Jakarta -
Bikin pos-pos pengeluaran dana memang penting biar pemasukan kita tiap bulan jelas juntrungannya. Nah, kalau semua sudah ada posnya dengan baik, jangan lupa, Bun, untuk menyiapkan dana darurat dalam
keuangan keluarga.
"Selain dana pendidikan, harus ada dana darurat yang penting juga buat keluarga," kata financial planner dan founder ZAP Finance, Prita Ghozie, dalam Cerita Bunda bersama Sinarmas MSIG Life 'Perlukah Membedakan Investasi Anak Sesuai Usianya Sebagai Parenials?' yang digelar di Beranda Kitchen, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (12/5/2018).
Lalu jumlah dana darurat berapa ya? Prita bilang dana darurat bukan berapa kali gaji kita tapi dilihat dari biaya hidup. Umumnya Prita menyarankan dana darurat yang dialokasikan mulai dari tiga kali biaya rutin bulanan.
"Pertimbangannya kalau orang putus kerja setidaknya punya waktu tiga bulan lagi untuk mendapatkan pekerjaan baru," sambung Prita.
Nah, kalau kerja sendiri alias bukan karyawan, maka idealnya dana darurat adalah 12 kali biaya rutin bulanan. Jadi logikanya keluarga akan aman setidaknya dalam waktu satu tahun.
"Jangan sampai terganggu sekolah anaknya saat orang tuanya kenapa-kenapa," imbuh Prita.
Jangan lupa juga ya, Bun, untuk menyiapkan asuransi jiwa untuk penanggung
keuangan keluarga. Prita menyarankan saat penghasilan si penggung keuangan keluarga meningkat, baiknya asuransi jiwanya dinaikkan. Kenapa? Karena semakin bertambah tahun beban si penanggung keuangan keluarga ini juga makin tinggi.
Gimana pilih asuransi jiwa yang bagus? Soal bagus dan nggak itu relatif ya, Bun, karena yang ditawarkan beda-beda. Menurut Prita premi tentu beda sesuai usia dan risiko pekerjaan. Karena itu kita perlu banding-bandingkan saat ada penawaran asuransi jiwa.
Gimana untuk anggota keluarga lainnya? Yang disiapkan adalah asuransi kesehatannya. "Kalau karyawan ada asuransi kesehatan dari tempat kerja, maka hanya perlu menambah BPJS," imbuh Prita.
(Nurvita Indarini)