Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

7 Mitos dan Fakta tentang Alat Kontrasepsi IUD

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Jumat, 02 Nov 2018 09:10 WIB

Jangan sampai 'tersesat' menentukan alat kontrasepsi. Yuk, 'kupas' mitos seputar alat kontrasepsi IUD.
7 Mitos dan Fakta tentang Alat Kontrasepsi IUD/ Foto: thinkstock
Jakarta - Merencanakan keluarga sama sulitnya saat menentukan alat kontrasepsi. Ada keraguan dan ketakutan saat memutuskan memakai alat kontrasepsi terutama yang ditanam di dalam tubuh seperti IUD. Padahal, dr Tirsa Verani, SpOG dari Rumah Sakit Brawijaya Antasari mengungkapkan IUD merupakan alat kontrasepsi jangka panjang yang memiliki tingkat efektivitas tinggi sebanyak 99 persen.

Nggak hanya itu, menggunakan IUD dapat membuat wanita merasa lebih nyaman dan aman, karena kontrasepsi ini memiliki rentang waktu yang lama mulai dari 3 bahkan hingga 10 tahun. IUD juga bisa digunakan oleh ibu menyusui dan mengganggu kesuburan," kata dr Tirsa dalam keterangan tertulis DKT yang HaiBunda terima.

Lalu, apa saja 7 mitos dan fakta tentang IUD yang beredar? Berikut penjelasan dr. Tirsa Verani SpOG.

1. Pemasangan IUD itu sakit

Faktanya, soal sakit itu relatif. Tapi sebenarnya hal ini lebih ke soal kenyamanan saja. Jadi pilihlah dokter/bidan yang membuat Bunda nyaman berkomunikasi dengannya. Perlu diketahui, kalau IUD memiliki ukuran kecil, hanya sekitar 3 cm. Waktu pemasangannya juga sangat singkat.

"Asalkan Anda nggak tegang dan takut. Anda harus berada dalam posisi rileks sehingga otot-otot vagina dan rahim menjadi kaku. Sebaiknya pemasangan IUD dilakukan selama masa haid atau setelah masa nifas, karena pada saat ini otot-otot rahim cenderung lebih lunak dan kondisi rahim sedikit lebih terbuka," ujar dr Tirsa.

2. IUD bisa berpindah tempat

Faktanya, IUD memang bisa sedikit bergeser atau miring dari posisinya semula di dalam rahim, tetapi pergeserannya sangat sedikit. Hal ini bisa terjadi karena tekanan otot rahim, dan ini normal. Kuncinya adalah rajin berkonsultasi dengan dokter dan bidan minimal 6 bulan atau setahun sekali.

7 Mitos dan Fakta tentang Alat Kontrasepsi IUD7 Mitos dan Fakta tentang Alat Kontrasepsi IUD/ Foto: thinkstock


3. IUD memengaruhi siklus haid

Mitos ini ada benarnya, tetapi berbahaya. Yang terjadi hanyalah reaksi pada awal pemasangan, di mana tubuh Bunda sedang menyesuaikan, jadi bisa terjadi perubahan dalam siklus haid. Jangan khawatir, ini hal yang wajar. Karena normalnya tubuh manusia akan mencari keseimbangan baru jika ada stimulan. Jangan lupa kontrol berkala dengan bidan atau dokter.

4. IUD bikin hubungan suami istri nyaman

Faktanya adalah ketidaknyamanan hubungan suami istri dan IUD memang ada korelasinya, tapi sangat bisa dicegah. Hal ini lebih dikarenakan oleh ukuran benang IUD yang terlalu panjang atau pendek. Benang ini bisa diatur panjangnya oleh dokter dan bidan, jadi jangan ragu untuk mengomunikasikannya kepada dokter dan bidan. Jika terlalu panjang, benang bisa dipotong.

7 Mitos dan Fakta tentang Alat Kontrasepsi IUD/ 7 Mitos dan Fakta tentang Alat Kontrasepsi IUD/ Foto: thinkstock


5. IUD bisa mengganggu produksi ASI

Beberapa IUD nggak mengandung hormon, sehingga nggak akan mengganggu produksi ASI. IUD yang mengandung hormon progesteron saja juga nggak akan mengganggu produksi ASI.

6. IUD bisa berkarat atau lengket di dalam rahim

Selama digunakan masih dalam batas perlindungannya dan lewat dari waktu yang ditentukan, maka IUD akan berkarat dan akan lengket di rahim.

7 Mitos dan Fakta tentang Alat Kontrasepsi IUD/ 7 Mitos dan Fakta tentang Alat Kontrasepsi IUD/ Foto: thinkstock
7. IUD bisa dilepas sebelum masa perlindungan habis

IUD boleh dilepas kapan saja sebelum masa perlindungan habis. Jika pasangan memutuskan untuk hamil saat sedang dalam masa perlindungan, IUD bisa dilepas dan bisa hamil setelahnya, karena IUD mengganggu kesuburan. Supaya lebih nyaman saat
pelepasannya, sebaiknya IUD dilepas saat menstruasi.

"Karena saat ini mulut rahim sedikit terbuka dan otot-otot vagina dalam kondisi lemas," kata dr Tirsa. (aci/nwy)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda