Jakarta -
Lalu Muhammad Zohri adalah pemuda yang berhasil meraih medali emas dalam kejuaraan dunia lari jarak 100 meter untuk kategori usia di bawah 20 tahun di Finlandia. Sudah pasti, prestasi Lalu Muhammad Zohri patut diacungi jempol.
Bagaimana tidak,
Lalu Muhammad Zohri yang merupakan anak yatim piatu dan kebetulan bukan dari kalangan mampu bisa menunjukkan potensi luar biasanya. Terlebih untuk jadi juara, apalagi tingkat dunia, pasti butuh latihan, komitmen dan semangat pantang menyerah. Semangat inilah yang patut kita jadikan contoh ke anak-anak kita ya, Bun.
Suka sedih nggak sih, melihat anak yang gampang menyerah sebelum mencoba melakukan sesuatu? Belum lagi gen Z yang cenderung menyukai hal yang instan baik soal prestasi atau eksistensi. Padahal semua itu butuh proses. Semuanya butuh konsistensi, merasakan gagal untuk bangkit dan pastinya perjuangan.
Sebagai orang tua, sebisa mungkin kita perlu memfasilitasi anak untuk mengembangkan potensinya. Memfasilitasi anak termasuk mengikutkan mereka les tambahan atau kursus sesuai keinginannya. Tapi pernah nggak, Bun, di tengah jalan anak mulai uring-uringan menjalaninya? Nah, sebenarnya perlu nggak sih memberikan anak kursus dan kegiatan untuk mengembangkan kemampuan anak, meskipun anak sendiri nih yang minta dileskan ini itu?
"Pemberian les tambahan akademik harus sesuai kebutuhan. Jika anak mampu belajar sendiri tidak perlu les tambahan karena akan terlalu over memfasilitasi. Tapi kalau memang kemampuan belajarnya minim tak masalah diberi les tambahan," kata psikolog klinis, Christina Tedja.
Psikolog yang akrab disapa Tina ini menambahkan untuk les di luar akademik seperti balet, piano, olahraga dan lainnya harus sesuai dengan minat
anak. Bahkan pemberian les seperti ini sebisa mungkin sejak usia dini untuk melihat sebesar apa minat anak. Menurut Tina, pada dasarnya anak bukan malas hanya saja mereka belum mengerti apa-apa dan banyak ingin mencoba.
"Nah orang tua silakan memberi pengalaman pada anak sehingga anak merasakan apakah dia cocok dalam bidang tersebut atau tidak. Nanti setelah dicoba orang tua perlu melihat apakah minat tersebut berkembang atau tidak," tutur psikolog yang berpraktik di Ciputra Medical Center.
Jika anak dirasa tidak berkembang maka les itu nggak perlu diteruskan, Bun. Sebab bisa jadi anak memang tidak minat dalam bidang itu. Kan kalau anak tidak coba dia nggak tahu apakah suka hal itu atau tidak. Tapi ketika sudah belajar beberapa saat, apalagi usia anak sudah lumayan besar barulah anak diajarkan untuk lebih komit pada bidang yang ia pilih agar ada peningkatan dalam kemampuannya.
Tina menambahkan, mengurangi fasilitas dari orang tua juga bisa membawa dampak kemandirian bagi anak. Namun, ada beberapa hal yang perlu diwaspadai nih, Bun. Seperti untuk anak yang masih terlalu kecil dan masih perlu pengawasan, baiknya jangan 'dilepas' sendirian saat pergi ke tempat les.
(aml/rdn)