Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Begini Rasanya Ketika Ibu Mengalami Depresi Pasca Melahirkan

Amelia Sewaka   |   HaiBunda

Selasa, 05 Jun 2018 08:50 WIB

Berbagai perasaan yang nggak mengenakkan dialami seorang ibu dengan depresi pasca melahirkan.
Begini Rasanya Ketika Ibu Mengalami Depresi Pasca Melahirkan/ Foto: thinkstock
Prince Edward Island, Kanada - Depresi pasca melahirkan pastinya bisa mengganggu keseharian seorang ibu. Berbagai perasaan dan kondisi nggak mengenakkan dapat dialami ibu dan ini bisa membuat ibu nggak nyaman. Padahal, ada si kecil yang baru lahir dan butuh banget perhatian bundanya.

Saat depresi pasca melahirkan terjadi, berbagai keluhan bisa dialami bunda. Nah, berikut ini curahan hati beberapa orang ibu yang pernah mengalami depresi pasca melahirkan.



1. 'Aku Selalu Menangis'
Begini Rasanya Ketika Ibu Mengalami Depresi Pasca MelahirkanAmanda selalu ingin menangis terus. Foto: Ilustrasi Thinkstock

Amanda Spidel, seorang ibu yang mengalami kesulitan hamil anak pertamanya. Setelah anaknya lahir, rasa stres Amanda malah jadi kecemasan. Nggak lama, rasa cemas itupun berubah menjadi depresi pasca melahirkan yang disebut memengaruhi sekitar 14 persen ibu baru.

"Saya nggak berharap apapun selain ingin bersyukur, tapi itu sulit. Bayi saya menangis setiap saat dan ada suatu momen di mana itu sangat sulit buat saya. Harusnya saya bahagia tapi nyatanya tidak, karena si kecil menangis terus," kata Amanda dilansir CBS News.

Saat ini Amanda (32) tengah menunggu kelahiran anak ketiganya. Ia nggak segan lho, Bun, untuk berbagi pengalaman depresi pasca melahirkannya dengan harapan dirinya bisa menolong ibu baru yang mengalami hal serupa.

"Sangat sulit mengakui bahwa ada yang salah pada diri saya dan itu perlu diperbaiki. Ini penyakit dan saya sakit," tutur Amanda.

Depresi pasca melahirkan adalah gangguan depresi yang terjadi setelah melahirkan. Ini bisa berefek pada kesedihan yang sangat dalam atau kecemasan dan biasanya terjadi di tahun pertama setelah melahirkan. Depresi pasca melahirkan bisa berlangsung bulanan atau bahkan tahunan. Depresi juga bisa terjadi selama kehamilan atau depresi peripartum. Kondisi ini lebih serius dari 'baby blues' di mana ibu merasa sedih dan cemas dalam berminggu-minggu.

2. 'Hidup Saya Seperti Seperti Roller Coaster'

Begini Rasanya Ketika Ibu Mengalami Depresi Pasca MelahirkanPerasaan bagai roller coaster. Foto: Ilustrasi Thinkstock

Seorang ibu bernama Emily Myers juga nggak kalah berjuang menghadapi depresi pasca melahirkan. Ibu dua anak ini sering merasa ketakutan bahwa di antara ia atau anaknya akan sakit kalau ia salah bertindak. Bahkan ibu berusia 26 tahun ini sering banget cuci tangan, saking seringnya malah membuat tangannya lecet hingga berdarah. Duh...

"Setiap hari seperti roller coaster buat saya. Kadang saya merasa marah, nggak sabar. Saya nggak bisa membayangkan kesenangan di sekitar saya," tutur Emily.

Emily yang sering bertemu dengan dokter keluarga dan terapisnya di the Richmond Centre di Charlottetown mengaku semua yang dihadapinya akan berujung kecemasan.

"Ketika bertemu dokter jujur saya berpikir macam-macam. Gimana kalau saya punya masalah mental yang nggak saya sadari seperti bipolar atau skizofrenia? Memikirkan hal itu membuat saya stres," imbuh Emily.



3. 'Kecemasan Itu Luar Biasa'
Begini Rasanya Ketika Ibu Mengalami Depresi Pasca MelahirkanSelalu merasa cemas. Foto: Ilustrasi (thinkstock)

Kemudian ada ibu bernama Katie Kavulla. Dengan kelahiran anak ketiganya, ia kelelahan secara fisik maupun emosi. Sebenarnya, Katie udah merasa ada tanda-tanda depresi pasca melahirkan setelah melahirkan anak keduanya. Tapi, gejala ini makin terasa saat anak ketiganya lahir.

"Level kecemasan saya sangat meningkat. Saya sering kepanasan, berkeringat dan mudah tersinggung. Dan kegelisahan itu terus berlanjut hingga di malam hari saya sulit tidur karena banyak yang saya pikirkan," tutur ibu dari Seattle ini, dikutip dari Parents.

Akhirnya setelah banyak ngobrol dengan profesional Katie menyadari dirinya mengalami gangguan kecemasan pasca melahirkan yang sering disebut 'sepupu'nya depresi pasca melahirkan. Menurut American Pregnancy Association, nggak seperti depresi pasca melahirkan yang bisa membuat ibu mengalami kesedihan ekstrem bahkan ketidaktertarikan pada bayinya, kecemasan pasca melahirkan ini sangat tampak jelas pada ibu dengan segala kekhawatirannya.

"Kalian akan terus khawatir dan gelisah. Saya rasa kecemasan pasca melahirkan telah menghilangkan keseimbangan dan ketenangan pikiran yang normal, sedangkan depresi pasca melahirkan lebih menghilangkan hati atau perasaan," kata Sarah Gottfried, MD, penulis buku The Hormone Cure.


Psikolog yang berbasis di Charlottetown, Ken Pierce, ini mengatakan orang tua cenderung hanya mempersiapkan keperluan bayi tapi lupa menyiapkan kondisi mentalnya sebagai orang tua.

"Mereka beli popok, tempat tidur bayi dan lainnya. Tapi, mereka tidak sadar bahwa menjadi orang tua adalah pengalaman dualistik yang kadang bisa jadi menyakitkan," tutur Ken.

Menurut American Psychiatric Association (APA), setiap ibu baru punya risiko mengalami depresi pasca melahirkan sebesar 14 persen. Depresi pasca melahirkan kemungkinan besar berkembang pada seorang ibu yang berusia di bawah 19 tahun dan dengan tingkat pendidikan plus pendapatan rendah.

Peluang ini makin meningkat jika ibu tersebut memiliki riwayat depresi pribadi sebelumnya atau di keluarga. Kurangnya dukungan keluarga juga bisa meningkatkan risiko ibu kena depresi pasca melahirkan. (rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda