa, nggak punya skill ya bisanya cuma bersih-bersih rumah," tambah Titik.

"Kalau mau mengubah hidup harus dicoba," imbuh Titik.

(Nurvita Indarini)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda