Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

trending

Viral Kisah Pria Jepang Punya 100 'Istri', Alasannya Bikin Haru

Yuni Ayu Amida   |   HaiBunda

Sabtu, 12 Oct 2019 16:44 WIB

Pria yang memiliki 100 istri ini rupanya punya alasan yang bikin haru. Simak kisahnya.
Viral Kisah Pria Jepang Punya 100 'Istri', Alasannya Bikin Haru/ Foto: Thinkstock
Jakarta - Seorang pria asal Jepang bernama Ishii Yuichi disebut memiliki lebih dari 100 'istri'. Hal ini pun menjadi viral, termasuk alasannya di balik keputusan tersebut.

Rupanya ia memiliki banyak anak dan istri karena bisnis yang didirikannya. Sebuah perusahaan bernama Family Romance, di mana ia bisa disewa untuk menjadi ayah maupun suami.

Ternyata, ide ini muncul pertama kali saat temannya, seorang ibu tunggal yang memiliki seorang putra meminta bantuannya. Saat itu, anak temannya tersebut mencoba masuk sekolah swasta, namun tidak bisa hanya karena tidak punya ayah.

"Saya ingin menantang ketidakadilan masyarakat Jepang, jadi saya menyamar sebagai ayahnya. itu menginspirasi ide untuk bisnis ini," ujarnya dilansir, The Atlantic

Kemudian, berlanjut pada perannya menjadi ayah dari seorang anak berusia 12 tahun. Anak tersebut di-bully hanya karena tidak memiliki ayah.

"Saya berperan jadi ayah untuk anak berusia 12 tahun yang hidup bersama seorang ibu tunggal. Gadis itu diintimidasi karena dia tidak punya ayah, jadi ibunya menyewa saya. Sejak saat itu, saya bertindak sebagai ayahnya. Saya satu-satunya ayah yang nyata yang dia kenal," jelasnya.

Viral Kisah Pria Jepang Punya 100 'Istri', Alasannya Bikin HaruIshii Yuichi. (Foto: istimewa)


Selain itu, soal identitas aslinya, dikatakannya tidak akan terungkap selama kliennya tidak mengatakan yang sebenarnya. Dia pun akan terus melanjutkan perannya, bahkan sampai sang anak menikah.

"Jika klien tidak pernah mengungkapkan kebenaran, saya harus melanjutkan peran itu tanpa batas. Jika putrinya menikah, saya harus bertindak sebagai ayah dalam pernikahan itu, dan kemudian harus menjadi kakek," ucapnya.

Meskipun ia palsu, tapi kenyataannya ia telah banyak membantu anak-anak yang di-bully hanya karena tidak punya ayah. Serta, anaknya yang menganggap dirinya ayah, kini tumbuh jadi wanita dewasa yang percaya diri. Meski demikian, kenyataan sebenarnya, Yuichi sampai saat ini belum menikah. Dia pun belajar menjadi ayah, dari film yang ditontonnya.

"Dalam kehidupan nyata, saya belum menikah. Saya tidak punya anak. Awalnya, saya tidak bisa menjadi ayah yang dia inginkan. Jadi, saya menonton banyak film tentang ayah, dan saya mengembangkan kepribadian saya melalui film," jelasnya.

Tak hanya itu, Yuichi menuturkan ia juga bisa berperan jadi suami. Ia bisa jadi suami yang penyayang, suka berpetualang, atau malu-malu, semua tergantung permintaan klien. Bahkan pernah ada klien yang memintanya untuk pura-pura jadi pengantin pria, ketika kliennya ditekan untuk menikah.

"Ada kasus ketika saya harus menjadi pengantin pria. Ada situasi di mana orang tua menekan anak perempuan untuk menikah. Jadi, mereka menyiapkan seluruh pernikahan, dan ini pernikahan palsu, dari sisi saya semua palsu," terangnya.

Tentu hal ini sebenarnya mengundang pro dan kontra ya, Bunda. Namun, lepas dari hal tersebut, kita bisa ambil sisi positifnya, yakni tentang bagaimana Yuichi mengisi peran ayah dalam kehidupan seorang anak.

Dikatakan terapis perkawinan dan keluarga Gary Brown, PhD, untuk anak perempuan, peran ayah dalam pengasuhan sangat bermanfaat, di antaranya membentuk ikatan yang kuat dengan anak dan membantu anak mengenali sumber pengasuhan, keamanan, perlindungan, penghormatan, sama dukungan yang konsisten.

"Hal-hal tersebut ketika didapat anak perempuan bermanfaat ketika dia menjelajahi dunia dan berinteraksi orang lain. Ya, walaupun di masa-masa sekolah, umumnya peran ayah secara fisik, psikologi, dan sosial lebih penting buat anak-anak," kata Brown, dikutip dari Redbook.

Selain itu, kata Brown, anak perempuan yang punya hubungan hangat sama ayahnya cenderung lebih mampu mengendalikan stres, tidak rentan depresi dan mengalami kecemasan, dan lebih mampu mengutarakan perasaannya. Studi lain juga menunjukkan bahwa anak perempuan yang dekat dengan ayahnya, membuat kehidupannya nanti lebih baik, begitu juga kesehatan fisiknya.

Simak pula cerita poligami Kiwil ini, Bunda:

[Gambas:Video 20detik]

(yun/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda