Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Cerita Kerinduan Raffi Ahmad pada Almarhum Ayah Tercinta

Ratih Wulan Pinandu   |   HaiBunda

Minggu, 27 Jan 2019 15:08 WIB

Raffi mengaku rindu pada almarhum ayahnya. Dia mengenang hari terakhir menjelang kepergian sang ayah untuk selamanya.
Kerinduan Raffi Ahmad pada ayah/ Foto: Noel/detikHOT
Jakarta -

Kerinduan anak pada orang tua dirasakan Raffi Ahmad pada amarhum ayah tercintanya, Munawar Ahmad. Lewat Instagram, suami Nagita Slavina itu mencurhakan isi hati yang sedang mengenang kepergian sang ayah pada Juli 2006 silam.

Sudah hampir 12 tahun, namun Raffi masih mengingat jelas cerita jelang kepergian Munawar untuk selamanya, Bun. Diungkap Raffi ahmad jika sang ayah meninggal saat sendirian di rumah. Tentu sedih ya, Bun jika tidak bisa mendampingi orang tercinta di akhir hayatnya.

"Jadi inget Almarhum Papa yang meninggal dunia saat dirumah, kebetulan baru sekali itu terjadi mungkin seumur umur kita semua istri/anak-anaknya pas tidak ada didalam rumah (raffi di jkt) (mama dan adik" menginap di rumah Nenek dan papa (alm) mengantarkan Mama dan Adik" malam itu ke rumah Nenek," tulis Raffi.


Sang ayah, memilih untuk kembali ke rumahnya malam itu juga. Lambaian tangan Munawar kepada adik dan mama, seperti sebuah firasat untuk yang terakhir kalinya. Diungkap Raffi, jika hari itu ternyata menjadi kesempatan terakhir mereka berjumpa.

"Sampe gerbang pintu rumah Mamih dan melambaikan tangan seperti lambaian tangan terakhir kepada Mama dan Adik")dan setelah itu Papa (alm) pulang ke rumah dan beliau mencuci mobil kesayangannya yg sampai sekarang mobil kesayangannya masih saya simpan ,setelah itu beliau mengunci pagar mengunci pintu rumah dan masuk keadalm rumah dan tidak lama itu Papa (Alm) meninggalkan kita dalam kesendirian."

Cerita Kerinduan Raffi Ahmad pada Almarhum Ayah TercintaRaffi Ahmad ungkap kerinduan pada ayah/ Foto: Instagram

"Sepertinya Beliau mengisyaratkan kita keluarga smua bahwa Beliau pergi untuk selamanya tanpa mau dilihat/merepotkan keluarganya dan meninggalkan kita semua dengan tenang untuk selamanya ...kini hanya doa yang bisa kita panjatkan untuk Papa (Alm) disana."

Kita doakan agar almarhum khusnul khatimah ya. Sedih ya, Bun, membaca kisah Raffi yang kehilangan ayahnya di usia 21 tahun. Sebagai seorang remaja, kala itu tentu Raffi masih butuh dukungan sang ayah dalam mencari jati dirinya. Namun, takdir membawa laki-laki asal Bandung itu mau nggak mau jadi tulang punggung keluarga.

Kehilangan figur ayah di usia muda dapat mempengaruhi psikologis seorang anak. Melansir The Conversation, beberapa penelitian menunjukan ketidakhadiran ayah akan membuat anak laki-laki lebih cepat mengalami pubertas atau justru sebaliknya.

Salah satu yang mungkin menjadi penyebab kebingungan adalah ketika ayahnya meninggal. Itu menjadi satu dari serangkaian penyebab stres. Sedangkan ulasan Owlcation menyebut jika anak yang tumbuh tanpa didampingi ayahnya, akan cenderung agresif dan cepat marah.

Selain itu, disebutkan pula jika anak yang tumbuh tanpa ayah lebih rentan terhadap tekanan emosional. "Namun untungnya, saya mampu melewati depresi ini. Saya mengalihkan ini dengan dukungan yang berkelanjutan dari teman-teman saya dan upaya mereka yang tak henti-hentinya untuk memulihan keseimbangan dalam hidup saya," tulis Michael Kismet, seorang pakar yang mempelajari prilaku manusia.

[Gambas:Instagram]

Begitu pula dengan ulasan Our Every Daily Live, yang menyebut jika anak laki-laki butuh figur ayah untuk belajar bagaimana menjadi laki-laki. Tanpa kehadiran ayah, anak laki-laki berisiko tumbuh menjadi pria yang memiliki masalah dengan prilaku, stabilitas emosi dan hubungan dengan orang lain.

"Anak laki-laki remaja mencari figur ayah untuk memberi tahu mereka apakah cukup baik menjadi untuk menjadi pria," tulis psikolog Frank Pittman.

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda