Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Bukan Ngomel-ngomel, Ini 3 Tips agar si Kecil Jadi Anak Penurut

Melly Febrida   |   HaiBunda

Kamis, 02 Aug 2018 15:31 WIB

Supaya anak nurut dengan apa yang kita katakan, nggak perlu dengan ngomel-ngomel kok, Bun. Coba deh tiga cara ini.
Bukan Ngomel-ngomel, Ini 3 Tips agar si Kecil Jadi Anak Penurut/ Foto: thinkstock
Jakarta - Sebagai seorang ibu rasanya senang banget deh ketika anak-anak nurut. Ketika diberi tahu sekali aja mereka langsung melakukan yang diminta. Ya, saya nggak perlu ngomel-ngomel, menarik urat, dan nggak ada drama di antara kami.

Walaupun, kadang saya dan suami juga pernah sih sampai ngomel-ngomel supaya anak mau nurut dan melakukan sesuatu. Bunda juga mengalami hal sama dengan saya? Nah, menurut Dr Randy Cale, ahli parenting, penulis, pembicara, dan psikolog berlisensi Clifton Park ngomel-ngomel nggak terlalu efektif bikin anak nurut pada kita, Bun.

"Saat mengadakan konseling dengan orang tua saya sering meminta mereka menjauhkan telepon genggam dan gadget ketika mereka di rumah, berkumpul bersama keluarga," kata Randy.

Dalam sebuah video pengamatan, Randy bilang umumnya orang tua harus mengulang lima sampai sepuluh kali supaya anak mau melakukan sesuatu. Nah, di setiap pengulangan nada bicara orang tua makin kencang, volume meninggi bahkan bahasa yang digunakan makin mengancam.



"Sekali lagi, ini bukan sistem pengasuhan. Ini hanya omelan, dan itu hanya akan menyebabkan frustrasi," kata Randy seperti dilansir laman Saratogian. Ketimbang ngomel-ngomel, Randy merekomendasikan beberapa hal supaya anak mau mendengarkan omongan kita dengan hanya sekali berucap.

1. Jangan Cuma Berkata, Tapi Contohkan

Randy bilang mengulang meminta anak sesuatu nggak akan ada gunanya selama orang tua hanya menyuruh aja. Artinya, anak juga butuh contoh, Bun. Contoh itu tak hanya diberi orang tua ketika kita ingin anak melakukan sesuatu.

Tapi, dalam keseharian kita juga melakukan apa yang seharusnya anak lakukan. Jangan lupa, sampaikan alasan mengapa kita harus melakukan hal itu. Sehingga, ketika anak kita minta melakykan suatu hal, cukup sekali omong dan mereka akan melakukannya.

Misalnya saja, kita ribut menyuruh anak mandi karena sudah sore tapi Bunda atau Ayah sendiri belum mandi dan malah asyik nonton TV. Bila seperti itu, jangan harap anak akan segera angkat badan dan menuju kamar mandi, Bun.

Bukan Ngomel-ngomel, Ini 3 Tips agar si Kecil Jadi Anak PenurutBukan Ngomel-ngomel, Ini 3 Tips agar si Kecil Jadi Anak Penurut /Foto: dok.HaiBunda


2. Beri Alasan, Terapkan Aturan, Tegas, dan Konsisten

Buatlah aturan tentang aktivitas di rumah dan beri alasan ke anak mengapa aturan tersebut perlu. Saat aturan sudah disepakati dan kita mengingatkan anak untuk menaati aturan namun tak digubris? Saatnya melakukan tindakan dan butuh ketegasan, Bun. Misalnya, kita sepakat anak main gadget selama 30 menit. Sebelum waktu habis Bunda dan Ayah sudah mengingatkan mereka. Saat waktunya habis, tapi anak nggak segera menyudahi aktivitas nge-gadgetnya, Randy bilang nggak ada salahnya ambil gadget anak.

Ya, terlebih anak usia sekolah mereka umumnya sudah paham dengan aturan. Di sini, bersikap tegas dan konsisten amat diperlukan. Soalnya, kalau orang tua nggak konsisten maka anak bisa menganggap remeh apa aturan yang sudah disepakati bersama.

Bukan Ngomel-ngomel, Ini 3 Tips agar si Kecil Jadi Anak PenurutBukan Ngomel-ngomel, Ini 3 Tips agar si Kecil Jadi Anak Penurut /Foto: dok.HaiBunda


3. Beri Konsekuensi

Jangan takut memberi konsekuensi buat anak. Apalagi, sebelumnya kita sudah menyepakati aturan. Ingat, kensekuensi ini berlaku untuk seluruh anggota keluarga lho. Misalnya buat aturan main gadget hanya dari jam 20.30 sampai 21.00 karena jika terlalu lama jam tidur akan makin larut. Jika aturan ini dilanggar, keesokan harinya pihak yang melanggar nggak mendapat jatah main gadget.

Kata psikolog anak dan remaja dari RaQQi Human Development and Learning Centre, Ratih Zulhaqqi, membiasakan anak menerima konsekuensi dari apa yang diperbuatnya mendidik mereka ketika dewasa bisa mampu menghadapi konsekuensi dari tiap perbuatan dan pilihan yang diambil. Selain itu, kata Ratih anak nggak akan lari karena dia terbiasa bertanggung jawab.

"Intinya lakukan sesuai dengan apa yang udah kita bilang. Dengan kita melakukan itu, akhirnya anak jadi punya integritas. Apa yang dia bilang itulah yang dia lakukan. Apa yang anak ucapkan itulah yang dia lakukan, dia buktikan," kata Ratih.

(rdn/rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda