Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

rekomendasi-produk

9 Cara Relaktasi untuk Melancarkan ASI yang Sudah Kering setelah Sempat Berhenti

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Rabu, 28 Aug 2024 16:25 WIB

Ilustrasi Ibu Menyusui
9 Cara Relaktasi untuk Melancarkan ASI yang Sudah Kering setelah Sempat Berhenti/Foto: Getty Images/iStockphoto/FatCamera

Setelah berhenti sejenak beberapa waktu, ada juga busui yang kembali aktif menyusui bayinya atau disebut relaktasi. Ketahui yuk, cara relaktasi untuk melancarkan ASI yang sudah kering setelah sempat berhenti, Bunda.

Keinginan untuk melakukan relaktasi yang kuat dapat menjadi spirit tersendiri dalam memuluskan niat tersebut. Jadi, jangan patah semangat jika ingin memulai relaktasi demi memberikan nutrisi terbaik bagi Si Kecil, ya, Bunda. Dengan cara yang benar, tentunya niat tersebut bisa terlaksana dengan baik.

Apakah ASI yang sudah kering bisa keluar lagi?

Relaktasi memang tak asing bagi dunia ibu menyusui. Ini merupakan kondisi bagi sebagian ibu yang ingin memulai lagi menyusui setelah sempat berhenti sementara waktu. Saat relaktasi dimulai, artinya Bunda berusaha menstimulasi kembali produksi ASI karena sempat terhenti beberapa waktu. 

Kondisi tersebut memang tidaklah mudah dan banyak yang beranggapan jika ASI-nya tidak akan keluar lagi karena sempat stop menyusui. Tetapi, apakah benar ya, Bunda?

Ya, bagi Bunda yang ingin relaktasi, tidak perlu khawatir ya, Bunda. Karena, kemungkinan ASI keluar lagi sangatlah besar, Bunda. Ketika Bunda berniat menjalankan relaktasi, tentunya produksi ASI dapat kembali dilakukan bahkan jika Bunda belum pernah menyusui sebelumnya yang disebut dengan laktasi terinduksi seperti dikutip dari laman Baby Center.

Meski demikian, proses tersebut membutuhkan waktu dan komitmen ya, Bunda. Setidaknya, Bunda perlu memompa ASI sebanyak 8 hingga 12 kali sehari. Namun, Bunda mungkin dapat memproduksi ASI yang cukup untuk memberi makan bayi secara eksklusif. Atau Bunda mungkin dapat memproduksi cukup ASI untuk memberikan manfaat ASI kepada bayi sambil melengkapinya dengan susu formula.

Penyebab ASI kering

Berbagai kemungkinan bisa menjadi penyebab ASI kering yang dialami ibu menyusui. Berikut ini beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebabnya ya, Bunda:

1. Stres dapat menyebabkan produksi ASI menurun secara tiba-tiba. Jika Bunda menghadapi sesuatu yang sulit atau kesulitan dalam kehidupan sehari-hari, hal itu dapat menyebabkan tubuh memproduksi lebih sedikit ASI.
2. Kurang tidur juga dapat memengaruhi produksi ASI ibu menyusui. Karenanya, mendapatkan cukup tidur penting untuk mendukung tubuh saat menyusui, tetapi hal ini sering kali mustahil bagi ibu baru.
3. Menghabiskan waktu berjauhan dari bayi dapat menyebabkan penurunan produksi ASI. Produksi ASI dipertahankan dengan sering menyusui. Beberapa ibu mengalami penurunan produksi ASI secara tiba-tiba saat mereka kembali bekerja atau jika mereka jauh dari bayi mereka karena alasan lain.
4. Tidak cukup sering memompa ASI. Jika frekuensi memompa ASI tidak sesuai dengan permintaan Si Kecil, Bunda mungkin melihat produksi ASI Bunda menurun.
5. Berdiet. Penting untuk memiliki pola makan yang bergizi dan mengenyangkan saat menyusui. Bunda membutuhkan lebih banyak kalori dari biasanya untuk memicu produksi ASI, dan tidak cukup makan dapat mengganggu produksi ASI Bunda. Secara umum, sebagian besar ibu menyusui membutuhkan 450 hingga 500 kalori ekstra per hari, dengan total sekitar 2.500 kalori per hari.
6. Obat-obatan. Ada banyak obat-obatan yang aman untuk ibu menyusui, tetapi bahkan obat-obatan yang dianggap aman untuk bayi dapat mengurangi produksi ASI. 
7. Perubahan hormonal. Saat menstruasi kembali, produksi ASI mungkin berkurang selama beberapa bagian siklus Bunda. (Jika Bunda menyusui secara eksklusif, Bunda biasanya tidak akan mengalami menstruasi selama 3 hingga 6 bulan setelah melahirkan atau lebih lama.) 

Apa itu relaktasi?

Relaktasi diartikan sebagai proses memulai kembali menyusui setelah berhenti. Sebelumnya, Bunda mungkin telah berhenti selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan, atau mungkin bertahun-tahun sejak terakhir kali menyusui. Proses relaktasi sendiri sebenarnya membutuhkan waktu dan dedikasi, tetapi bisa dilakukan dengan bimbingan dari dokter atau konselor laktasi.

Saat melakukan relaktasi, Bunda mungkin akhirnya menghasilkan cukup ASI untuk menyusui bayi secara eksklusif. Atau Bunda mungkin menghasilkan cukup ASI untuk memberi makan bayi dengan ASI sambil melengkapinya dengan susu formula. Tak perlu khawatir ya, Bunda. Bahkan ASI dalam jumlah sedikit pun bermanfaat. Selain itu, relaktasi juga memungkinkan Bunda untuk memiliki hubungan menyusui dengan bayi secara lebih rekat.

Hal-hal yang mendukung relaktasi

Ada banyak faktor yang mendukung keberhasilan relaktasi yang dilakukan ibu menyusui usai jeda sementara waktu. Berikut ini beberapa hal-hal yang mendukung relaktasi agar berjalan sukses ya, Bunda:

1. Sering-seringlah menyusui. Semakin sering dan lama bayi menyusu, semakin banyak ASI yang akan diproduksi tubuh. Kemudian, susui bayi secara responsif, sesuai permintaan, dan teruskan menyusui sepanjang malam. Tubuh secara perlahan akan memproduksi lebih banyak prolaktin (hormon yang membantu laktasi) di malam hari daripada di siang hari, jadi menyusui di malam hari benar-benar lebih penting. 

2. Pastikan bayi  menyusu dengan baik. Dagunya harus menyentuh payudara, dan mulutnya harus terbuka lebar, dengan bibir bawah menghadap ke luar (lebih banyak areola yang terlihat di atas daripada di bawah mulut bayi).

3. Makan dengan baik dan tetap terhidrasi.

4. Jaga bayi agar tetap dekat jika memungkinkan. Kontak kulit ke kulit dapat membantu Bunda berdua rileks dan dapat membantu bayi menyusu dan menyusu dengan lebih efektif.

5. Susui bayi saat mereka lapar tetapi jangan terlalu kesal sehingga mereka kesulitan menyusu.

6. Susui bayi sebelum memberinya makanan tambahan.

7. Dorong produksi dan pengeluaran ASI dengan melakukan pijat payudara saat menyusui. 

8. Cobalah mengganti menyusui (bergantian menyusui yakni menyusui beberapa menit pada satu payudara sebelum beralih ke payudara lainnya, bolak-balik).

9. Cobalah memompa ASI secara sekali sehari selama beberapa hari. Ini berarti memompa selama satu jam dengan beberapa kali istirahat pendek. (Bunda dapat memompa selama 20 menit, tunggu 10 menit, memompa selama 10 menit, tunggu 10 menit, memompa selama 10 menit.)

Cobalah memompa secara berkelompok setiap kali merasa produksi ASI paling banyak. Bayi terkadang menyusu secara berkelompok saat mereka mengalami percepatan pertumbuhan, untuk meningkatkan produksi ASI dengan cepat. Pertahankan jadwal menyusui yang teratur juga. 

11. Cobalah galaktagogue (makanan atau minuman yang dilaporkan meningkatkan produksi ASI). Tidak ada bukti kuat bahwa ini berhasil, tetapi tidak ada salahnya untuk mencoba. Makanan yang direkomendasikan sebagai galaktagog meliputi gandum, barley, bawang putih, rumput laut, millet, pepaya, labu, biji wijen, dan almond. Ada beberapa bukti bahwa herba tertentu dapat membantu produksi ASI.

12. Kosongkan payudara sepenuhnya untuk mendorong produksi dan menghindari penyumbatan saluran dan infeksi. Perah ASI dengan tangan atau pompa selama beberapa menit setelah menyusui bayi Bunda.

Cara relaktasi untuk melancarkan ASI yang sudah kering setelah sempat berhenti

Untuk melakukan relaktasi, Bunda perlu melakukan dua langkah untuk memberi sinyal pada tubuh bahwa ia perlu memproduksi ASI:

1. Stimulasi puting susu sekitar 8 hingga 12 kali setiap 24 jam. Bayi umumnya paling berhasil saat diisap, meskipun relaktasi biasanya melibatkan kombinasi menyusui, memompa, dan/atau memerah dengan tangan. Susui atau pompa pada setiap payudara di setiap sesi, setidaknya 10 hingga 15 menit di setiap sisi, termasuk di malam hari.

2. Keluarkan ASI yang diproduksi payudara secara menyeluruh dan sering.

3. Jika masih ada ASI yang tersisa di payudara setelah menyusui, keluarkan dengan memerah atau memompa dengan tangan.

Cara melakukan pijat payudara agar ASI cepat keluar

Melakukan relaktasi mungkin membutuhkan proses yang tidak sebentar guna memancing produksi ASI cepat keluar kembali. Menambahkan rutinitas pijat payudara dapat menjadi salah satu upaya agar ASI cepat keluar. Simak cara melakukan pijat payudara agar ASI cepat keluar yuk, Bunda:

1. Cuci tangan di air mengalir.

2. Pilih tempat yang tenang dan nyaman (musik lembut dapat membantu), mandi air hangat atau gunakan waslap hangat pada payudara.

3. Saat ibu duduk atau berbaring di tempat tidur, goyangkan payudara dengan kedua tangan dengan lembut lalu mulailah memijat.

4. Dengan satu tangan di atas payudara dan tangan lainnya di bawah payudara, pijat dengan lembut ke depan dan ke belakang dengan arah yang berlawanan. Selanjutnya, dengan satu tangan di setiap sisi payudara, pijat dengan lembut ke atas dan ke bawah dengan arah yang berlawanan.

5. Selain itu, putar perlahan setiap payudara, menggunakan kedua tangan, dengan gerakan meremas seperti dikutip dari laman Uhhospitals.

Berapa lama biasanya proses relaktasi?

'Menyoal waktu prosres relaktasi, memang tidak ada patokan yang pasti ya, Bunda. Karena, setiap ibu memiliki durasinya masing-masing dalam relaktasi. Sebagai gambaran, setiap tubuh bereaksi berbeda terhadap upaya relaktasi.

Namun, Bunda dapat mengharapkan beberapa hasil awal dalam waktu sekitar 2 minggu setelah mencoba. Beberapa ahli percaya bahwa jumlah waktu yang dibutuhkan untuk relaktasi kira-kira sama dengan berapa lama sejak Bunda berhenti menyusui.

Dalam bukunya, Breastfeeding Answers Made Simple, Nancy Mohrbacher, IBCLC, menyimpulkan bahwa berdasarkan penelitian yang tersedia, relaktasi penuh membutuhkan waktu rata-rata sekitar 1 bulan bagi kebanyakan orang seperti dikutip dari laman Healthline.

Meski demikian, percayalah bahwa menyusui adalah proses yang lancar, fleksibel, dan menyenangkan, dan jika Bunda sebelumnya menyusui, mungkin lebih mudah dari yang Bunda kira untuk memulainya lagi.

5 Pilihan suplemen dan obat pelancar ASI

Perjuangan menjalani relaktasi tidak saja menguras energi tetapi juga waktu dan juga pikiran ya, Bunda. Tidak jarang, busui pun merasa lelah dengan proses relaktasi yang tidak langsung menunjukkan keberhasilan. Untuk itu, menambahkan suplemen dan obat pelancar ASI dalam keseharian bisa menjadi bahan pertimbangan ya, Bunda:

1. Mama bear

Teh pelancar ASI ini menyuguhkan bahan-bahan alami seperti kelor, curcuma, dan habbatussauda. Untuk mengonsumsinya, cukup seduh dan tambahkan gula atau madu sesuai kebutuhan.

2. Prenagen Lactamom

Prenagen Lactamom menandung berbagai mineral penting untuk pertumbuhan seseorang ya, Bunda. Mengandung  zat besi, kalsium, vitamin D, fosfor, magnesium, insulin, AA, DHA, Kolin serta Omega 3, 6 dan 9. Prenagen Lactamom dapat bantu meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI, pertahankan kepadatan tulang ibu dan optimalkan pertumbuhan otak Si Kecil.

3. Blackmores Pregnancy Breast Feed Gold Kapsul Lunak

Mengandung berbagai vitamin dan mineral, suplemen ini bantu penuhi segala kebutuhan nutrisi untuk ibu hamil dan juga menyusui. Bunda dapat mengonsumsi Blackmores Pregnancy Breast Feed ini sebanyak 2 kapsul per hari.

4. Lactamor FC Kaplet

Mengandung ekstrak biji fenugreek, daun katuk, vitamin B12 membuat Lactamor Fc Kaplet efektif membantu melancarkan produksi ASI. Bunda dapat mengonsumsi suplemen yang satu ini dengan dosis 3 kali sehari sebanyak 1-2 tablet. 

5. Lancar ASI

Tablet lancar ASI mengandung zat aktif daun atuk yang berrmanfaat baik untuk kesehatan ibu dan pertumbuhan bayi.  Selama masa menyusui, Bunda dapat mengonsumsi vitamin ini 3 kali sehari sebanyak 1 tablet.

Semoga informasinya membantu ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda